2. Bunny

9 1 0
                                    

Aku terbangun dari istirahat panjang. Sayang sekali aku berada di luar hanya dalam kurun waktu kurang dari 24 jam, padahal aku berharap mengalami petualangan yang lebih menyenangkan. Aku bersandar di dinding, di kanan dan kiriku terdapat dua wanita tua yang masih tertidur pulas. Aku prihatin melihat mereka, bukankah seharusnya mereka bersama keluarga? Belum puas aku bermonolog dalam hati, Daniel muncul dan berdiri di tengah pintu. Matanya menatapku sinis, sepertinya dia dan Carl tidak menyukaiku.

"Hei, Bunny! Ke ruang meeting sekarang." Daniel merenggangkan kedua tangannya, kemudian memasang knuckles di jari-jarinya. Menurutku senjatanya terlalu berisiko karena hanya bisa dipakai pada kondisi dekat. Aku mengembuskan napas panjang, tak ada yang bisa kulakukan selain berdiri dan menuruti Daniel. Aku berjalan di belakangnya, mengekor menuju ke ruang pertama yang kukunjungi kemarin, ruang meeting.

"Morning, Jay!" Brandon dengan senyum cerianya menyambutku dengan hangat. Inilah yang kubutuhkan di pagi hari, sapaan menyenangkan. Bukan seperti yang dilakukan Daniel tadi. Xavier menyodorkan segelas air, "Sebaiknya kau minum dulu sebelum bicara." Aku menerimanya dengan senang hati. Sekali lagi, ini yang kubutuhkan di pagi hari selain sapaan ceria.

Aku menarik kursi, menjadi satu-satunya wanita di antara mereka cukup membuatku merinding. Apalagi mereka membawa senjata yang tak bisa kupercaya. Dari mana mereka mendapatkannya? Apakah mencuri seperti aku, atau membeli mereka. Beberapa dari mereka membawa senjata militer, bukankah itu mencurigakan?

"Kurasa, kau cukup berguna untuk dimasukkan ke dalam tim. Kau akan berlatih bersama mereka." Sein muncul dari pintu, berjalan pelan menuju ke depan kelas. Ia benar-benar menjadi sorotan. "Kalau kau mampu membunuh mereka dengan cepat, mungkin kau akan bersama Carl sepanjang hari," lanjut Sein seraya membenahi topinya. Aku menelan ludah, sepertinya aku tahu apa yang akan mereka lakukan padaku.

"Kami semua melalui percobaan ini, jadi jangan terkejut, Bunny." Daniel yang sedang mengelompokkan makanan berbicara dari belakang. Aku mengerling, yang ia maksud adalah kelinci percobaan, maka dari itu ia memanggilku dengan sebutan Bunny. Kurang ajar. "Yes, sir!"

Brak!

Sebastian muncul di hadapanku. Ia meletakkan senjatanya di atas meja yang terletak di depanku. Busur besar dan panah yang runcing. Ini buatan tangan, aku tahu itu. Untuk senjata yang ini, ayahku juga memilikinya. "Kau ingin berburu?" tanya Sebastian dengan ekspresi datar. Aku menyipitkan mata, bingung. "Aku lihat kau berhasil membawa makanan dan air," katanya lagi. "Kau membongkar tasku?" Aku berdiri, menatapnya tajam. Perilakunya tidak sopan jika ia berani membongkar tas milik orang lain, terlebih milik seorang wanita.

"Huh, calm down! Carl yang membongkarnya, aku hanya mengambil makanan dan airmu." Aku menghela napas kesal. "Base untuk bersama, jangan egois." Sebastian mengangkat busur dan panahnya. Membawanya seperti Merida dalam film Brave. Kali ini aku akan memaafkan perilaku Carl dan Sebastian, mengomel hanya membuang tenaga.

"Tes pertamamu." Luke yang sedari tadi duduk di tempat favoritnya, jendela, akhirnya mengeluarkan suara. Ia berjalan mendekat ke arahku dan Sebastian. "Kita akan berburu." Mereka berjalan bersama menuju ke luar ruangan, aku lagi-lagi hanya bisa mengikuti. Panahan, pisau, dan aku membawa pisau panjang milik ayah. Kuharap senjata ini berguna. Aku sudah membersihkan mata pisaunya sebelum aku memakainya kembali.

"Senjatamu bagus, mencuri di mana?" Luke menurunkan maskernya. Aku baru sadar kalau dia adalah satu-satunya yang memakai masker. Begitu ia membuka masker dan menampakkan wajahnya, aku takjub. Bagaimana bisa seorang yang hidup di tengah kiamat zombie memiliki wajah seperti itu?

Aku memandangi pisauku. "Aku mencuri di lemari ayah, sebelum aku pindah ke sini." Aku menjawab dengan jujur. Luke mengangguk, lalu kembali menaikan maskernya. Berbeda dengan Luke, Sebastian memiliki luka di wajahnya. Luka lama, tapi membekas. Aku penasaran bagaimana mereka bisa bertahan hidup sampai sejauh ini. Setahun, katanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEEP SCREAMINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang