Good Night

997 122 35
                                    

Warna oranye sudah mendominasi di ufuk barat. Langit kota Seoul berubah dari biru cerah menjadi warna navy yang pekat. Lampu-lampu neon pertokoan dan club mulai menyala terang, mengundang orang-orang untuk menghabiskan malam mereka disana. Begitu pun dengan lampu jalan yang menyala redup setiap beberapa meter sekali.

Seorang pria berbadan tegap tengah barjalan ditrotoar dengan santai lengkap dengan masker dan kacamata hitam yang membuat wajahnya hampir btak dikenali. Ditangannya adalah tas plastik putih berlogo minimarket yang berada satu blok jauhnya dari tempat tinggalnya, berisi barang-barang yang baru saja dia beli —berupa kebutuhan "khusus". Tangannya yang lain dia masukkan kedalam kantung depan hoodie hitamnya sedangkan wajah tampan pria itu datar tapi santai, mengimbangi cara berjalannya.

Ya seperti biasa, terlampau santai untuk orang seperti dirinya.

Masih dengan tempo barjalan yang sama, laki-laki yang kebetulan bersurai hitam tanpa highlight ini memasuki sebuah gedung. Gedung yang cukup tinggi ini adalah apartemen yang dia tinggali. Pria ini langsung menuju lift dan memencet tombol naik tanpa merasa perlu untuk bertegur sapa atau sedikit barbasa basi dengan siapapun. Begitu pintu terbuka, dia langsung masuk. Pintu sudah akan kembali tertutup jika tidak ditahan oleh seseorang. Mata pria bernama Kwon Jiyong ini mengamati sekilas orang ini sebelum merapat kesisi lift untuk mempersilakan orang itu.

Ibu muda batin Jiyong tanpa maksud apa apa. Yah, wanita ini memang masih muda, sekitar 20-an akhir juga dengan bocah yang mirip dengannya berumur kira-kira 4 tahun menggandeng tangannya.

"Ibu," rengek bocah kecil itu merapat ke ibunya. Mata kecilnya berkaca-kaca sambil terus melirik Jiyong.

"Ada apa Sungjae?" sahut si Ibu sambil menunduk melihat bocah itu dan kemudian...

"HUUWEEEEEEEEE...! Ibu..." Bocah itu menangis kencang dan memeluk kaki ibunya untuk menyembunyikan wajahnya.

"Sungjae, ada apa? Kenapa menangis, sayang?" Wanita itu berjongkok untuk menenangkan si bocah. "Sungjae, ada apa ? Sudah, jangan menangis. Tidak ada apa-apa kan... kenapa tiba-tiba menangis? Sudah jangan menangis lagi.. Sungjae anak yang kuat kan? Tidak boleh cengeng."

Wanita itu menoleh pada Jiyong, sadar kalau sedari tadi manik di balik kacamata hitam itu menyorot ibu-anak ini dengan tatapan eneh. Seperti terganggu? Terbukti dari kerutan diantara alisnya.

"Maaf ya, jadi berisik. Biasanya dia anak yang manis kok. Sungjae-ku menangis keras tanpa sebab," ujar ibu muda ini meminta kemakluman.

Jiyong memalingkan pandangan tanpa merasa perlu menanggapi. Yah, itu karena wanita ini salah mengartikan tatapannya barusan. Dia sebenarnya hanya sedang bertanya-tanya; apakah dirinya tidak memiliki tampang seorang ayah?

Pintu lift terbuka dilantai 29, lantainya Jiyong. Dia pun keluar, sekali lagi tanpa merasa perlu berbasa basi.

Jiyong mendengus pelan, masih kepikiran dengan insiden di lift tadi. Dia menyukai anak anak. Demi Tuhan, dia tidak pernah membenci satupun dari mereka. Tapi kadang anak anak akan menangis saat melihatnya, atau bahkan tak ingin melihatnya sekalian seperti yang terjadi pada putri Tablo bertahun tahun lalu.

Apa yang membuat mereka jadi tertekan saat berhadapan dengannya? Apa aura yang menguar darinya terlalu pekat hingga menakuti mereka? Bahkan Jiyong tak pernah lepas dari senyum ramahnya saat bertemu salah satu dari mereka.

Di tengah pertanyaan-pertanyaan itu, Jiyong berhenti didepan sebuah pintu, membuka kunci lalu masuk kedalam setelah pintu terbuka. Dia melepas sepatunya kemudian melangkah sambil mencopoti atribut penyamarannya dan melemparnya asal ke sofa yang dilewatinya. Dia tidak menuju dapur untuk meletakkan barang belanjaannya atau kekamar utama tapi dia menuju sebuah pintu yang kini tengah terbuka. Dia pun masuk.

Ruangan ini dulunya adalah kamar tamu yang bernuansa putih dan coklat gelap tapi sekarang, coba lihat warna biru langit lembut itu. Lalu beberapa mainan anak-anak yang terletak dibeberapa tempat dan box tidur bayi warna putih ditengah ruangan. Dan lalu, seorang wanita yang tengah berdiri memunggungi Jiyong memandang keluar jendela.

Jiyong meletakkan tas plastiknya diatas lemari pendek —atau apapun kau mau menyebutnya— disamping pintu masuk. Kemudian dia mendekat pada wanita itu. Setelah berdiri di sampingnya, Jiyong menelengkan kepala wanita itu hati-hati agar dapat memberikan kecupan lembut dikepala dengan wangi favoritnya itu.

"Kau sudah pulang?" sapa Lisa berbisik seperti tidak mau membuat suara yang terlalu keras dan mengganggu.

"Tidur, ya?" sahut Jiyong juga dengan berbisik mengabaikan pertanyaan Lisa sebelumnya.

"Begitulah," jawab Lisa lembut lengkap dengan senyumannya. Dia pun sedikit bergeser menghadap Jiyong agar laki laki itu bisa melihat makhluk kecil yang dari tadi berada dalam gendongan Lisa.

Makhluk kecil itu memiliki rambut yang sewarna dengan ayahnya, begitu juga dengan garis wajahnya yang tajam dan sempurna. Wajah tenangnya saat tertidur juga sangat mirip dengan sang ayah. Bola matanya bulat dan akan sangat menggemaskan saat terbuka nanti.

Bocah kecil manis ini adalah anak dari G-Dragon dan Lisa Blackpink. Pasangan termenggemparkan tahun ini karena baru go public setelah Lisa ketahuan melahirkan di rumah sakit ternama Seoul oleh media. Dengan fakta bahwa mereka menikah sudah lumayan lama, 2 tahun lebih dan tanpa ketahuan sama sekali.

Jiyong tersenyum samar namun jelas rasa sayangnya saat melihat bayinya. Membuat panik saja... batinnya sambil mengingat kembali saat kelahiran bocah itu sebulan yang lalu.

"Lihat," gumam Lisa menatap bayi mereka, "Dia tersenyum. Sepertinya dia sedang memimpikanmu."

Jiyong membungkuk sambil bergumam, "Hm... memimpikanku, ya?" sebelum mendaratkan kecupan sayang didahi bocah itu. Sangat sayang hingga Jiyong bersumpah akan memberikan segala yang terbaik untuk anaknya. Tak terkecuali.

____________________________________________________________________________

Iyak iyak iyak 🤭🤭
Panik nggak? Panik nggak? Panik nggak? Ya panik lah masa enggak? 🤣
Sumpah itu panik ngga panik nggak muncul mulu di explore ig ku 😭
Tapi begitulah hasil kerandoman kali ini. Gimana? Suka? Enggak? Nggak papa kalau nggak suka mah.
Aku nulis buat aku sendiri. 🤣🤣
Ya pokoknya begitu.
Dian Light di sini ❤️
Sampai jumpa di kerandoman selanjutnya 👋👋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ShipwreckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang