Anyelir putih; memiliki arti kesetiaan, juga mewakilkan perasaan cinta ataupun rasa syukur yang murni, menggebu, mendalam.
Menemukan asa yang telah lama hilang di sebuah persimpangan jalan, raga yang sekian waktu telah mati seperti kembali dipasangkan dengan rohnya.
Kembali hidup seperti saat pertama kali Tuhan hadirkan ke dunia, bersih tanpa cela.
Asa itu adalah kamu.
Menemukanmu yang bersembunyi diantara rimbunan dedaunan adalah sebuah ketidakmungkinan.
Kamu adalah satu dari sekian pengharapan yang selalu menjadi bagian terakhir yang ingin aku wujudkan.Lalu,
Ketika kamu mencuat dari rimbunan dedaunan, dengan penuh bangga kamu memamerkan keelokan warna dan pesona indahmu, hati siapa yang tidak luluh melihatnya?
Menemukanmu seperti mencari harta karun di pulau terpencil.
Hanya ada peta dan kompas yang menjadi tumpuan.
Percaya diri dengan keberanian yang aku miliki adalah suatu keajaiban yang akan membawa langkahku pada akhir pencarian antara ditemukan atau menemukan.
Pada akhirnya, aku ditemukan sekaligus menemukan.
Tidak banyak harapan yang aku bubung.
Tidak banyak doa yang aku rapalkan.
Tidak banyak usaha yang aku lakukan.
Aku hanya bersimpuh dan menunggu.
Hari itu pasti akan datang.
Aku sudah bisa menerka.
Dari kejauhan, aku melihat dengan jelas ada sebuah kapal tengah berlayar, angin yang membentangkan layar kapalnya datang membawa pesan; kapal itu akan bersandar di dermagaku.
Aku tidak percaya.
Dermaga ini sudah lama tidak dipijak.
Dermaga ini tidak pernah kedatangan kapal sejak beberapa tahun lalu.
Dermaga ini sudah berdebu dan tidak layak dijadikan sebagai sandaran.
Sebentar.
Aku memintanya untuk menunggu.
Aku harus memastikan bahwa kapalnya akan menetap selamanya di dermagaku atau hanya sementara.
Aku harus memastikan itu.
"Aku berlayar sudah sejak lama, berlayar sejauh yang aku mampu, mencari dermaga yang tepat sebagai sandaran seumur hidup. Apalagi yang kamu ingin pastikan? Kamu tidak percaya? Aku bisa saja berputar arah dan mencari dermaga lain, tetapi hanya dermagamu yang tepat untuk aku jadikan sandaran. Apa itu belum cukup untuk kamu yakini?", bunyi pesan yang ia titipkan pada angin.
Aku terdiam dan mencerna seluruh pesannya.
Aku telah kalah dan dia menang dengan mudahnya.
Haruskah aku merayakan kebahagiaan atas kemenangan yang telah ia dapatkan?
Memenangkan hati seseorang bukan perkara mudah.
Sebelum itu,
Ada beberapa rintangan yang harus dilewati.
Ada beberapa orang yang harus tersakiti.
Sejujurnya, aku juga tidak kalah.
Aku memenangkan pertarungan, sama sepertimu.
Aku menang, kamu menang, kita berdua sama-sama menang.
Aku ditemukan olehmu dan kamu menemukan diriku.
Ditemukan olehmu membuatku merasa dicintai.
Lalu, ketika aku menemukanmu, apa kamu sudah merasa dicintai?
Aku harap jawabanmu sama sepertiku, anyelir putih.
22.06.20,
Rizka