[1] - Happy and Sad

15 5 1
                                    


Jungkook terus memperhatikan jam tangannya. Sudah lebih dari dua jam ia menunggu di taman kampus. Sesekali ia menoleh kanan dan kiri seperti sedang mencari seseorang. Ya, Jungkook sedang mencari seseorang.

“Maafkan aku terlambat,” Ujar seorang gadis yang datang dari belakang Jungkook dengan nafas tersenggal-senggal.

Jungkook membalikan tubuhnya, seraya tersenyum. “Tidak apa-apa.”

Lee An, gadis berambut panjang itu duduk di samping Jungkook dan memberikan bungkusan kecil berwarna ungu ke pangkuan Jungkook.

“Apa ini?” Tanya Jungkook. Tangan yang penasan itu hanya meraba-raba bungkusan dari luar, kepalanya tampak ingin menebak apa isi bungkusan yang diberikan oleh kekasihnya itu.

“Kau harus membukanya,” Lee An terkekeh melihat Jungkook yang mencoba menerawang bungkusan itu dari luar.

Jungkook merobek kecil ujung bungkusan itu, tidak ingin merusak sesuatu yang ia tahu dibuat susah payah oleh kekasihnya. Jungkook mendekatkan lubang robekannya ke sebelah matanya, berharap ia bisa melihat secercah clue dari dalam bungkusan.

“Ah! Pick!” Tebak Jungkook.

“Bukalah, itu pick spesial dariku.” Lee An tersenyum lebar. Jungkook tak kalah senang, segera ia menyobek perlahan kertas yang membungkus pick gitar di dalamnya.

Jungkook mengeluarkan benda mungil yang sangat ia butuhkan akhir-akhir ini.  “Mengapa kau memberiku ini?”

Jungkook memperhatikan setiap detail pick berwarna ungu pastel dengan tulisan JK di atasnya dengan saksama. Pick yang cantik.

“Aku tidak ingin kau terluka saat memetik gitar, cukup tangan ini yang membengkak,” Lee An mengangkat tangan kiri Jungkook yang ujung-ujung jarinya membengkak dan beberapa sudah melepuh.

“Terima kasih, Sayang.” Jungkook mengecup dahi Lee An dan tersenyum setelahnya.

“Apa yang akan kita lakukan sekarang?” Tanya Jungkook.

“Hmm.. Kookie-ya.” Lee An memegang kedua tangan Jungkook, “Aku ada rapat BEM Univ, bisakah kita pergi lain kali?”

Senyuman Jungkook sedikit memudar. Ia tahu kekasihnya adalah aktivis kampus yang tidak ada hari tanpa rapat. Jungkook sangat mengetahui itu, dan Jungkook harus berusaha memakluminya.

Jungkook kembali menyunggingkan senyumannya.

“Tak apa, kita bisa pergi lain kali.”

“Terima kasih, Kookie.” Lee An memeluk Jungkook singkat, bahkan Jungkook belum sempat membalas pelukan tersebut.

“Jam berapa kau selesai rapat?” Tanya Jungkook. Lee An sudah beranjak dari tempatnya.

“Aku akan selesai jam 7 malam,” Lee An segera berjalan menjauh.

“Akan ku jemput!”

***

“Kau akan tetap disini?” Taehyung bertanya setengah berteriak. Taehyung masih berkutat dengan setumpuk cucian piring akibat Jungkook dan Jimin yang tiba-tiba mengunjungi rumahnya. Porsi makan mereka sangat mengerikan.

“Memangnya kenapa? Biasanya pun aku menunggu Lee An di sini.” Jungkook merebahkan tubuhnya yang kaku setelah lebih dari satu jam bermain game dengan Jimin.

“Jam berapa Lee An pulang?” Jimin bertanya di sebelah Jungkook.

“Dia bilang jam 7 malam. Itu berarti dua jam lagi.” Jawab Jungkook sekenanya.

“Aku harus pergi setengah jam lagi, kau tidak bisa menunggunya disini.” Taehyung datang ke ruang tamu dengan sarung tangan karet berwarna hijau di kedua tangannya.

[jjk] Hold Me Back ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang