Chapter III : Danau Darah

8 3 0
                                    

DIHARAPKAN PARA PEMBACA MEMBACA SAMBIL MEMUTAR LAGU YANG TELAH DIBERIKAN AGAR MENDAPATKAN KESAN YANG LEBIH HOROR DAN DRAMATIS
TERIMAKASIH.......

Tepat ditengah desa terdapat sebuah danau yang menjadi sumber air utama didesa tersebut. Danau tersebut sangat melimpah dengan ikan-ikannya. Dikatakan jika memancing disana bisa mendapatkan puluhan atau ratusan ikan hanya dalam waktu 1 jam.

Didesa tersebut ada seorang anak muda yang sangat suka memancing. Ia bernama Lori. Lori tinggal bersama dengan ayahnya didesa tersebut. Ibunya meninggal ketika melahirkannya. Ayah lori juga sangat suka sekali memancing. Mungkin itu yang menyebabkan Lori juga suka memancing. Hidup 16 tahun dengan didikan seorang ayah membuat Lori tumbuh menjadi anak yang kuat dan pemberani.

1 bulan setelah si kembar Anasia dan Anares menghilang, Seisi desa dibuat gempar dan ketakutan. Beberapa warga mulai mengaitkan kejadian tersebut dengan arwah Berta. Para orang tua mulai mengawasi anak-anak mereka dengan ketat.
Kepala desa mulai membuat peraturan untuk selalu memberikan sesajen tepat setelah matahari terbenam dibelakang rumah. Semua warga harus menaati supaya arwah Berta tidak mengambil nyawa penduduk desa lagi.

Tidak terkecuali ayah Lori. Ayah Lori juga mulai mengawasi Lori dengan sangat ketat. Ia mulai membuat peraturan-peraturan seperti : tidak boleh keluar rumah ketika matahari terbenam, tidak boleh membuat lelucon tentang para arwah , dan tentunya harus percaya akan keberadaan arwah Berta. Peraturan pertama dan kedua mungkin bisa diikuti oleh Lori , namun yang ketiga tentu saja tidak. Dalam pikiran Lori, mengapa anak pemberani seperti dia harus percaya akan tahayul.

Malam itu Ayah Lori menyuruh Lori menaruh sesajen di belakang rumah. Tentu saja Lori tidak mau, ia menolak dengan sangat tegas. Sontak itu membuat ayah Lori sangat marah. Lantas mereka pun bertengkar hebat malam itu. Akhir dari pertengkaran mereka adalah perginya lori keluar dari rumah membawa alat pancingnya menuju ke danau yang ada di tengah desa. Ayah lori tentu saja tidak tinggal diam melihat anaknya keluar rumah. Ia tahu anaknya akan berada dalam bahaya, jadi dia pun mengejar anaknya. Namun,  saat sampai di pintu depan hal yang aneh terjadi . Mata ayah lori berubah menjadi semerah ruby, ia juga berhenti mengejar anaknya. Dia malah menutup pintu rumahnya dan pergi ke kamar lalu tidur. Lori melihat ayahnya menutup pintu. Lantas lori berfikir kalau ayahnya tidak sayang padanya. Itu makin membuat langkahnya semakin cepat agar dia cepat segera sampai di danau.

Ditengah perjalanan lori melihat sekeliling nya. Suasana desanya ketika malam bak film horor. Kabut tebal menyelimuti desanya, Semua pintu tertutup, tidak ada yang berani keluar, dan bau dupa dari sesajen bertebaran dimana-mana.

"Auhhh bau nya ga enak banget. Sungguh orang-orang bodoh yang percaya dengan tahayul. Hanya karena dua anak hilang bukan berarti hantu penyebabnya"

Sampailah Lori ditengah desa. Ia segera menyiapkan alat pancingnya lalu langsung memancing. Angin berhembus kencang malam itu. Lori sedikit kedinginan namun ia tetap melanjutkan memancing. Pancingan Lori mulai ditarik oleh ikan, dan satu persatu ikan ia dapatkan malam itu. Lori tidak menyangka bahwa ia akan mendapatkan ratusan ikan malam itu, Hanya dalam waktu 1 jam. Tanpa sepengetahuan Lori waktu telah dimanipulasi oleh arwah Berta. Lori berfikir itu hanya 1 jam padahal, waktu hampir menunjukkan pukul 12 malam. Perlu diketahui bahwa Lori pergi dari rumahnya tepat setelah matahari terbenam. Jadi dia sudah berada di danau sekita 5-6 jam.

Seiring waktu muncullah rasa serakah dalam diri Lori. Ia ingin terus mendapatkan ikan yang sangat banyak malam itu. Sampai akhirnya 1 menit sebelum jam 12 malam, Lori telah mengumpulkan ikan sebanyak 665 ekor (lori tidak menghitung ikan yang ditangkapnya malam itu ). Lori berencana bahwa tarikan yang ini atau yang ke 666 akan menjadi tarikan terakhirnya.

Devil BertaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang