Dia Aneh, Tapi Cinta Ini Lebih Aneh [NHFD12]

KEEMPAT

Toko sedang ramai siang ini, ada sekitar 10 orang yang sedang mengantri untuk mengambil pesanan mereka yang tengah disiapkan oleh Temari. Temari terlihat kepayahan mengemas satu-satu kue pesanan. Hinata ingin menolong, tapi pekerjaannya juga belum lengang, dari pagi jam buka toko hingga siang ini pun sibuk membalas satu per-satu pesan masuk dari pembeli atau sekadar orang yang bertanya.

"Pesanan atas nama Rambut Perak Kinclong Alami!" seru Shikamaru yang membantu Temari.

Hinata menoleh, nama pemesan yang kurang akrab didengar itu cukup membuatnya bertanya-tanya, siapa gerangan sosok di balik nama tersebut. Lalu muncullah seorang lelaki umur 50-an, rambutnya panjang dengan warna putih yang mendominasi. Meski sudah berumur, bapak itu masih terlihat bugar dan lincah.

"Eh.... Jiraiya-sensei?"

Hinata baru menyadari, pelanggan dengan nama pemesan unik tersebut tidak lain adalah dosennya di kampus. Hinata tidak dapat menahan kekeh geli, bukan barang aneh lagi jika dosen nyentriknya itu menggunakan nama yang aneh-aneh.

Jiraiya keluar dari toko dan mengalihkan kembali pandangan Hinata pada komputer di depannya. Notifikasi pesan masuk diterima dan Hinata segera membukanya.

User: @Naruto_Nak_Ganteng

Siang.

Bittersand by Gaara

Siang, Kak. Ada yang bisa Admin Lavender bantu?^^

Hinata terlihat menahan napas, sepertinya ia sedang menyiapkan mental untuk membalas pesan-pesan dari Naruto.

User: @Naruto_Nak_Ganteng

Saya jadi pesan cokelat.

Kalau dibuat seperti yang di foto ini bisa?

Yang dikirim Naruto adalah salah foto dari katalog yang sudah disiapkan oleh Temari.

Bittersand by Gaara

Bisa, Kak~

Jangan lupa isi formulirnya, ya. Biar segera kami proses^^

User: @Naruto_Nak_Ganteng

Oke.

Tapi menerima request tidak? Saya mau isiannya beda.

Bittersand by Gaara

Boleh, Kak^^

Tapi tergantung dengan ketersediaan bahan, jika memang tidak ada, akan kami komunikasikan lagi dengan Kakak 😊

User: @Naruto_Nak_Ganteng

Saya mau pesan cokelat itu tapi yang dalam diisi dengan sambal.

Hinata dibingungkan dengan permintaan aneh Naruto. Ia mengurut pelan keningnya, tiada momen bersama Naruto yang tidak aneh, ada saja hal baru yang membuat Hinata harus ekstra sabar.

User: @Naruto_Nak_Ganteng

Saya ingin memberi cokelat itu pada Sakura.

Supaya ketika dia memakannya, bukan hanya manis yang didapat, tapi juga sakit dari pedasnya cabai.

Begitulah aku ingin membalasnya, cokelat itu perwujudan diriku. Baik-baik saja di luar tapi sakit di dalam.

Hinata terdiam. Patah hati membuat orang menjadi rapuh, puitis, lantas selanjutnya mencari cara untuk mengeluarkan kesakitannya agar terbebas dari masa lalu. Mungkin ini yang dilakukan Naruto, membalas rasa sakitnya untuk merdeka dan menjalani kehidupan barunya tanpa patah hati. Hinata sepertinya terkena percikan melankolis yang menjadikan dirinya lebih perasa dan pemikir.

Bittersand by Gaara

Admin Lavender sangat tersentuh dengan niat, Kakak.

Akan Admin bantu sebisanya, ya! Selanjutnya akan kami kabari kembali^^

User: @Naruto_Nak_Ganteng

Terima kasih.

Bittersand by Gaara

Baik, Kak^^

Ada pertanyaan lagi sebelum Admin tutup room chat-nya?

Tawaran yang kemarin masih berlaku, loh, Kak^^

Kakak masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan diskon sampai dengan 60%. Caranya kakak tinggal datang ke toko langsung dan bercerita pengalaman patah hati Kakak^^

User: @Naruto_Nak_Ganteng

Tidak, terima kasih.

Saya kaya, kok. Nggak perlu diskon.

"Oh, oke?" respons Hinata sedikit canggung saat membaca balasan Naruto. "Apa kemarin aku salah baca, ya? Yang dia mengeluh kalau kalah kaya dengan yang bernama Sasuke itu?" tanyanya pada diri sendiri. Tapi kemudian Hinata sadar, harta adalah bagian dari harga diri seseorang. Naruto ingin murni membalas, menggunakan uang hasil jerih payahnya untuk diberikan ke mantan pacarnya yang sudah menyakitinya.

Bittersand by Gaara

Baik, Kak.

Ada yang ingin ditanyakan lagi?

User: @Naruto_Nak_Ganteng

Tidak, sudah cukup.

Bittersand by Gaara

Baik, room chat akan saya tutup.

Jangan lupa mengisi formulir pemesanan, ya~

Hinata mengakhiri percakapannya dengan Naruto, lalu ia bangkit dari mejanya dan menemui Temari yang sudah selesai mengemas pesanan untuk membahas pesanan unik Naruto.

"Astaga, baru kali ini aku dapat pelanggan kaya gini," ujar Temari usai mendengar cerita dari Hinata.

"Masih pelanggan yang itu?" tanya Shikamaru yang baru datang dan mendengar istrinya berujar tidak percaya.

"Iya, Shikamaru-san. Yang kemarin membatalkan pesanan."

Shikamaru mengambil tempat duduk di samping istrinya. "Terus hari ini jadinya pesan?"

Hinata mengangguk.

"Sudah aku bilang, pelanggan seperti itu tidak usah digubris. Kalau pun hilang satu kita masih punya banyak, kok," ucap Shikamaru, terlihat kesal dan marah, tapi Hinata tidak menangkap kekesalan itu ditujukan untuknya.

"Papa... Hinata sudah berusaha semaksimal mungkin, jangan disalahkan," bela Temari yang menangkap kekesalan itu ditujukan untuk Hinata.

"Tidak apa, Temari-san, ini juga untuk kebaikanku, tapi maaf Shikamaru-san jika tidak mendengar nasihatmu, hanya saja aku luluh dengan ceritanya." Hinata berkata jujur.

"Hati-hati jika kena tipu, lelaki itu kebanyakan memang pintar membual," ujar Shikamaru sudah seperti seorang ayah memberi pengertian ke anak perempuannya.

"Iya, benar itu Hinata. Nyatanya suamiku sudah memberi pengakuan sendiri," ejek Temari yang disambut tawa dari Hinata.

"Maa... bukan begitu maksud Papa." Shikamaru membela dirinya sendiri, definisi sebenarnya menggali lubang kubur sendiri.

Semua tertawa. Tidak ada yang tahu kebenarannya, pun Hinata yang sudah mempercayai bahwa cerita Naruto bukan hanya bualan semata. Yah, mau bagaimana lagi? Mereka hanya terhubung sebagai penjual dan pembeli, bahkan dalam kehidupan nyata pun tidak pernah bersua satu sama lain. Ikatan ini masih ada batasnya, tidak ada ruginya juga bagi Hinata jika memang cerita itu hanya karangan Naruto semata.

✨✨✨

Count : 830 words