BAB 1

173 18 17
                                    

Seperti yang diketahui, dunia itu sangatlah luas dan juga besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti yang diketahui, dunia itu sangatlah luas dan juga besar. Di alam semesta yang begitu misterius ini, diperkirakan terdapat 170 miliar galaksi, mulai dari yang terkecil sampai yang memiliki ukuran raksasa.

Disetiap galaksi berisi benda - benda lain seperti bintang, lubang hitam, gas, debu, materi gelap, juga planet beserta satelit alami yang mengelilingi planet itu sendiri. Dan mungkin banyak yang bertanya - tanya sekiranya berapa jumlah bintang di alam semesta.

Jumlah bintang disetiap galaksi bisa mencapai 100 miliar, dan bisa lebih untuk galaksi yang memiliki ukuran besar. Lalu jumlah bintang di alam semesta, bisa dikatakan lebih banyak dari butiran pasir di pantai yang ada di dunia. Tentu saja jumlah bintang di alam semesta tidak terhingga.

Bumi, adalah tempat dimana manusia hidup, berkembang, dan juga saling berdampingan. Bumi merupakan planet yang kaya akan sumber airnya, tidak heran jika Bumi dijadikan tempat layak huni bagi umat manusia.

Namun seiring waktu berjalan, munculah  berbagai pertanyaan mengenai 'adakah kehidupan di planet lain?'  Mungkin pertanyaan ini cukup wajar, namun belum ada jawaban pasti apakah benar ada kehidupan di planet lain atau tidak.

Saat ini para Ilmuwan dan Astronot tengah melakukan berbagai upaya pengujian guna memberi jawaban untuk pertanyaan - pertanyaan yang tidak ada habisnya itu.

••
••

"Ayah, aku ingin sekali berkunjung ke Bumi. Kapan Ayah akan mengijinkanku untuk pergi ke sana?"

Helaan nafas berat dari seorang pria dewasa itu kembali terdengar seiring pijatan yang dia lakukan disekitar pelipis. Entah sudah keberapa kalinya gadis dihadapannya ini mengatakan kalimat yang sama sejak minggu - minggu belakangan.

"Ayah! Kenapa diam saja? Aku--"

"Tidak boleh! Kau tidak boleh pergi ke Bumi. Ayah tidak akan pernah mengijinkanmu untuk pergi. Mengerti?"

Lagi - lagi kalimat penolakan. Kenapa Ayahnya susah sekali dimintai secara baik - baik? Apa dia harus mogok makan dulu baru Ayahnya akan memberinya ijin? Ck! Dia benar - benar kesal sekarang. Ayahnya memang pelit. Padahal ia hanya akan pergi sebentar lalu setelah itu kembali.

Bibirnya yang memiliki warna alami semerah cherry itu dia majukan beberapa centi, sesekali akan terdengar bunyi decakan yang lama - lama membuat Ayahnya kesal.

"Berhenti memainkan bibirmu seperti itu, Luna! Ayah benar - benar tidak suka. Berisik."

Mendengar penuturan Ayahnya, Luna justru semakin sembrono dalam memainkan bibirnya. Dia tahu Ayahnya sangat tidak menyukai perbuatannya, dan tadi itu memang dia lakukan dengan sengaja. Salahkan saja sikap keras kepala sang Ayah yang selalu berhasil membuatnya jengkel setengah mati.

"Luna!"

"Jika Ayah mau aku berhenti melakukannya, maka ijinkan aku untuk pergi ke Bumi. Ayolah, Ayah! Aku hanya pergi sebentar, aku berjanji." Luna terus dengan upayanya dalam membujuk sang Ayah, berharap pria itu akhirnya luluh dan memberinya ijin untuk pergi ke Bumi.

My Dearest From Andromeda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang