🏀4

7.8K 1.5K 221
                                    

Mungkin kalian tidak akan pernah menyangka bahwa ini benar-benar merupakan kali pertama bagi Lisa untuk pergi berkencan, terlebih lagi bersama seseorang yang ia sukai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin kalian tidak akan pernah menyangka bahwa ini benar-benar merupakan kali pertama bagi Lisa untuk pergi berkencan, terlebih lagi bersama seseorang yang ia sukai. Rasanya berdebar, gugup, namun bahagia setengah mati.

Diperpustakaan, Jungkook mengambil sebuah buku yang membahas mengenai psikologi, sementara Lisa memilih sebuah buku sastra yang sebenarnya kurang ia pahami. Mau bagaimana lagi? Tentu saja ia menekan hasratnya agar tidak memilih buku komik yang terselip pada deret paling pojok. Masih ingin menjaga image didepan seseorang yang dikagumi. Ingin tampil sempurna kendati tak dapat dipungkiri, Jungkook sudah pasti tahu mengenai kenakalan-kenakalan Lisa selama disekolah.

Lisa melirik Jungkook yang masih menatap intens pada buku psikologi tersebut. Sejujurnya, ia merasa sedikit insecure. Apa gadis seperti dirinya ini pantas bersanding dengan laki-laki setampan dan sepintar Jungkook yang merupakan siswa idaman disekolahnya? Belum ada satu jam saja, Lisa sudah merasa bosan berhadapan dengan buku ini. Ia tidak yakin apakah Jungkook akan menyukai tipe wanita yang seperti dirinya atau tidak.

Gadis itu kemudian mengeluarkan ponsel dari tas selempangnya, membuka groupchat yang ternyata sedang ramai.

Lisa : Kalian sedang membahas apa, sih?

Yugyeom : Soal Junhoe yang memasukkan tikus kecil ke dalam celana Jeongwoo.

Lisa : Hahaha really?!

Bambam : Iya, Park Jeongwoo yang merupakan anak dari guru sejarah kelas 2 itu.
Bambam : Dia menangis sampai sesegukan.

Yugyeom : Sudah pasti dia akan mengadu pada ayahnya 🤣

Lisa : Lihat saja apa yang akan dilakukan ayahnya besok.
Lisa : Mungkin kau akan menghabiskan waktu dipagi hari dengan menyapu dedaunan kering dihalaman belakang sekolah, June! Hahaha

Junhoe : Ya tinggal menyapu saja, sih.
Junhoe : Ketika guru itu pergi, maka aku akan ikut pergi 😎

Bambam : Good 😎👍

Mingyu : Lisa, kau sedang berada dimana?
Mingyu : Aku bertemu kakakmu dijalan.
Mingyu : Dia bilang kau sedang pergi dengan seseorang.

Junhoe : Wah, siapa? Siapa? 😱

Lisa : Coba tebak!

Bambam : Pasti Ahn Jungkook.

Lisa : HEH, KAU TAHU DARIMANA?!

Yugyeom : Jadi betul-betul Ahn Jungkook, ya? 😏

Mingyu : Cepat kirim lokasimu!

Lisa : Eh, kenapa?

Mingyu : SE-KA-RANG!

Jungkook mengangkat satu alis, memerhatikan Lisa yang sedari tadi mengubah ekspresi wajah beberapa kali sembari menatap layar ponsel. Apa ada hal menarik yang tersaji disana? Jungkook mendadak penasaran. Si pemuda lantas menggeser sedikit tubuhnya, mengintip--mencuri pandang pada apa yang terpampang pada benda pintar tersebut.

Jungkook tahu bahwa perbuatannya ini tak sepenuhnya benar. Namun tatkala menemukan satu nama disana, perasaan was-was sekaligus kesal lantas menjalar melalui dada menuju inti hati.

Dirinya telah berusaha untuk mengajak Lisa pergi berdua setelah mengumpulkan keberanian selama berbulan-bulan. Ketika sampai pada hari H, pikiran dan tubuhnya stagnan begitu saja--bingung harus bagaimana lagi selain mengalihkan perhatian pada buku dihadapannya.

Bukankah membaca buku itu menyenangkan? Apa enaknya menonton film di bioskop atau hang out di cafe-cafe, kalau mereka memiliki laptop yang bisa menyajikan film yang sama, sementara ia juga bahkan mampu membuat makanan dan minuman yang enak? Setidaknya itu yang Jungkook pikirkan sebelum mengajak Lisa pergi berkencan.

Namun ketika melihat Lisa yang tampak asyik memainkan ponsel sendiri, membuat Jungkook menyadari bahwa ia hanyalah laki-laki yang membosankan. Ia tidak seperti teman-teman Lisa yang selalu membuat gadis itu tertawa lepas. Lihat? Bahkan Lisa banyak tertawa dengan ponselnya. Sementara dengan dirinya? Tidak. Hanya tersaji segaris senyum saja disana. Tingkah gadis tersebut begitu kaku dan canggung. Apa Lisa merasa tidak nyaman saat bersamanya?

Ditutupnya buku psikologi dihadapannya, sebelum akhirnya Jungkook memberikan atensi penuh pada Lisa. "Sedang chattingan, ya?"

"Eh?" Lisa terkesiap sejenak, meletakkan ponselnya begitu saja diatas meja dengan posisi layar yang berada dibawah, menutup sepenuhnya. "Eung, hanya membalas pesan Mingyu. Dia menanyakan lokasi kita."

Jungkook mengerutkan dahi dalam-dalam. "Mingyu? Kenapa dia bertanya begitu?"

"Tidak tahu."

"Lalu kau kirimkan maps-nya?"

"I-iya, kupikir--"

Raut wajah Jungkook berubah, begitu sulit untuk dimengerti. Senyumannya lenyap. Tatapan lembutnya juga hilang entah kemana. Menarik napas dalam, sejurus kemudian Jungkook bangkit dari posisinya. "Ayo kita pergi."

"Kemana?" Lisa kebingungan. Mereka tidak memiliki jadwal lain selain hanya ke perpustakaan pagi ini. "Bagaimana dengan Mingyu?"

"Biarkan saja." Jungkook berkata singkat. Ia menggenggam pergelangan tangan Lisa, seolah tak ingin gadis itu menghilang dari jangkauannya.

"Tapi kita mau kemana, Jung?" Lisa benar-benar tidak mengerti. Sebenarnya ada apa dengan Jungkook? Ia menatap punggung tegap yang terlihat kokoh itu, menunggu jawaban pasti.

Sampai di area parkir, Jungkook segera memakaikan helm untuk Lisa. Ia sungguh terlihat sedikit terburu-buru, tak ingin keberadaan mereka ditemukan oleh Mingyu.

"Jungkook, kita mau kemana?" Lisa bertanya sekali lagi tatkala Jungkook telah bersiap dengan motornya. Namun Jungkook tak kunjung menjawab, bahkan hingga motor tersebut kembali melaju membelah jalan raya.

Kenapa? Ada apa? Lisa benar-benar bertanya-tanya. Kuriositas dalam dirinya seakan naik pada level tertinggi. Gadis itu kemudian kembali membuka suara, "Jung.."

"Kita akan ke rumahku." kata Jungkook. Cara bicaranya seakan menunjukkan bahwa perkataannya ini merupakan hal yang mutlak dan absolut, tak bisa diganggu gugat. "Tidak boleh ada yang mengganggu waktu kita hari ini."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Subterraneous | Lizkook✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang