proloug

3.3K 311 6
                                    

London.















Malam itu james Dengan gugup naik ke lantai atas rumah nya dimana ada pintu bercat coklat kayu yang selalu ia rindukan untuk masuk. Ia melihat istrinya liliy dan anak nya tercinta yang baru saja berusia 15 bulan, harry.

Liliy yang mendengar suara pintu pun menoleh sambil menggendong sang buah hati menghampiri james dengan muka cemas yang kentara. Ia sadar ada yang tak beres, segera ia bersuara tak kala james tepat selangkah di hadapan nya.

"Jamie.. ada apa ? Semua baik baik saja kan?" Tanya liliy sambil mengusap lembut sisi wajah suaminya.

James hanya menatap nya kemudia menatap lembut sang buah hati yang hanya diam memoerhatikan kedua orang tuanya. James menghela nafas dan mengajak liliy yang masih menggendong anak mereka ke sofa di sudut kamar sang anak.

"Liliy sayang ku. Dengar, kau tau keadaan saat ini benar benar kacau. Para auror di tim ku mengatakan agar kita hati hati apa lagi setelah ramalan itu di umumkan Dumbledore tampa persetujuan kita-"
James menatap mata indah sang istri dengan raut campur aduk dan cemas yang kentara

"-aku tak ingin membahaya kan kalian berdua, kalian dunia ku dan hidup ku, demi marlin aku bisa mati jika kalian terluka"

Liliy setia mendengarkan dengan diam dan mata penuh hangat serta kepercayaan pada james, jujur saja liliy merasakan hal yang sama. Ia menghawatirkan keluarga kecilnya ini dan dalam hati juga mengutuk Dumbledore atas kekacauan ini, jika saja ia tak sembrono mengumumkan kelahiran anak manisnya sebagai penyelamat dunia sihir dari "kau tahu siapa" mungkin keluarganya sekarang tenang sampai waktunya harry ke hogwarts

"Jamie, kau tak sendirian ada aku disini untuk kita bersama sama menjaga harry anak kita. Jangan memikul ini sendirian aku istri mu dan ibu yang melahirkan harry tak ada yang bisa menyentuh putra ku apapun taruhan nya. kita lakukan bersama" liliy meyakin kan james dan tersenyum lembut. james membawa sang istri dan anak nya yang terlihat mengantuk untuk ia peluk.

Sampai tiba tiba...

Brakkk..

Suara pintu utama kediaman mereka dibuka paksa dan membuat mereka terkejut, tampa pikir panjang james membawa tongkatnya keluar dari balik jubah dan mengisyaratkan liliy untuk bersembunyi bersama harry.

"Cepat!! Bawa harry bersembunyi liliy! Bersumpah lah untuk tak kebawah sampai aku yang menjemput mu lindungi harry!" James hendak pergi sampai liliy mencekal tangan nya dan balik berbisik berbahaya.

"Tidak! Aku ikut bersama mu! Tak perduli kita berdua mati aku ikut, harry akan ku sembunyikan dengan rune di balik tembok. Dan kita berdua lihat Ada apa dibawah"

"Liliy-"

"Tak ada waktu james! Aku mohon ini demi harry jika kau sendirian aku tak akan memaafkan diri ku sendiri karna tak bersama mu disaat seperti ini dan memilih melarikan diri" mohon liliy matanya berkaca kaca, james Tau ini sulit tapi ia tak tau bahaya apa dibawah sana sampai-

"Baik, ayo sembunyikan harry" -ia menyetujui istrinya dan di dalam hati berdoa untuk segalanya dan maaf untuk anak nya.

Tampa basa basi liliy menggigit sedikit jempol nya dan menorehkan beberapa simbol di tembok menggunakan darah nya sambil membaca sebuah mantra kuno james yang menggendong harry tetap waspada dengan tongkat di tangan nya memblakangi liliy menghadap pintu kamar. Terdengar beberapa barang yang bergeder, hancur, maupun pecah. Perasaan nya mulai tak nyaman

Liliy mengambil alih harry yang tetap anteng walau mengantuk, ah anak nya memang sangat pengertian. James yang mulai panik menyuruh liliy agar cepat dan pergi terlebih dahulu ke arah pintu. Liliy menangis, perasaan nya tak menentu tak ingin kehilangan anak dan keluarganya, dengan segera mencium wajah harry yang hampir tertidur karna belaian sang ibu bagai lulaby.

Liliy menggendong harry tepat di depan sebuah gambar rune kuno di dinding kamar itu dan mengarah kan gendongan ketembok sehingga sebuah cahaya kekuningan menyedot harry dan lenyap di balik tembok tampa bekas, liliy mengusap tembok dan sesegera mungkin berbalik untuk menemui james.

James melihat liliy mendekatinya di dekat lorong ujung tangga Suara langkah sepatu semakin terdengar kala mereka mengambil posisi bersiap, james maju terlebih dulu bergerak menuju tangga kebawah dengan liliy yang masih memperhatikan dari atas menjaga sang suami jika ada yang tiba tiba menyerang.

Tampa sadar cahaya merah tiba tiba melesak dari arah lorong paling gelap di rumah mereka menghantam punggung james dan membuat nya terpental, liliy kaget melihat james kesakitan dan kembali kaget saat sosok tersebut merupakan sosok yang namanya saja membuat bulu kuduk berdiri ialah lord voldemort berjalan santai keluar dari arah lorong itu mendekati james yang terkapar sesak nafas di tengah ruangan.

"James.. potter. Senang bertemu dengan mu, lord potter. Maaf atas kedatangan ku yang sedikit diluar rencana hm?" Voldemort setia melihat raut wajah james yang tak terbaca dengan senyum sadis tak terbantahkan milik nya.

"M-mau Apa kau!" desis berbahaya james.

"Tidak kah kau menyambut ku? Aku kesini untuk, menjenguk anak mu itu. agak terlambat tetapi aku sangat bersemangat untuk... Melihat nya"

"Tidak akan!" James meludah. Voldemort mengeraskan rahang nya dan mengangkat tongkat sebelum sebuah serangan dari arah atas tangga menghentikan ia mengucap kutukan

Liliy potter turun dan memasang sikap siap bertarung nya tampa perduli suara tercekat james saat melihatnya.
"Apa yang kau ingin kan ular!" Liliy menatap tajam voldemord yang kembali tersenyum misterius

"Wah wah... Sangat setia dan berbahaya hm. tak heran salah satu ular ku menggilai mu liliy"

"Cukup, dan lawan kami!" James berdiri di samping liliy untuk bersama sama menyelamatkan anak mereka

"Baik, kita mulai"

"AVADA KEDAVRA!"

_______________________________________________
☄️Dark constellations ☄️

Seluruh hak cipta tokoh dan alur sihir
harry potter
Hanya milik J.K. rowling

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DARK CONSTELLATIONS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang