terserah padamu saja

15 8 1
                                    

Di perjalanan Sintia dan Rolan diam membisu. Sintia hanya fokus melihat keluar jendela begitu pun dengan Rolan yang tengah fokus menyetir.

Merasa hening Rolan akhirnya menyalakan radio mobil. Ia memilih saluran radio yang aktif.

'halo gaes ketemu lagi di saluran radia kesukaan kalian dimana lagi kalau bukan dia 101.7 bersama' bunyi radio yang dinyalakan oleh Rolan.

'kasus untuk saat ini gue mau ambil dari dunia percintaa, widih mantap banget kan gaes,'

"Ih bapak ngapain sih nyalain radio kayak gitu matiin," perintah Sintia tak suka

"Diam," ucap Rolan datar

Sintia pun terdiam tak mau berbicara pada Rolan karena ia tahu kalau ia menjawabnya pasti akan timbul masalah.

'Didunia percintaan sekarang ini tuh yang gue lihat sih ada yang pdkt, ada yang Sebastian, ada juga yang di tinggal pas sayang-sayangnya, ngeri banget nggak tuh,'

"Idih alay banget sih, pak udah doang matiin," amuk Sintia.

Rolan hanya terlihat bodo amat dan dia merasa senang ketika Sintia kesal.

'Jadi yang mau gue bahas itu adalah masalah Sebastian dan juga pdkt. Untuk yang Sebastian, tolong sob kasih dia kejelasan dia udah nungguin lu, udah nyaman banget deh sama elu, dia udah ngasih kode tapi lu nggak peka. Kalau lu nggak maus sama dia ya udah renggangin jarak antara lu sama dia'.

'jangan egois sob, widih gue cocok nih pakar cinta,' ucap penyiar radio dengan penuh percaya diri.

'buat yang lagi pdkt nih,  jangan terlalu lama buat pdktannya gue  karena menunggu itu sakit, nanti dia diambil orang lu malah nangis. So buruan miliki dia' ucap penyiar radio, yang sedang bertugas.

"Noh pak dengerin kalau dilama-lamain yang ada saya yang duluan ke pelaminan," ucap Sintia mengejek.

Rolan terdiam seribu bahasa ia tidak tahu harus menjawab apa pada anak murid nya tersebut.

'so  gaes  ini lagu yang cocok buat kalian yang Sebastian dan juga pdkt an, gue zoy aryenso pamit undur diri good bye'  ucap penyiar radio dengan semangatnya.

_Matamu melemahkanku
Saat pertama kali kulihatmu
Dan jujur, ku tak pernah merasa
Ku tak pernah merasa begini

Matamu melemahkanku
Saat Pertama kali kulihatmu
Dan Jujur, ku tak pernah merasa
Ku tak pernah merasa begini

Oh, mungkin inikah cinta
Pandangan yang pertama
Karena apa yang kurasa, ini tak biasa

Jika benar ini cinta
Mulai dari mana? (dari mana?)
Oh, dari mana?

Dari matamu, matamu
Kumulai jatuh cinta
Kumelihat, melihat
Ada bayangnya

Dari mata
Kau buatku jatuh
Jatuh terus, jatuh ke hati.

Dari matamu, matamu
Kumulai jatuh cinta
Kumelihat, melihat
Ada bayangnya
Dari mata
Kau buatku jatuh
Jatuh terus, jatuh ke hati

Matamu melemahkanku
Saat pertama kali kulihatmu
Dan jujur, ku tak pernah merasa
Ku tak pernah merasa begini

Oh, mungkin inikah cinta
Pandangan yang pertama_

Lagu dari Riski Febian menyibukkan dua orang yang berada dalam satu mobil terdiam.

"Ekhem...," Akhirnya Rolan herdehem untuk menetralkan kegugupan keduanya.

"Bapak kenapa? Tenggorokan bapak sakit? Kita beli obat batuk yok, didepan ada apotik berhenti di sana dulu ya pak," ucap Sintia panjang lebar.

Rolan hanya terdiam untuk sesaat

"Kenapa kamu peduli pada saya, sedangkan saya tidak peduli pada mu?," Tanya Rolan

"Bapak kan calon masa depan saya, walaupun bapak tidak mengganggap saya, setidaknya Tia peduli pada bapak walaupun kadang kepedulian saya terhadap bapak, selalu bapak abaikan," ucap Sintia tulus.

"Bukannya saya abaikan tapi berapa kali...,"

"Sudah pak seterah bapak, berhenti disini aja pak Sintia sudah sampai," ucap Sinta memotong pembicaraan rolan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

i love you sir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang