01 - Oscailte

65 6 0
                                    

Ada serangkaian mimpi yang selalu diingatnya jelas.

Seperti tayangan proyektor berulang, ia datang nyaris setiap mata terpejam dan kantuk mendominasi. Gambaran itu terasa nyata, namun bukan reka adegan yang dilihatnya. Irisnya selalu menangkap gelap, seperti ia menjadi buta sedari lahir. Ada jerit kesakitan dan teriakan melengking, tapi irisnya hanya melihat kosong. Suara-suara itu bergema, menusuk gendang telinga tanpa ampun, entah berasal dari sekitarnya atau justru dari pikirannya sendiri.

Mimpi itu dipenuhi warna hitam, tapi suara-suara yang didengarnya adalah nyata, walau di sudut ingatannya yang mana pun, ia tidak mengenalnya. Mereka terasa asing, tapi terekam sempurna seolah ia mengalaminya sendiri hingga alam bawah sadarnya terus mengulangnya seperti kaset rusak.

Sesekali ada dirinya di kala masih bocah. Memeluk erat kedua lutut hingga telapak tangan terasa nyaris kebas. Warna gelap memenuhi, warna merah seperti kobaran api terlintas sekejap.

Tapi, bukankah mereka mati di tengah kecelakaan kereta?

.
.
.


Choi Beomgyu membuka kedua matanya yang sedari tadi terpejam. Derak roda kereta kuda yang membentur jalanan bebatuan mengusik tidurnya. Iris gelap memandang keluar, mendapati jalanan pinggiran kota yang mulai kosong.

Pemuda berusia tanggung itu mengerjapkan kedua matanya perlahan beberapa kali. Tubuhnya terasa kaku karena posisi tidurnya yang statis. Tiga puluh menit memang waktu yang cukup singkat, tapi bahkan lehernya sekarang terasa kebas.

Ia menarik nafasnya. Punya teman dekat yang kediamannya sangat jauh dari tempatnya memang terasa sangat menyebalkan, terutama sekali karena seringnya ia yang membutuhkannya. Lagipula tempat tinggalnya tidak bisa sembarang orang bisa masuk. Mansion milik Grand Duke Choi tidak bisa menerima tamu sesuka hati, terutama untuknya yang hanya menumpang tinggal di sana. Keberadaannya di bangunan tua itu saja sudah menimbulkan pergunjingan tanpa henti.

Lamunannya terhenti ketika kereta kuda berhenti melaju. Mansion berukuran sedang itu tidak terlalu mencolok, apalagi posisinya ada di pinggiran kota yang jarang terjamah. Bangunan dua tingkat itu bercat coklat kusam, di beberapa bagian terlihat tanaman rambat yang menggantung. Tampak biasa sekali, bahkan jika dibandingkan dengan bangunan lain di dekatnya. Andai saja jika ia tidak ingat kalau bangunan beraura suram itu adalah kediaman milik Perdana Menteri Kang, mungkin ia hanya akan mengganggapnya rumah kosong biasa yang cukup besar. Apalagi bagian belakang mansion itu berbatasan langsung dengan hutan gelap.

Ah, ngomong-ngomong, selera pria separuh baya itu memang agak aneh.

Beomgyu melangkahkan kedua kakinya menuruni kereta, sedikit menepuk debu tak kasat mata di long coat hitam yang dikenakannya. Ia membungkukkan badannya pada sang kusir lalu berbalik menghadap pagar besi berwarna putih kusam yang mengelilingi bangunan itu. Hela nafas kembali terdengar, rasanya sudah jadi seperti kebiasaan.

Tangannya mendorong pintu pagar perlahan, derit memekakkan telinga terdengar. Ia sedikit meringis. Tidak ada penjagaan di depan, pagar yang tidak terkunci dan sepi. Orang-orang mungkin sungguhan tidak akan menyangka bahwa pemilik bangunan tua ini adalah sang Perdana Menteri. Laki-laki paruh baya berwajah ramah itu memang tidak selalu berada di sini. Ia tinggal bersama sang istri di istana dan hanya pulang setiap beberapa minggu sekali. Hanya ada anak tunggal mereka dan beberapa pengurus rumah yang tinggal.

Kang Taehyun, namanya. Kalau kau bertanya apa ia tidak kerepotan hidup tanpa penjagaan seperti ini, jawabannya jelas saja tidak. Pemuda yang berusia satu tahun lebih muda darinya itu sudah lebih dari cukup untuk menjaga dirinya sendiri. Ia malah kasihan pada siapapun yang tidak tahu apa-apa malah mengincar anak itu untuk dibunuh. Bukan dirinya yang akan celaka, salah-salah malah para penyusup itu yang akan menjemput ajal lebih dulu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

An die Freude || SooGyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang