Jakarta, 2021.
Gadis itu tersenyum mengusap kotak berwarna biru laut di pangkuannya. Matanya menyorot bening saat kembali mengingat gelas bertuliskan namanya dengan sang pacar, Aarave. Dia benar-benar tidak sabar sampai di pantai dan memberi kejutan kepada laki-laki itu.
Hari ini hari penting bagi Grizella. Gadis itu ingin memberikan kejutan kepada Aarave karena sudah menjadi pacarnya selama seratus hari. Dia menduga Aarave tidak tahu tentang hal ini karena perayaan ini dia dapat dari hasil menonton drakor, jadi jarang dilakukan di Indonesia.
Taxi berhenti tepat di depan gapura masuk sebuah pantai. Grizella tersenyum membaca papan bertuliskan nama pantai yang akan menjadi saksi dirinya dan Aarave nanti. Grizella pun bertanya biaya yang harus dia bayar. Setelah itu, dia turun begitu selesai membayar biaya taxi.
Sekali lagi, gadis itu mengusap kotak hadiahnya sebelum dia menatap layar ponsel yang menunjukkan posisi sang laki-laki. Senyumnya tentu semakin merekah karena dia tidak sabar akan bertemu dengan Aarave.
Kakinya mulai melangkah menapak mencari keberadaan sang pacar. Dia tidak sabar, benar-benar tidak sabar untuk bertemu dengan Aarave yang sedang menghibur saudari kembarnya karena baru saja putus dari pacarnya, Marva. Dia tidak sabar menatap wajah terkejut Aarave dan berhambur memeluknya. Dia harap, hari ini akan menjadi hari penuh dengan kebahagiaan dan tidak akan terlupakan untuknya.
Grizella sengaja merencanakan ini untuk kejutan hari jadi mereka yang keseratus. Meski Aarave tidak tahu, tapi tidak masalah bagi Grizella. Sedari awal memang harus dia yang berusaha, sesuai dengan kemauan Aarave. Membantu laki-laki itu mencintainya.
"Eh, itu dia!" pekik Grizella dengan senyum semakin lebar. Dia bahkan hampir berlari karena tidak sabar sampai. Sayang, langkahnya memelan menatap kedua anak manusia yang sedang duduk di bawah pohon itu. Posisi yang tidak mengenakan untuk dilihat oleh mata Grizella. Bahkan membuatnya meremat kado yang dia bawa.
Melangkah sedikit dekat, ingin menegur mereka berdua, namun langkahnya terhenti begitu mendengar Aarave mengucapkan kalimat yang harusnya tidak dia ucapkan.
"Gue suka sama lo."
Grizella terdiam kaku mendengar kalimat itu muncul dari bibir pacarnya. Meski jaraknya tidak begitu dekat, telinga Grizella masih bisa mendengarnya.
"Apaan, sih?! Nggak lucu, Rave!" respons Grizelle, saudari kembarnya sambil menabok keras bahu Aarave. Tampak gadis berparas sama dengannya itu tertawa.
"Gue serius, Zelle!"
Tangan Grizella semakin menguat memegang kotak kadonya. Pasti ini cuma bercanda! Aarave bilang akan belajar melupakan Grizelle dan memulainya dengan dirinya. Tidak mungkin bukan kalau laki-laki itu berbohong kepadanya? Aarave tidak sebrengsek itu bukan?
"Rave, gue habis patah hati, lo jangan macem-macem dan ngaco gini dong!"
"Lo mau nggak jadi pacar gue?"
"Rave!" pekik Grizelle, bahkan gadis itu sudah berdiri dan terlihat marah menatap Aarave. "Lo itu kenapa, sih, Rave? Pacar lo saudara kembar gue!"
"Tapi gue cintanya sama lo, Zelle."
Grizella tidak kuat. Dadanya benar-benar sesak mendengar pernyataan cinta Aarave untuk saudari kembarnya. Dia tidak menyangka Aarave yang dikenalnya adalah laki-laki yang gemar membagikan omong kosong. Sialnya, Grizella dengan mudah percaya dan berharap banyak kepada Aarave. Bodoh!
KAMU SEDANG MEMBACA
See Me as Grezella (Selesai)
Teen FictionSelalu ingat! Follow dulu sebelum baca biar sama-sama enak, okey?! Cover inspirasi by pinterest💛 Sekadar peringatan! Versi lengkap bisa dilihat di aplikasi Dreame dan innovel!! ..... "Mau nggak jadi pacar gue?" "Lo itu kenapa sih, Rave? Pacar lo sa...