Tags : #peraya #singkit #krist #kristperawat #singto #singtoprachaya #kristsingto #singtokrist #teamperaya
Tak terasa matahari sudah tenggelam di ufuk barat, malam sudah hampir hadir. Krist sudah siap dengan pakaian kasualnya. Hanya baju kaos yang dilapisi kemeja polos tanpa dikancingkan.
Tok...tok...
“Krist!, sudah siap?” tanya Singto di balik pintu yang berdiri kokoh itu.
“Sudah phi, tunggu sebentar” balas Krist yang menuju pintu.
Krist membukakan pintu untuk sang kasih. Singto tersenyum lebar melihat sang semestanya, tangannya terulur untuk mengusap lembut surai hitam Krist tanpa merusak tatanan rapi rambut Krist.
Mereka berdua berjalan dengan tenang tanpa ada tangan yang bertautan. Mereka menikmati perjalanan yang lumayan jauh dengan sangat santai, mungkin mereka akan terlambat.
Krist bercerita sepanjang jalan dengan begitu antusias yang ia miliki sedangkan Singto mendengarkan dengan diam juga memperhatikan tiap kata yang keluar dari mulut pria manisnya.
Krist yang bercerita dengan sangat energik disertai tangan yang menambah ekspresi dalam penyampaian hingga kakinya tak sadar menyandung suatu hal yang membuatnya hampir terjatuh.
Grapp..
Namun Singto dengan sigap menahan lengan lelaki itu agar tak terjatuh.
“Hati-hati dong sayang” ucapnya lembut.
Karena hal itu membuat mata mereka bertemu.
Tatapan itu selalu sama, matamu memberitahuku kau masih peduli padaku –batin Krist berucap.
“Maaf phi Sing” cicit Krist. Singto membalas dengan senyum hangat dan tatapan lembut.
Mereka melanjutkan perjalanannya namun bedanya Singto mengenggam tangan Krist dengan erat menghindari hal seperti tadi. Tak lama setelah perjalanan itu Krist mulai mengeluh.
“Phi Sing, Kit cape”
“Ok, mari kita naik taksi dari sini” ajak Singto kemudian memberhentikan sebuah taksi.
Setiba di dalam taksi Krist langsung menyandarkan kepalanya pada bahu kekasihnya dengan begitu nyaman.
“Jangan tertidur ya sayang”
“Hmm..” balasnya hanya dengan gumam.
Tak lama setelah menaiki taksi mereka tiba tempat yang di tuju, kampus mereka. Padahal jarak kampus dengan apartemen Krist tidak begitu jauh juga tidak dekat. Mereka di sini untuk menikmati acara penyambutan mahasiswa baru, sebenarnya acaranya dari pagi tadi namun konser dan pestanya malam hari.
Di sinilah Singto serta Krist berada diantara banyaknya segerombolan orang yang menonton pertunjukan musik dari band kampusnya. Ternyata mereka tak terlambat, acaranya baru saja ingin dimulai.
“Lagunya bagus ya phi Sing” celetuk Krist dengan menampilkan senyum lucunya.
“Iya, apalagi kalau Kit yang nyanyi” imbuh Singto yang memalingkan wajahnya menuju Krist.
Krist terkesima dengan kalimat yang kekasihnya lontarkan. Senang juga heran. Kalo dipikir-pikir ucapan kekasihnya itu memang benar dan tulus, Krist sangat bersyukur memiliki kekasih seperti Singto yang selalu mendukung mimpinya.
Flashback
Seisi sekolah sangat heboh sebab ulah ketua osis pada jam istirahat siang ini. Ketua osis yang banyak digilai para gadis-gadis secara mendadak menyatakan cintanya pada seorang anak lelaki di sekolah itu. Banyak yang mendukung, banyak juga yang mencemooh serta iri pada sosok pria manis yang disukai oleh ketua osis.
KAMU SEDANG MEMBACA
SONGFIC - เธอทำให้ฉันโชคดี / Tur Tum Hai Chun Chohk Dee (You Make Me Lucky)
Hayran Kurgu#2ndperayarangersbday #4thPerayaAnniversary KUMPULAN ONE-SHOT