Halo, aku maya kalian bisa panggil aku maya atau ayam🙈
Ini cerita kedua aku yang aku publish untuk kalian, i hope you like it <3
Happy Reading ❤️
Seorang gadis kecil berusia 8 tahun menangis di pojok dekat lemari, ia takut melihat kemarahan Surya--ayahnya. Tadi, selepas pulang kerja Surya langsung memukili kakinya dengan rotan panjang.
"Ayah jangan pukul Ana. Ayah badan Ana sakit semua." lirih anak kecil itu yang bernama Jahanara Helena atau yang kerap dipanggil Ana.
Surya kembali memukuli tubuh Ana. "Dasar anak enggak tahu di untung, sudah saya bilang jangan pernah keluar rumah. Urus ibu kamu yang sering sakit sakitan. Masih untung kamu masih saya tampung disini." ucap Surya dengan kilat kemarahan. Ia pergi meninggalkan Ana yang masih menangis disana.
Jaella--ibunya keluar dari kamar dengan terbatuk batuk."Ana ayo kita ke kamar saja." tuntun Jaella.
Ana menatap mata ibunya, mata nya terlihat satu karena sedang sakit. "Ana enggak papa, bu. Ana antar kembali ke kamar ya."
Ibunya tersenyum menanggapi ucapan Ana. Ia sangat beruntung memiliki Ana yang sangat penurut dan selalu menjaga dirinya, seharusnya anak seusianya sedang bermain, tetapi berbeda dengan Ana, ia malah menjaga dirinya yang sedang sakit.
"Ibu enggak papa, sebaiknya kita makan dulu." Ana menuntun ibu nya untuk berjalan ke meja makan yang sangat sederhana.
Jaella membuka tudung saji, di sana hanya tersedia dua potong tahu, tempe dan hanya satu telur.
"Maaf ya Ana, ibu cuma bisa masak ini. Gaji ibu belum turun." Jaella tersenyum lirih ke arah Ana. Ia merasa bahwa dirinya tidak memberi kebahagiaan untuk anaknya.
"Ana ngerti bu, ibu enggak usah khawatir, Ana makan ini juga udah senang yang penting ibu selalu ada buat Ana." ucap Ana dengan mata berkaca kaca. Terkadang ia iri dengan anak seumurannya yang selalu mendapatkan kenyamanan dan selalu mendapat apa yang mereka inginkan. Tetapi disini ia harus mengerti ekonomi keluarganya.
"Ana tahu tidak, kenapa ibu memberi nama Jahanara Helena untuk Ana?"
"Ana enggak tahu, bu. Memang artinya apa?" ucapku seraya memakan telur buatan ibu.
"Suatu saat, Ana akan menjadi wanita yang dapat menyinari kehidupan seseorang seperti cahaya, baik dalam bersikap dan hidup bahagia sama seseorang yang Ana sayang." Jaella tersenyum tulus kepada Ana.
"Tapi bu, orang yang Ana sayang itu kan ibu. Berarti nanti kita bakal hidup bahagia kan, bu?"
"Suatu saat Ana akan mengerti apa yang dimaksud ibu. Sekarang ayo selesaikan makan nya lalu kembali ke kamar untuk belajar."
Ana tersenyum menganggukan kepalanya, ia kembali memakan dengan lahap.
Holla aku kembali membawa cerita baru. Gimana prolognya? suka ga? Semoga kalian suka sama cerita baru ku💗
Diketik : 8 Maret 2021.
Jangan lupa vote, komen dan follow. Vote dari kalian udah bikin aku seneng🥰 See u part selanjutnya💕.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jahanara [Hiatus]
Novela Juvenil"Ku pikir dia yang akan menyembuhkan luka, ternyata dia yang menaruh luka lebih dalam." Jahanara Helena, wanita yang selalu berusaha menjadi sosok yang tangguh agar tak mudah luluh. Sampai ia bertemu dengan lelaki yang dapat meruntuhkan hatinya tet...