Prolog

11 1 0
                                    

Brukk!!!

"Lo kalau jalan ati-ati dong!  Jangan nunduk terus dibawah ga ada uang ngab!" Sinis Alan mengusap usap lengan baju nya yang terkena tumpahan air putih milik cewek didepannya

Cewek yang dikenal bernama Gidanti Anggia pun semakin menunduk meremas jari jari nya yang saling bertautan karna merasa takut "ma-maaf kak, aku ga sengaja"

"Kalo lo cantik baru gue maafin! Berhubung lo jelek, lo harus jadi babu gue sebulan kedepan" Ucap Alan meremehkan

"tapi selama sebulan ke depan gue ada urusan dan  harus cuti kuliah, jadi gue bakal hukum lo setelah urusan gue selesai" lanjutnya berlalu meninggalkan Gidanti yang semakin ketakutan

Hal seperti tadi sudah lumrah bagi seorang gadis bernama Gidanti Anggia. Sedari SMP dirinya memang selalu menjadi objek bully teman temannya. Gidanti tak memiliki seorang pun teman, ia lebih menutup diri merasa dirinya banyak kekurangan. Terutama wajahnya yang kucel, hitam, rambut yang tak terurus dan masih banyak lagi

Gidanti selalu merasa bahwa dunia luar terlalu kejam untuk dirinya, dan semesta pun seperti enggan memberinya kebahagiaan. Ia sudah tidak memiliki ibu sedari kecil dan ayahnya pergi meninggalkannya begitu saja dipanti asuhan.

Hidup yang serba pas pasan dipanti membuat ia tak punya waktu untuk mengurusi dirinya sendiri. Waktu luangnya selalu ia pergunakan untuk menjual kue kering dengan sepeda pemberian salah satu donatur di panti agar ia menghasilkan uang. Boro boro untuk merawat diri dengan perawatan mahal, untuk makan saja kadang ia harus berpuasa

Sebenarnya Gidanti enggan bahkan tidak mau untuk berkuliah, ia tidak mau merepotkan lagi ibu panti. Namun Ibu panti selalu mendesaknya agar berkuliah agar kelak Gidanti menjadi seorang yang sukses dan ber ilmu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SKINCARE (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang