Padatnya kerumunan orang di kota Tokyo, akan selalu begitu dalam waktu 24 jam. Sudah tak nampak lagi ketenangan Ibu kota semenjak awal restorasi Meiji bangkit.
Setiap dekade, jumlah aktivitas kendaraan terus meningkat di jantung Ibu kota. Perusahaan-perusahaan swasta berperan penting untuk mempercantik Ibu kota. Perusahaan-perusahaan negeri terus berperan memberikan sarana kenyamanan pengguna jalan di Ibu kota, gedung parkir pintar salah satunya, membuat angka kemacetan lalu lintas menurun setiap tahunnya.
Fasilitas kebutuhan duniawi, lengkap di sini. Mall berjejer megah, restoran sapa bertetangga, hotel berbintang siap melayani, juga fasilitas entertain tidak ketinggalan.
Teknologi di negeri ini memang berada di puncaknya, mereka menciptakan teknologi hanya untuk membantu meringankan pekerjaan manusia. Salah satunya robot cerdas bersistem AI yang sanggup beroperasi sendiri tanpa campur tangan manusia.
“Youkoso♪ pusat informasi dan bantuan maskapai penerbangan,” kata robot humanoid itu bersuara riang.
"Eh, apa? Sial, aku tidak bisa berbahasa Jepang."
Pria tinggi yang sedang berkomunikasi itu tidak lain adalah orang yang bernama Miguel, sahabat Leo. Dia menggaruk belakang kepalanya sebagai tanda ia tidak mengerti.
“English language detection, ada yang bisa saya bantu?”
Miguel terkejut dan bersumpah serapah. "Cabron! Apa itu?"
“Spain language detection, ada yang bisa saya bantu?” Humanoid itu kini berbicara menggunakan bahasa Spanyol.
Reaksi heran terpampang di wajah perseginya. Lalu, datang seorang staf pasasi menghampiri dirinya yang terhenyap.
"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" Dalam bahasa Jepang.
Miguel memandang kecut orang yang memanggilnya. Ia menghela nafas untuk meringankan suasana hati.
"Permisi, Pak, aku orang Amerika. Aku tidak paham bahasa Jepang, adakah satu dari antara kalian dapat berbahasa Inggris?"
"Ahahaha, tentu, Sir, tentu ... Sekarang aku paham situasinya," kata staf itu berbahasa Inggris. "Sir, akan kujelaskan sistem robot ini bekerja. Pertama, Anda harus berdiri tepat di tengah-tengah lingkaran ini, lalu Anda cukup berbicara dengan bahasa Inggris dan ...."
“English language detection, ada yang bisa saya bantu?”
"Lihat? Mudahkan. Anda hanya perlu berbicara bahasa Inggris, dan robot ini akan menanggapimu dengan bahasa Inggris."
Miguel tersenyum mengangguk paham, dengan senyum dipaksakan tentunya.
Petugas pasasi itu meninggalkan Miguel.
Tanpa berlama-lama, ia berdiri di tempat yang telah dikatakan sebelumnya.
"Aku ingin tahu kabar pesawat jet american airways jalur penerbangan dari California menuju Tokyo."
"Baiklah, Sir, mohon tunggu sebentar penampilan data dalam proses."
Miguel terus memerhatikan bagaimana AI itu bekerja. Tepat bagian bola matanya terlihat menampilkan angka digit persentase. Ketika persentase telah mencapai angka seratus, barulah robot itu kembali bereaksi.
"Penerbangan yang Tuan maksud telah mendarat sekitar 1 jam, 48 menit yang lalu, atau lebih tepatnya pukul 7:37. Pesawat tersebut telah menurunkan satu ton kargo kemasan peti besi tepat sekitar pukul 7:47. Itu saja, Sir, ada lagi yang bisa saya bantu?"
Menampilkan wajah yang rumit, Miguel mendengar keanehan dari penuturan robot tersebut. Pesawat jet yang dimaksud tidak menunjukkan keberadaan Leo, tetapi hanya membawa muatan besar di dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dementia Z (Hiatus)
FantasyAku atlet parkour Amerika, Leonard Ricardo. Pertanyaan muncul dalam benakku, mengapa aku terbangun di tengah-tengah padang rumput yang luas? Bukankah waktu itu aku berada di dalam pesawat? Well, aku mencoba mencari peradaban. Akan tetapi, bukan man...