Bagian 01

898 97 1
                                    

Suara cuitan burung yang bersahut-sahutan menyambut pagi hari nya yang terasa kosong dan hampa. Suara langkah kakinya pun tidak terendam sempurna, malah terdengar begitu nyaring ketika ia melewati lorong rumah nya. Pintu kamar berjejer rapi hingga ada 4 pintu yang saling berhadapan, salah satunya adalah kamarnya sendiri.

Ketika ia menuruni anak tangga yang melingkar seperti di istana barbie, sebuah helaan napas lelah keluar dari mulutnya. Sepi, dan sunyi. Tidak ada sapaan, atau pula kecupan.

Bahkan suara hembusan napas selain dirinya tidak terdengar sedikit pun.

Ujung tangga langsung mengarah ke dapur, sekaligus meja makan. Dengan celana hitam panjang dan kemeja putih yang dipeluk jas biru dongker berlogo YG High School di saku dada nya, ia pun meletakkan tas nya di atas kursi spons dan mulai mengambil 2 lembar roti yang ada di atas meja.

Ia berjalan ke lemari makanan, mengambil selai stroberi dan memolesnya di atas roti.

'Drrtt' 'Drrtt' 'Drrtt'

Ponsel di dalam tasnya berdering, Junkyu lantas tidak menghiraukan nya dan lanjut memakan sarapannya dengan sangat khidmat.

"Pasti Jihoon mau bahas cogan lagi" duga nya dalam hati.

.
.
.

Junkyu telah sampai di YG High School menggunakan bus yang memakan waktu hingga 20 menit. Mengambil langkah malas, pemuda fanboy koala itu menyebrangi jalan bersama siswa siswi lainnya, dan memasuki gerbang sekolah yang sangat ramai.

Junkyu melihat pohon sakura yang bermekaran di taman bunga. "Bunga sakura nya cantik, seperti ibunda" ujarnya dalam hati sambil tersenyum kecil.

Tak lama setelah mendengar langkah yang tergesa-gesa, pundak Junkyu langsung di peluk seseorang dari belakang. "Pagi beb, PR biologi lo udah belum?" Junkyu memutar matanya malas. Yang bertanya itu adalah Park Jeongwoo, pacar adik kelas kesayangan nya.

"Udah" jawab Junkyu cuek. Jeongwoo langsung menoel hidung Junkyu. "Nyontek boleh lah.. Junkyu kan baik.." rayu nya sambil menaik-turun kan alis, Junkyu mengangguk malas.

"Iya iya, bawel ah! Aku bukan cabe-cabean yang suka di rayu!" jawab Junkyu ketus. "Uhuy, makasih cantik" Jeongwoo pun tak lupa kebiasaan nya; mencubit pipi tembam Junkyu. Pria manis itu langsung menggeplak kepala Jeongwoo. Terus Jeongwoo nya kabur.

"Dasar buaya," gumam Junkyu. Gara-gara kebiasan anak itulah Junkyu selalu dituduh macam-macam dan yang ter parah adalah menjadi orang ketiga hubungan Jeongwoo dengan Junghwan. Idihh.. Amit-amit. Iya kalo Jeongwoo kaya Joong Ki, yang kaya, ganteng, mungkin dia rela jadi simpanan nya. G.

Junkyu bercanda kawan.

Jam ketiga

Hari semakin siang membuat Junkyu semakin ngantuk pula. Akan tetapi cikgu Rose yang sedang mengajar bahasa Jerman di depan kelas belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir nya pelajaran.

Cikgu Rose yang tidak sengaja melihat Junkyu terkantuk-kantuk, berniat untuk memberi nya sebuah pekerjaan. "Kim Junkyu! Kemari lah" panggil cikgu Rose.

Junkyu yang hampir hilang kesadaran tersebut langsung berdiri dan mengusir rasa kantuk di kepala nya. Ia pun berjalan ke depan kelas.

"Ada yang bisa saya bantu bu?" tanya nya dengan sebuah senyuman, cikgu Rose mengangguk sambil menata buku tulis murid-murid didiknya.

"Ini, tolong bawa buku-buku ini ke meja saya. Tahu kan meja saya? Kalau tidak tahu tanya guru lain. Oh iya, sekalian kamu cuci muka, saya lihat-lihat kamu seperti nya mengantuk" kepala Junkyu dibuat pening dengan rentetan kata-kata tiada jeda dari cikgu Rose.

"Iya bu" ia segera pergi keluar kelas.

📍Di ruang guru

N: bukan nama aplikasi, maap

Kepala Junkyu menyembul dari daun pintu ruang guru yang terbuka setengah, pandangan nya mengedar. Tidak ada seorang pun yang sedang berada di dalam. Junkyu lantas masuk ke dalam dan mencari meja yang ditata lurus beberapa blok. Ia menemukan meja cikgu Rose di barisan 3 paling depan. Di atas meja terdapat vas bunga mawar merah dan papan nama Mrs. Rose bagian paling depan.

Merasa sudah meletakkan buku dengan baik, ia berbalik, sekujur tubuhnya langsung membeku dan tatapannya terkunci pada salah satu objek yang sangat membagongkan beberapa meter di depan nya. Tepatnya di depan pintu masuk.

Orang yang ditatap pun sama terkejutnya namun beberapa detik setelah nya kembali datar. Lantas Junkyu langsung membuang muka, menghindari tatapan datar orang tersebut dan berjalan melewati nya untuk segera keluar dari ruang guru.

Grep

Pergelangan tangan kecil nya ditahan oleh laki-laki itu. Membuat Junkyu sedikit tersentak. Pemuda yang lebih tinggi darinya itu masih tetap bergeming dan menatap Junkyu dengan sebuah lirikan. Junkyu menunduk. Ia ingin cepat-cepat keluar dan menyembunyikan wajah merah padam nya.

“Tunggu aku di parkiran, sepulang sekolah. Jangan telat atau kabur” ia berucap tajam, melepas cengkalan tangan nya dan masuk ke dalam ruang guru entah ada urusan apa, mungkin ingin meletakkan sebuah proposal di tangan nya.

Tidak mengangguk ataupun menggeleng, Junkyu melainkan langsung berlari tergopoh-gopoh menjauhi ruang guru sehingga murid-murid yang berlalu lalang disana melihat Junkyu heran.




.
.
.




Junkyu melenggang santai keluar dari kelas. Ia berjalan menuju area parkir di belakang gedung sekolah yang tampak sepi. Tidak lebih ada 5 motor yang menangkring manis menunggu pemiliknya, oh kecuali 1 motor besar yang sudah dinaiki seseorang yang ia kenal. Junkyu menelan ludahnya kasar ketika mendapat tatapan tajam dari sepasang mata elang itu.

Si manis menunduk, karena tak nyaman ditatap begitu dalam dan menusuk. Haruto mengehela napas lelah, pandangan nya beralih dari Junkyu.

“Terlambat 15 menit” Haruto mengatakan nya dengan melihat jam yang melingkar di tangan kiri nya.

Laki-laki manis itu masih setia menunduk seraya mengontrol detak jantungnya. “Naik” Haruto sudah memakai helm full face nya. Ia memberikan Junkyu sebuah helm. Junkyu pun memakainya lalu naik ke atas motor. Haruto menyalakan mesin dan melaju menuju gerbang belakang sekolah.









—tbc

Kepanjangan ga, kira-kira? 〒_〒
Aku baca ini langsung mengantuk

Terima kasih sudah membaca~♡

DreamingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang