Prolog

473 77 18
                                    

Annyeonghasseo~
Cho kembali membawa 1 cerita baru, alias utang baru yang gak bisa dibendung dari otak.

Apa kabar kalian? Cho baik... Baik sangat... Selama masa pandemi ini, jangan lupa jaga diri ya, keep safe and healthy! Ehehehhe....

Cho mulai fokus nulis lagi,m dan ini anggap aja pemanasan dari Cho. Cerita angst, supaya Cho bisa berapi - api bikin kalian menghujat YunJae #ampuuunnn
Kkkk~

Happy reading yaa~









Ruangan besar itu terasa hening meski ada sepuluh orang dewasa dan satu anak berusia tujuh tahun disana. Mereka diam dengan pemikiran berbeda - beda.

Seperti halnya seorang pria berusia dua puluh lima tahun yang menatap anak berusia tujuh tahun dengan sendu. Memikirkan hal terburuk yang mungkin bisa saja terjadi.

Beda lagi dengan seorang wanita paruh baya yang menatap pemandangan di depannya dengan sinis. Apa yang dia mau harus dia dapatkan bagaimana pun caranya. Dan dia yakin akan mendapatkan apa yang dia mau hari ini.

Jung Yunho, yang biasa dipanggil Appa oleh anak kecil berusia tujuh tahun itu menolehkan kepalanya, menatap datar seorang pria berparas menawan, berambut halus berwarna cokelat.

Sekiranya, dia sudah melupakan masalalunya, hidup bahagia bersama sang anak dan tengah berjuang demi menghidupi keluarga kecil nan bahagianya. Sampai prahara itu datang.

Dia dan keluarganya yang tidak pernah menginginkan sang anak datang, membuat kekacauan dan disinilah mereka sekarang, sebuah pengadilan untuk menentukan hak asuh sang anak yang tidak pernah dianggap olehnya.

Anak berusia tujuh tahun itu bernama Changmin, dia menggenggam erat tangan guru sekolahnya yang datang untuk menyemangati Yunho dan Changmin. Changmin tidak bodoh saat melihat seorang namja berusia appanya datang bersama seorang yeoja paruh baya.

Changmin tahu namja terbilang cantik itu adalah eomma kandungnya, eomma yang tidak pernah hadir dalam kehidupannya selama tujuh tahun dia hidup di dunia ini. Hanya ada appanya yang merawatnya sejak dia bayi. Tapi entah kenapa seminggu lalu mereka datang, memaki dan memarahi appanya dan membawa mereka semua kemari, ke dalam sebuah pengadilan.

Yunho menghela nafas, dia sudah melalukan semua yang diminta oleh hakim juga beberapa juri disana. dia dituduh membawa kabur Changmin sesaat setelah dia lahir. Namja tampan itu membantah tapi tidak ada gunanya, hampir semua orang dalam ruangan itu tidak ada yang mempercayainya.

Bahkan Yunho dituduh melakukan kekerasan pada Changmin hanya karena melihat lutut Changmin terluka, tentu saja Changmin membulatkan matanya! Sang appa memperlakukannya dengan lembut. Luka yang dia dapatkan adalah karena kecerobohannya jatuh dari sepeda bukan karena dipukul oleh ayahnya! Hey!

"Pengadilan memutuskan bahwa,"

Baik Yunho dan Changmin menutup matanya, mereka gugup. Mereka tidak siap mendengarkan apa yang akan diputuskan oleh sang hakim.

"Mengingat usia Jung Changmin yang belum mencapai usia tujuh belas tahun, maka pengadilan memutuskan bahwa hak asuh Jung Changmin akan jatuh pada saudara Kim Jaejoong"

"MWO!!!" Itu teriakan tidak terima dari guru Changmin, Kim Junsu namanya

Yunho makin memejamkan matanya setelah mendengarkan keputusan dari sang hakim, dia sedih. Juga kecewa. Bagaimanapun Changmin adalah anak tersayangnya, anak yang selalu menguatkan jiwanya agar tetap bertahan walaupun tidak ada orang lain disampingnya.

"Ti-tidak!" Changmin berteriak "Aku ingin bersama appaku! Appaku adalah orang paling lembut di dunia ini! Dia tidak pernah jahat padaku! Hiks... Aku tidak akan kemanapun tanpa appaku!! Hiks... Hiks....!"

Dan airmata Yunho mengalir turun dari kedua matanya yang sedang terpejam.
.
.
.
.
~ TBC ~
.
.
.
.
Sabtu, 26 Desember 2020

Earth RoadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang