bab 3

411 58 16
                                    

Soeun membaca sebuah proposal iklan dengan seksama. Proposal iklan sekaligus tawaran menjadi duta produk fashion yang ternama. Kecantikan natural serta image polos sekaligus seksi yang dimiliki Soeun membuat perusahaan fashion itu tak berpikir panjang untuk merekrutnya.

"Oppa, sepertinya aku tidak bisa. Untuk pakaian aku bisa, tapi kalau lingerie? Astaga aku tidak bisa membayangkan ekspresi Chanyeol nanti seperti apa." Soeun mengembalikan proposal itu pada Jihoon, managernya sejak pindah agensi.

"Ini tawaran menarik Soeun, kau yakin tidak akan mengambilnya? Kau akan diangkat menjadi brand ambasador mereka. Lalu kau tahu sendiri bukan jika aku tidak aktif sebagai manager mu maka perusahaan akan memecat ku?" Tukas Jihoon seraya memperlihatkan keuntungan yang akan Soeun dapat jika menandatangani kontrak.

"Arasseo, aku akan merundingkannya dengan Chanyeol nanti." Balas Soeun merasa tak enak hati.

"Baiklah, aku akan pulang. Oh iya, jangan terlalu kentara jika bersama Chanyeol diluar. Aku khawatir jika salah satu dari kalian diserang penggemar, terutama dirimu."

"Kami selalu berhati-hati oppa, annyeonggyeseyo." Soeun mengantar Jihoon sampai ke pintu.

Merasa bosan, wanita dengan wajah yang awet muda itu mengambil laptopnya untuk mencari tahu tentang perusahaan fashion tadi. Mulutnya menganga ketika melihat berbagai model ternama dari luar negeri yang mengenakan produk perusahaan tersebut. Untuk Korea Selatan, baru satu grup idola yang berkesempatan untuk mempromosikan produk mereka yaitu mantel untuk edisi musim dingin lalu, Red Velvet. Jemari Soeun asyik menggeser kursor di layar laptop yang menampilkan betapa cantik dan segarnya para gadis muda dalam balutan mantel itu.

Jemarinya beralih untuk melihat berbagai lingerie yang dipasarkan. Beberapa setel pakaian dalam juga dipajang dengan model-model yang sangat bergaya dan warna yang indah. Entah mengapa Soeun merasa tersipu melihat pakaian itu dan membayangkan jika ia memakai salah satu lingerie di hadapan suaminya.

"Apa Chanyeol akan menyukainya?" Gumam Soeun dengan pipi memerah.

"Apa yang akan kusukai?"

Soeun segera berbalik dan menutup laptopnya.

"Kapan kau pulang?" Tanya Soeun lalu melepas kacamatanya dan bangkit dari kursi.

"Kau sedang apa sampai tak mendengar pintu terbuka?" Chanyeol meletakkan tas nya dan mengusap kepala Toben, anjing dengan bulu berwarna cokelat gelap.

"Tidak ada. Yaah, sudah berapa kali kubilang cuci tangan sebelum menyentuh Toben. Kau selalu memarahiku ketika aku menyentuh Khunie jika tidak cuci tangan." Keluh Soeun karena Chanyeol tak menghiraukannya.

"Aku sudah cuci tangan. Kau saja yang tidak tahu." Balas Chanyeol menurunkan Toben dari gendongannya.

"Chagi, kau tahu JYJ fashion?" Tanya Soeun mendekati Chanyeol yang sudah duduk di sofa.

"Eoh, kenapa?"

"Red Velvet, mereka jadi model untuk mantel musim dingin lalu, kan?"

"Iya, lalu? Jangan bilang kau ingin beli mantel yang mereka pakai." Chanyeol mengibaskan kaosnya karena merasa gerah.

"Anniiiii, sudah sana mandi. Aku akan menyiapkan makan malam." Soeun mendorong bahu Chanyeol.

"Eii, aku tahu kau pasti menginginkan lingerie itu bukan?" Tukas Chanyeol bangkit dari sofa sambil menggoda Soeun.

"Mwoyaa, aku ingin beli mantel yang dipakai Wendy,"

"Benarkah? Padahal aku sangat ingin melihatmu dengan pakaian itu." Chanyeol memasang ekspresi kecewa yang Soeun tahu itu hanya pura-pura.

The ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang