2

16 6 2
                                    


Cahaya kuning temaram dari sebuah kotak lampu hias yang di dalamnya terdapat sebuah pohon natal bersalju itu pun bahkan tak sampai ke sudut-sudut ruangan.

Gadis it-ah? maksudnya-seseorang yang tengah sibuk meringkuk di ranjangnya yang berbalut sprei abu, sejak sebelum dia tiba, sejak dia dalam perjalanan dari tempat latihan sampai ke dorm, selama dia berada di mobil milik managernya yang mengantarka...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis it-ah? maksudnya-seseorang yang tengah sibuk meringkuk di ranjangnya yang berbalut sprei abu, sejak sebelum dia tiba, sejak dia dalam perjalanan dari tempat latihan sampai ke dorm, selama dia berada di mobil milik managernya yang mengantarkannya pulang lebih awal,  dia terus memegangi perutnya. Keringat dingin terus membanjiri pelipisnya. Wajah yang biasanya selalu menampilkan senyum ceria kini tampak seperti kertas, putih pucat dengan bibir sedikit bergetar. Dahinya berkerut ketika rasa sakit menyerang tiba-tiba membuatnya meringis, beberapa kali terdengar erangan pelan ketika dia berusaha menahan rasa nyeri yang tiba-tiba seperti mencengkram isi perutnya.

Remaja itu-bagaimana harus menyebutnya? Dia- dari ujung rambut hingga ke bawah tampak seperti remaja laki-laki. Tapi kenyataan yang sebenarnya adalah bukti bekas tanda merah yang tembus di celananya bagian belakang, masih tertutupi hoodie yang belum sempat dia lepas begitu tiba. Karna terlalu lemas.

Dengan sekuat tenaga dia kembali bangkit menuju kamar mandi.

Tanggal merah selalu menyiksanya seperti ini, mungkin untuk beberapa orang tidak akan seberlebihan ini. Tapi dia tidak. Ini-dia tidak bisa mengatasi ini.

Di dalam kamar mandi dia menyelesaikan semuanya, berusaha menghilangkan jejak darah di celananya, mencucinya dengan sabun. Anak-anak dream tidak boleh melihat ini. Mereka tidak boleh mengetahui ini. Tidak boleh, sebelum Renjun-

Tok tok tok

"Renjun!" Itu suara managernya. Pria itu masih di sini setelah mengantarkannya?

Renjun semakin cepat membereskan pakaiannya, sekalian membersihkan diri.

"Huang Renjun? Apa kau sudah selesai?" Sepertinya pria itu masih menunggunya.

"Aku hampir selesai, Hyung!" Teriaknya kemudian memberi balasan.

"Apa perutmu masih terasa sakit? Apa kita perlu ke dokter untuk memeriksanya?" Nadanya terdengar sedikit cemas.

"Tidak perlu, Hyung! Aku sudah merasa lebih baik." Dia mematikan keran air agar suaranya lebih jelas didengar.

"Aku membuatkan bubur untukmu. Setelah selesai turunlah. Kau pasti belum makan, kan? Ku tunggu di bawah." Setelah itu terdengar langkah kaki menjauh.

Remaja itu keluar dari kamar mandi tampak lebih segar meski masih terlihat pucat dengan pakaian yang sudah berbeda.

Setelah memastikan tidak meninggalkanl jejak apapun tentang dirinya, ia turun dengan handuk kecil tersampir di bahu kirinya. Satu tangannya menggosok rambut pendeknya yang basah karna habis selesai keramas.

Kalung bintang itu masih selalu dan setia berada di leher jenjangnya. Tak pernah ia lepas kecuali jika memang harus perlu dilepas untuk keperluan syuting.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pure BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang