Reunion

2.2K 338 61
                                    

Angel sampai bingung ia harus tertawa atau emosi melihat adiknya berdiri berusaha sembunyi di belakang seongok pohon mapel.

"Kau tahu tubuhmu lebih besar dari pohon itu, kan?"

"Fuck you."

"Kau yang mengajakku kemari dan aku yang harus memulai obrolan, Arthur? Aku masih bisa suka laki-laki, kau tahu? Kalau aku naksir padanya..."

Arthur mendesis. "Don't you dare..." Ditariknya bahu Angel agar ia jalan lebih dulu. Tapi saat dekat gerbang utama bangunan panti asuhan itu, pria itu mundur lagi, jalannya melambat. Apalagi saat dilihatnya tiga sosok berdiri disana, menanti mereka. Ada sosok yang tampak muda, ramping, mengenakan jumpsuit biru tampak dari kejauhan. Arthur tidak bisa melihat jelas wajahnya, tapi mengendus oksigen yang sama dari jarak satu kilometer, Arthur tahu siapa sosok itu...

Tanpa sadar ia jalan balik arah agar Angel menutupi tubuhnya.

"Aku dan pohon mapel lebih besar pohon mapel, Arthur."

"Shut up and walk."

"Roger that, boss." 

Arthur kerap berpikir akan seperti apa Jeon Jungkook tumbuh. Bagaimana wajahnya, sebesar apa tubuhnya, akan sehalus apa suaranya saat bicara, dan apa dua matanya yang besar itu masih menatap dengan sejuta kerling gemerlapan yang membuat Arthur tidak jemu-jemu menimangnya dalam pelukan. Tapi lima belas tahun berlalu. Jeon Jungkook bukan lagi balita. Arthur tetap tidak siap mengangkat pandangannya. Pria itu menatap tanah sepanjang langkah dan membiarkan Angelina memimpin langkah mereka.

Langkah Angel berhenti, tepat di hadapan tiga pasang kaki dan betapa gila. Arthur tahu milik siapa sepasang kets biru yang berderap-derap gugup di hadapannya. Ada kulit putih pucat, ramping tidak berbulu di atas kaus kaki putih.

"You lead a fucking cartel, keep your heads up, Arthur," Angelina mendesis dari sisinya. "Angkat kepalamu atau kucium bibirnya."

Jadi Arthur buru-buru mengangkat wajah lalu tanpa sengaja bertukar pandang dengan sepasang mata paling lebar dan gelap yang pernah ditatapnya, saat itu rasanya dunia seperti berhenti tiba-tiba.

Arthur lupa mengedipkan mata, tanpa sengaja melotot begitu seram ke arah remaja di depannya. Pemuda itu meremas tangannya di depan perut lalu bergerak-gerak gugup. Ditatap begitu rupa membuatnya ingin memalingkan wajah namun kepala gereja berkata ia harus terus mengangkat wajahnya karena itu cara sopan menyambut tamunya. 

"Kau tahu siapa kami, nak?"

"Y-ya. Dechlan, kan? Thank you. Kalian yang menyelamatkanku dan teman-temanku lima belas tahun lalu. Kalian juga yang memberi kami rumah... disini," katanya pelan. Suaranya halus sekali hingga bulu tengkuk Arthur meremang.

"A-apa... apa aku diharuskan membalas budi? Aku tidak punya uang..." cicitnya dengan suara berubah pelan.

"Fuck no!" Arthur berseru refleks dan Jungkook berjengit dibuatnya. "Maksudku, tidak. Tidak perlu. Ya kan, Angel?"

Pertama kalinya Arthur berpaling dan meminta saran Angelina, terang-terangan. Kelakuannya sampai membuat Angel menatapnya terheran-heran. Lalu segera paham melihat setitik gugup jauh dipendam dalam-dalam di balik bolamata cokelat Arthur. 

"Ya. Tapi kau ikut dengan kami, kiddo. Tempat ini sudah tidak cocok untukmu. Kau akan dapat pendidikan lebih baik di Michigan."

Apa Jungkook punya keinginan untuk menolak? YES. Ditatap begitu tajam oleh dua pasang mata seorang pria dengan janggut paling lebat yang pernah dilihatnya, Jungkook tidak akan berdusta, anak itu ketakutan. Apa Jungkook punya kesempatan untuk menentang? Tentu tidak.

Jadi sore itu setelah lima belas tahun berlalu, Jungkook memijakkan kaki keluar dari Nevada. Ia akan memulai hidup barunya di negara bagian yang baru. Michigan. Di bawah pengawasan cartel paling ditakuti (sekaligus dihormati). Ini akan jadi kesempatannya mendapatkan jawaban kenapa selama ini Dechlan selalu disebut-sebut di gereja tempatnya di besarkan, juga kenapa harus dirinya yang dipilih keluar dari sana dan diadopsi oleh cartel itu.


.

.

.

.


Pendek dulu

Kangen enggaaa kangen enggaaaa wkwkwk

maap lama ngilang aku abis positive covid 19 wkwkkwk

btw ada au artkook/kentkoo/brucekoo di twitter yak. 

Kucoba lebih aktif abis ini timamacieee

Kucoba lebih aktif abis ini timamacieee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tiny ToesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang