Sebuah kerja keras pasti akan membuahkan hasil. Satu kalimat itu, Jisoo sangat mempercayainya. Setelah berjuang keras selama beberapa bulan ini, akhirnya dia bisa mengungkap dalang dibalik pembunuhan para koruptor negara. Jisoo tau para koruptor itu memang pantas untuk mendapatkan kematian yang sangat menyakitkan, tapi seorang pembunuh tetaplah pembunuh.
Pekerjaannya sebagai seorang agent rahasia menuntutnya untuk selalu mementingkan misi diatas segalanya. Apapun rintangannya, misi harus tetap nomor satu dan berakhir dengan keberhasilan. Dan dia sudah melakukannya dengan baik bahkan sangat baik.
Hingga dia rela menjadi pengantar malaikat maut untuk adiknya. Adiknya, satu-satunya keluarganya, satu-satunya alasan dia bertahan sampai sekarang, satu-satunya kebahagiaannya, kini sudah tiada. Meninggalkannya untuk selamanya dengan begitu tragis dan sangat menyakitkan. Dia sukses menjadi agent terbaik tapi sayangnya menjadi kakak terburuk.
Kini hanya penyesalan yang hinggap di hatinya. Meski adiknya meninggal dengan senyuman di wajahnya tapi justru itu, justru itu dia sangat mengutuk dirinya sendiri saat ini. Kenapa dia bisa melakukan hal seperti itu pada adiknya sendiri? Kenapa dia terlambat menyadarinya? Jika saja dia tau lebih awal, semua ini pasti tidak akan terjadi.
Apa yang dia dapatkan saat ini? Apa dia bahagia karena dia bisa menangkap pembunuhnya? Apa dia bahagia karena misinya berhasil dengan sempurna? Tidak, dia sama sekali tidak bahagia. Dia melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya. Hingga dia tidak akan bisa lagi tidur dengan tenang. Kenangan buruk itu akan selalu menghantuinya selama hidupnya.
"Jennie-ya mianhae....hiks....jeongmal mianhae." Hanya itu yang bisa Jisoo ucapkan. Meskipun dia telah mengucapkannya ribuan kali tapi itu sama sekali tidak bisa mengurangi rasa bersalah yang memenuhi relung hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Sister (Jensoo) ✓
Fanfiction"Berpikir kemanusiaan di akhir kejahatan, dan mempertimbangkan hukuman untuk setiap keburukan. Aku merasa telah menjadi orang yang baik, tapi tidak pernah berpikir sampai ke sana." "Kau memang yang terbaik. Maaf menghancurkan rencana terbaikmu denga...