⧚※𝓣𝔀𝓸

602 92 39
                                    

"Stop running away from me, i am tired to chasing you"- Xiao -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Stop running away from me, i am
tired to chasing you"
- Xiao -

"Apa saat festival lentera nanti kau akan datang menemuiku? Kau pasti akan datang kan? Kan?!"

Ya lagi-lagi tatapan antusias gadis itu membuatku tidak tega menolak ajakannya, walau aku sendiri tidak berminat datang ke festival itu karna pasti akan sangat ramai.

Dan aku benci keramaian.

"Tapi Hu Tao, kau tahu kan aku tidak—"

"Ayolah Xiao! Kau pasti akan menyukainya!!"

"Kenapa kau bisa yakin aku akan menyukainya?"

"Karna kali ini kau tidak pergi sendiri tapi kita akan berkencan!!"

Jawaban spontannya membuat kedua pipiku terasa panas, astaga gadis ini!

Aku memalingkan wajahku yang memerah sedangkan gadis itu justru tersenyum jail mendekatiku sembari memencet-mencet pipiku menggunakan jari telunjuknya.

"Ayolah Xiao! Ya? Ya? Kau sayang padaku kan~?"

Aku mendengus, dia ini benar-benar paham cara agar membuatku menurutinya.

"Ayolah Xiao, aku janji akan menraktirmu almond tofu! Sebanyak apapun kau minta pasti aku belikan!"Bujuknya lagi, kali ini Hu Tao melingkarkan tangannya pada leherku membuat kedua pipiku semakin panas dan tentu saja gadis itu justru semakin gencar menjailiku.

Aku mendengus, sepertinya tidak ada cara lain untuk menolaknya karna aku tahu Hu Tao juga punya ribuan cara agar aku menurutinya.

Sebelum tindakannya semakin ekstrim (jailnya) aku memutuskan untuk mengiyakannya dan tentu saja dibalas dengan sorakan riang gadis itu.

Senyumannya, selalu ada perasaan senang yang sulit kujelaskan saat gadis itu tersenyum riang karnaku.

Demi apapun, aku akan membunuh siapapun yang berani merenggut senyum itu dariku.

Jika satu Liyue membenci gadis ini, maka aku akan jadi satu-satunya orang yang mencintainya.

Kalau saja kutukan sialan ini tidak bersemayam ditubuhku, aku takkan perlu lagi khawatir setiap kali aku jauh dari gadis ini atau melihat gadis ini menatapku sendu karna kepergianku tanpa jelas kapan aku akan kembali.

Seandainya saja aku manusia sepertinya, aku yakin semua akan terasa lebih mudah.

"Hu Tao"Panggilku sesaat setelah lelah dengan pikiranku sendiri, Hu Tao menoleh memiringkan kepalanya tanda bertanya.

"Aku akan menginap lagi malam ini"

Gadis itu tersenyum lebar memelukku sambil tertawa riang, sesederhana itu aku membahagiakan gadis ini.

Sesederhana itu, tapi semua begitu rumit bagiku maupun Hu Tao karna 'aku yang bukan manusia ini'.

"Aku akan bilang pada Zhongli untuk membelikan banyak Almond Tofu sebagai makan malam kita hari ini!"

Hu Tao pernah bilang jika dirinya adalah kupu-kupu sedangkan aku adalah bunga favoritnya, awalnya aku tidak mengerti perumpamaan gadis itu tapi sekarang aku mengerti.

Hu Tao memang seperti kupu-kupu yang suka sekali berterbangan kesana kemari sesuka hati tapi dia selalu kembali kepadaku.

Bunga dengan nektar favoritnya, begitu katanya.

Bagi Hu Tao, keberadaanku adalah 'nektar' yang selalu dia cari.

Padahal ada ribuan bunga yang lebih cantik diluar sana, menunggu untuk di hinggap gadis itu.

Tapi kenapa, kau memutuskan hinggap di bunga yang terbelenggu kutukan ini?.

┈━═☆ 🦋 ☆═━┈

Aku terbangun tepat pukul 3 pagi dengan keringat dingin yang bercucuran di pelipisku, teriakanku tentu membangunkan Hu Tao yang terlelap pulas disampingku.

Gadis itu buru-buru menggenggam tanganku sambil menatapku cemas, ini bukan pertama kalinya aku terbangun sambil berteriak karna bunga tidur mengerikan itu tapi gadis itu masih memasang wajah cemas yang sama setiap kali terbangun karnaku.

"Kau baik-baik saja Xiao?"Tanyanya cemas, aku menghela nafas berat lalu tersenyum mencoba menenangkan gadis itu sambil mengelus surainya.

"Maaf aku membangunkanmu, aku baik-baik saja hanya mimpi buruk saja"

"Mimpi buruk itu tidak baik-baik saja tahu! Kau yakin cuma mimpi buruk?"

Aku tertawa kecil.

"Ya begitulah, sekarang ayo kembali tidur karna besok kau akan sibuk bekerja dan malamnya ada festival lentera bukan?"

Gadis itu membulatkan matanya lalu tersenyum lebar memelukku erat.

"Kau sungguhan datang?!"

"Kalau pun menolak, aku yakin kau akan merenggek padaku seharian"

Gadis itu menunjukkan cengiran khasnya, aku mencubit kedua pipinya gemas.

"Sekarang tidur"

"Baik!"

Hu Tao meretangkan kedua tangannya membuatku heran, kenapa lagi dengan gadis ini.

"Aku ingin memelukmu saat tidur! Dulu sewaktu aku mengalami mimpi buruk, ibuku selalu memelukku hingga tertidur"

Aku merona malu, bukannya tidak mau tapi entah kenapa rasanya sedikit memalukan diperlakukan seperti anak kecil begitu oleh Hu Tao.

Hu Tao tertawa kecil masih merentangkan tangannya, kali ini dia tertawa tanpa menunjukkan gelagat jailnya seperti biasa membuatku akhirnya mau memeluknya.

Hu Tao mengelus suraiku sambil memelukku erat, aku balas memeluknya lebih erat air mataku merembes begitu saja mengingat mimpi buruk itu.

Mimpi dimana suatu saat aku terlambat menyelamatkan Hu Tao atau Hu Tao yang mati di tanganku karna aku lepas kendali atas kekuatanku.

"Aku takkan kemana-mana Xiao, aku akan selalu jadi tempatmu pulang"Bisik Hu Tao lembut

"Aku takut, aku takut setiap harinya berpikir mungkin ini terakhir kalinya aku melihatmu atau semacamnya"

Hu Tao tertawa kecil.

"Hei, bukankah aku sudah bilang kalau aku ingin menyeberang alam baka denganmu? Aku tak ingin sendirian menunggumu disana"Ucap Hu Tao sembari menyeka air mataku dan menangkupkan kedua tangannya pada pipiku.

"Hu Tao.."

Hu Tao tersenyum sendu padaku, aku tahu sebenarnya Hu Tao sendiri tak jauh berbeda denganku.

Dia juga takut sama sepertiku, Hu Tao bagaikan sebuah ember cat.

Suatu saat, ember itu akan kehabisan warnanya setelah menuangkan semua warnanya pada kanvas.

Dan baik aku ataupun Hu Tao tidak ingin mencapai kata 'suatu saat' itu.

■□■□■□■□ L O A D I N G . . . 

Talking to the moon || Genshin ImpactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang