"Appa bangun"
"Huh?"
"Min terlambat"
"Oh?"
Namja yang tengah mengantuk itu membuka matanya dan menoleh ke samping, mendapati sang anak menatapnya dengan tatapan lugu. Dia segera bangkit dan duduk kemudian melirik jam dinding dalam kamarnya, pukul setengah sembilan pagi.
"Astaga! Maafkan appa sayang"
Namja itu mengecup puncak kepala sang anak kemudian bangkit dari tempat tidurnya, menuju kamar mandi dan mencuci wajahnya. Mengganti pakaian dan menemui anaknya yang sudah duduk di ruang tengah.
"Kita beli sandwich saja di minimarket, maaf ya"
"Tak apa appa"
"Oke, ayo"
Mereka berjalan dengan agak cepat karena sudah terlambat menuju sekolah tempat anaknya belajar, mereka berbelok ke arah minimarket guna membeli sandwich dan nasi instant yang bisa dimakan oleh anaknya nanti siang.
"Appa...."
"Ya?"
"Jangan lupa, lusa ada pertemuan orangtua"
"Iya Minnie, appa ingat"
"Nanti Min butuh beli kertas karton dan lem kertas. Ada tugas sekolah"
"Oke, appa berikan uang lebih"
"Suie Ssaem usai sekolah akan ajak Min makan es krim"
"Jangan menyusahkan ssaem oke?"
"Hum"
Lima belas menit kemudian mereka sampai disebuah gerbang sekolah, namja itu berjongkok untuk merapikan seragam sang anak kemudian mengusap kepala sang anak.
"Belajarlah yang benar, jadi anak pintar dan berbakat nanti"
"Hum, Min janji"
"Ah pintarnya anak appa!"
"Changminnieeeee~~~~"
Terdengar suara melengking menghampiri mereka, itu adalah suara guru favorit anaknya, yang merupakan sahabat sang appa juga.
"Yunho hyung, pagi... Kalian hampir saja terlambat"
"Hum, appa telat bangun"
"Lembur, hyung?"
"Ya, seperti biasa"
"Baiklah, ayo segera masuk Minnie ah"
"Ne, appa"
Bocah kecil bernama Changmin membuka telapak tangannya membuat sang appa, Yunho mengingat bahwa dia harus memberikan uang lebih karena Changmin akan membeli kebutuhan tugas sekolahnya.
"Nah, peluk appa dulu"
Changmin dengan menurut memeluk sang appa dan mengecup pipi appanya. Dia kemudian berlari masuk ke dalam sekolahnya. Yunho kembali berdiri dan berhadapan dengan Junsu.
"Jangan memaksakan dirimu hyung"
"Hum... Tapi..."
"Changmin yang pintar itu tahun ini sudah mendapatkan beasiswa penuh sampai lulus sekolah dasar"
"Aku tidak bisa berleha – leha Su, kebutuhan Changmin akan sangat banyak dikemudian hari"
"Iya sih, tapi jangan sampai kau sakit"
"Ya, tolong jaga anakku"
"Hum"
Yunho akhirnya pulang untuk bersiap, pekerjaannya memang cukup berat karena dia harus bekerja di tiga tempat. Dulu saat Changmin berusia setahun bahkan bekerja diempat tempat. Namun sekarang dia lebih santai. Sebenarnya subuh tadi dia sudah bekerja untuk mengantarkan susu dan Koran, siang bekerja di restoran dan malam di pom bensin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Earth Road
FanfictionChangmin yang harus berada di tempat yang tidak dia inginkan. Tempat dimana dia bisa menjadi dirinya sendiri, bersama orang sang appa.