CAPTER 2: Nyanyian Perpisahan

277 41 5
                                    

Rasa adalah apa yang memenuhi diri manusia. Anak kecil atau pun orang dewasa. Begitu pula denganmu. Kamu, Jisoo. Gadis remaja yang selalu saja mencintainya. Meski kondisi dan atensinya hanya untuk atas janji masa kecilmu dengannya. Bukan untukmu.. dalam artian tidak menganggapmu lebih dari teman sejak kecil. Namun, kamu selalu tahu, bagaimana pun dia bertindak dalam hidupnya, kamu akan tetap mencintainya.

 "Aku tidak menyuruhmu untuk melupakannya, Jisoo! Hanya saja, aku ingin mengingatkanmu untuk melihat sekelilingmu. Demi dirinya, kau bahkan rela menulikan telinga dan membutakan matamu dari dunia,"

Ucapan Jennie dikala sore hari tepat sebelum dua hari Taehyung memintanya untuk menemuinya..Jisoo tidak mau mengakuinya dengan hari diputuskannya dirinya, selalu terngiang sepanjang waktu. Seakan kalimat itu seperti bayangan dirinya yang akan memahat dengan indahnya di posisi tertentu.

Karena ucapan Jennie.. sahabat perempuan satu-satunya di sekolah putri, Jisoo rela melepaskan Taehyung yang selalu diiming-imingi oleh janji saat mereka masih kecil. Beri applause untuk Nona Cute tersebut karena sudah menuntun Jisoo menuju keputusan yang harusnya sudah Ia lakukan sejak dahulu.

Sungguh Jisoo memang telah berbuat keterlaluan sebelumnya. Dengan memonopoli Taehyung, yang pada kenyataannya Taehyung tidak pernah akan menganggapnya perempuan hanya sebatas teman sejak kecil.

Hanya karena keegoisannya Jisoo mengabaikan sekelilingnya bahkan sekeliling Taehyung yang akhirnya jatuh cinta untuk pertama kalinya pada seorang gadis cantik dan manis lagi lembut bagai seorang Ibu.

Jisoo menutup mata bahwa Taehyung tengah tertarik pada Bae Irene.

Jisoo menutup telinganya bahwa Bae Irene telah terang-terangan menyukai Taehyung dan Jisoo meminta Irene untuk menjauhi Taehyung.

Ya beri semua perkataan tadi sebagai penekanan untuk dirinya. Agar dirinya merasa tertampar dan sadar.

Sungguh egois dirinya dahulu. Tapi itu dahulu karena pada hari ini, Taehyung sudah menyampaikan keinginannya yang dirasa sudah terpendam sejak lama. Jisoo sadar, Taehyung bukan hanya akan menjadi miliknya. Pasti suatu hari nanti Taehyung akan pergi menjauhi dirinya walau ada sebuah 'janji' yang terus mengiringi Kim bungsu tersebut.

Dan malam itu juga Jisoo menangis untuk ketiga kalinya setelah di cafe.

Pagi hari menjelang begitu tanpa terasa.

Jisoo yang tertidur pulas setelah menangis semalaman, terbangun dengan perasaan yang cukup melegakan walau kedua matanya dilingkari oleh warna hitam. Ini adalah sebuah jawaban yang baik untuk memulai kehidupan cintanya. Pikirnya ketika dia melihat mentari sudah sedikit tinggi.

Tubuh rampingnya yang terbalut piyama bermotif kelinci berjalan dengan lunglai dan menggapai kain putih tebal yang menutupi kedua jendelannya. Disibaknya tirai tersebut hingga matahari menerobos langsung pada kamarnya.

Matanya menyipit, senyumnya terkembang riang.

"Ini adalah awal yang baru!" Teriak Jisoo gembira.

"Semoga Taehyung bisa 'menembak' Irene dengan benar!"

Demi orang yang dicinta kita pasti akan berdoa untuk kebahagiaannya. Tak perduli bagaimana pedihnya hatimu saat berdo'a. Tak perduli bagaimana hancurnya hatimu jika kebahagiaan orang yang kita cintai bukan untuk kita. Tak perduli bahwasannya kamu hanya berdo'a untuk kebahagiaannya semata.

"Pagi! Aku baru saja dari toko bunga bersama dengan Yoongi. Lihat bunga ini. Bagaimana menurutmu akan bunga ini?" Tanya seorang gadis seumuran Jisoo yang secara tiba-tiba menyodorkan sebuket bunga ke hidung Jisoo. Jisoo melihat ke arah bawah,  kemudian melambaikan tangannya ke arah Yoongi.. seorang pemuda yang seumuran dengannya dan dibalas oleh uapan besarnya.

GONE: Life Goes OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang