Illichit Affair🔞

6.2K 335 37
                                    

Written by : johnj_
Thank you ya kak udah ikutan ^^ janlup vomment guys to vote this story💕
.
Nahyuck Space🐰🐻
.
.

Hari itu berjalan sama seperti biasa. Pers konferens untuk masalah politik, peninjauan ulang proposal pengajuan para menteri, mengawasi keuangan negara beserta tetek bengeknya dan serangkaian kegiatan melelahkan yang lain telah dijalani dengan baik.

Hanya saja ada sesuatu hal sederhana yang membuat hari ini sedikit berbeda dari biasa.

Yakni ulang tahun sang presiden.

Jaemin tak butuh sederet ucapan selamat dari berlusin-lusin pejabat yang menyanjungnya. Ia pun tak ingin beribu hadiah yang datang di kantornya pagi hari tadi. Bahkan bermiliar-miliar uang yang masuk ke dalam kantong rekeningnya pun bak tak bernilai apapun di matanya.

Berulang kali lelaki berparas tampan itu melirik jam dinding yang berdenting menunjukkan hari hendak berganti. Entah apa yang ia amat tunggu-tunggu di penghujung hari ulang tahunnya ini.

Lagipula sudah pukul sebelas malam. Lelaki Na itu mau berharap apalagi?

"Selamat malam, Tuan."

"Selamat malam, Jeno." Jaemin menjawab singkat sapaan sang sekretaris tanpa berniat mengangkat kepalanya dari tumpukan berkas-berkas yang menggunung di mejanya. Membuat sosok berahang tegas itu reflek menunduk sopan sembari membuka pintu ruang kerjanya lebar-lebar dan menampilkan siluet seorang kapita berkulit tan yang memasuki ruangannya dengan langkah elok.

"Belum selesai?"

"Sebentar-"

Tunggu.
Bibir Jaemin mendadak bungkam. Manik cokelatnya reflek menatap sang pemilik suara halus yang menyapanya barusan. Seolah tersihir, berbagai berkas yang menantinya di meja sontak terbengkalai tatkala kedua manik deragem teduh itu saling bersirobok.
Indah.

Lelaki Na itu bahkan bisa melihat kandil kemerlap berpendar di dalam pupil si lawan bicara. Pelita yang selalu menjadi kegemarannya selama hampir empat tahun belakangan ini. Sekaligus membuatnya jatuh cinta dalam sekali tatap.

"Kau bisa pulang, Jeno."
Jeno reflek mendongak, hendak menyanggah walau akhirnya tercegah.

"Chenle sudah menantimu di rumah."
Sang asisten lantas menghela nafas pelan sebelum akhirnya mengangguk dan membungkukkan badan sopan, memberikan pamit lalu berlalu dari ruang kerja Jaemin. Meninggalkan dua insan adam yang tengah saling bersitatap itu.

"Tampaknya kau sedang sibuk, sampai-sampai Jeno turut menungguimu di depan pintu tadi."

Jaemin menggeleng cepat, tangannya lantas bergerak menyingkirkan berkas-berkas yang sedari tadi digelutinya dari hadapan kapita elok itu. Membuat laki-laki dengan balutan sutera buatan terbaik itu terkekeh geli. Apakah laki-laki nomor satu di negaranya itu baru saja melakukan hal bodoh di hadapannya?

"Mengapa kau menyingkirkan pekerjaanmu? Lanjutkan saja, aku bisa menunggumu, Jaemin," tuturnya lembut.

"Dan membiarkan hari ulang tahunku berlalu begitu saja?"

"Oh, kupikir kau sudah merayakannya bersama rekan-rekan dan familimu."

"Jangan mulai, Haechan." jaemin mengerang sebal.

"Aku belum merayakannya seharian denganmu."

"But, you did."

"Apa?"

"Kau lupa kalau kau sendiri yang mengundangku untuk menyanyi di acara ulang tahunmu tadi?"

Jaemin terdiam.

NAHYUCK SPACE🐰🐻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang