~Cuekmu, Sungguh Sadis.~

25 5 2
                                    

Tiba Bu dosen masuk, "selamat pagi murid-murid."

Semua murid antusias menjawab dengan kompak. "Pagi... Bu,"

"Baiklah muridku, pertemuan kali ini. Buka buku halaman 107 tentang Sains, baca dulu baru kerjakan pada halaman 109, harus dikerjakan sekarang yah!. Jangan sampai ada yang terlewatkan soal Mapelnya, kalau ada yang komplain bilang ke Ibu."

Syeina mengacungkan tangannya untuk membela diri, "yeah. Ibu, ko langsung soal sih, apa sebaiknya... Soal tugasnya ditambahin yang agak rumit sedikit, Bu?"

"Baiklah. Syein yang meminta soal, jadi Ibu tambahin 25 soal. Yah, okok,"

"OMG. Ibu, ini otak bukan kompor gas. Bisa-bisa otak gue kebakaran," jawab Ben kesal dengan Melirik ke arah Syeina

Syeina pun hanya nyengir kuda.

"Hei, Ben, kalau kau tidak ada niat belajar sebaiknya keluar dari pelajaran Ibu!"

"Ehehe... Maaf Bu," Ben cengengesan.

"Awas yah, kalian. kalau ada yang komplain lagi. Ibu tambahin tugas soalnya!" Semua murid terdiam.

"Jangan lupa muridku yang kerja tuh, apa?"

"Tangan, Bu."

"Bagus. Jadi jangan mulut aja yang kalian kerja'kan," sontak bikin Ben keselak.

Semua murid telah terdiam fokus sedang mengerjakan.

***

Dua jam berlalu... bunyi lonceng menandakan Mapel pelajaran sains telah selesai, tinggal semua murid beristirahat. "Okay, muridku pelajaran ibu sudah selesai. Selamat beristirahat, jangan lupa makan! Ohyah, Bulan dan Rayen tolong bawakan buku ini di ruang meja kantor Ibu. Yah,"

"Baik. Bu," Bulan begitu cemberut saat namanya dan Rayen disebutkan.

"Sekian dari Ibu, terima kasih. Wassalamu'alaikum wr.wb..."

"Sama-sama Bu. Wa'alaikumsalam wr.wb..." setelah Bu dosen keluar ruang kelas muridpun bersuka-cita, ada yang mabuk karena mapel, dan ada juga yang saling cemberut. Contohnya; Bulan dan Rayen, kalau bukan Bu dosen yang meminta! Bulan males jalan kaki dengan Rayen. Untuk nganterin nih buku-buku.

"Cieee,cieee... Ada yang cinlas. Guys,"

"Cinlas apaan deuh syein?" Ben menciutkan alisnya.

"Yaa Allah. Ben, kau enggak Upto date banget sih. Yahh, cinta lewat kelaslahh," syein melirik ke arah mereka berdua.

"Awas. Yah, Syein kalau kau bicara seperti itu lagi, gue bakal lempar spidol nih." Ray hanya mendengus kesal, "elahhh... palingan yang dilempar tuh hati Ray ke Bulan," ujar Syein.

Bulan dan Rayen disibuk'kan dengan menata buka dan langsung keluar dari ruang kelas membawa buku ke meja kantor.

"Kenapa sih kamu sedingin dan secuek itu, Bulan?" Desis Rayen. "Hahh," Bulan terperanjat mendengar desis Rayen. "enggak... Abaikan aja, anggap angin lalu,"


"Ishhh, dasar cowok kampret ngeselin," decit Bulan kesal.

"Ehh... Kau yeah, cewek cuek se-antero."

"Omg..." Bulan tersekat hingga memajukan wajahnya menatap dalam ke Rayen. "Kau yang cowok kampret. Macam ibu-ibu yang comel, puas!"

Rayen memberikan seulas senyum yang aneh begitu dengar ucapannya.

Bulan merasa puas saat tahu ekpresi wajah Rayen seolah tersipu. Bulan langsung berlari, khawatir dikejar oleh Rayen.

Pada dasarnya cuek yang kau tanam. Suatu saat... Bakal tumbuhnya benih cinta, aku perlu mengetahui setiap sisi hatimu, apakah kau tahu? Aku selalu menjagamu dari jarak jauh, sepertinya hatiku lirih dengan perjuangan yang kau korbankan.

<Rayen Wijaya.>

Ketika dikantin Bulan disibukkan dengan semangkuk bakso ke sukaannya yang super duper bakso paling mantulll yaitu; Bakso setan.

Saat hadirmu selalu buatku menyebalkan, aku tak tahu? Persahabatan atau cinta yang kurasa. Namun takdir malah menyatukan kita.

~Bulan Aghnia~

"Aku tak menyangka! Walaupun kita berjarak, berjalan menyatukan langkah kaki, tapi ... Kenapa aku merasa selalu salah tingkah berada di kejauhan ada apa wahai hati? Udah kamu harus fokus Bulan, bentar lagi kamu semester," batinnya mengelak.


Maaf yah guys🙏 kalau 3 hari yang lalu ngepostnya gak jelas karena aku lagi sibuk ikutan event cerpen. So, Alhamdulillah, sekarang aku ada waktu luang untuk benerin part duanya. Thanks udh masih setia baca💙🥰💕

Diam-Diam Jatuh Cinta  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang