Mama Kim

265 66 20
                                    

Setelah dua hari menginap di rumah keluarga Kim, kini pengantin baru— Hanbin dan Jennie ganti menginap di rumah keluarga Kim yang satunya dimana letaknya gak jauh-jauh banget dari rumah keluarga Kim sebelumnya. Masih satu blok dan hanya berjarak empat rumah.

Percaya atau enggak, Jennie lebih senang dan kelihatan lebih tenang saat di rumah keluarga suaminya. Bukan apa-apa, kalau dibanding ibunnya, Mama Kimnya Hanbin lebih kalem dan gak bawel. Jennie jadi senang dong punya mertua kayak gitu.

"Hahaha emang Hanbin doang yang sial banget dapatnya mertua bawel kayak ibun." Batin Jennie.

"Kamu kalo capek ke kamar aja, Jen." Ucapan Mama Kim ini berhasil membuyarkan lamunan sang menantu.

Jennie tersenyum lalu melanjutkan aktifitas mengiris buah-buahannya. "Enggak apa-apa kok Mama Kim, Jennie gak capek sama sekali."

"Bener? Semalem mama dapet info dari bunda kamu, kalo kalian berdua ada berisik di kamar loh, masa gak capek sih."

Speechless. Jennie kira Mama Kim yang kalem ini gak akan yang namanya bahas hal berbau aktifitas ranjang ke anak atau menantunya kayak yang dilakukan ibun, ternyata sama aja.

"Hahaha Mama Kim masa percaya gitu aja sama ibun, kan ibun tuh suka melebih-lebihkan cerita."

"Tapi kalopun bener, nggak apa-apa kali. Kan mama juga seneng nanti bisa dapet cucu."

Jennie tertawa canggung. "Mama Kim, ikannya udah tuh kayaknya, Jennie angkat ya?"

Mama Kim menoleh pada wajan yang sedang menggoreng ikan. Memang warna ikannya sudah kecoklatan. Jadi beliau iyakan tawaran sang menantu untuk mengangkat ikannya dari minyak panas.

Setelah selesai mengangkat ikan, Jennie mendengar dari belakang kalau bunyi mesin cuci yang sedang mengeringkan baju berhenti. "Mama Kim mesin cucinya udah berhenti. Jennie mau jemur dulu bajunya."

"Oke sayang." Terdengar nada persetujuan ini sedikit menggoda. Mama Kim tahu betul jika menantunya sedang mengalihkan pembicaraan sedari tadi. Makanya tiba-tiba mau melakukan semua pekerjaan rumah.

Jennie mengambil seluruh pakaian dari dalam pengering dan diletakkan di keranjang untuk dibawanya menuju jemuran. Sudah biasa sebenarnya dia melakukan ini, maka saat mengangkat keranjang berisi baju setengah kering itu menuju halaman belakang, Jennie kuat-kuat saja.

Kembali ke dapur. Hanbin baru selesai menyirami tanaman milik Papa Kim langsung menuju tempat mesin cuci yang letaknya dekat dengan dapur. "Ma, bajunya siapa yang jemur?" Tanya Hanbin. Memang sedari tadi yang in charge dipermesin-cucian adalah Hanbin. Tapi sembari menunggu mesin pengering bekerja, Hanbin tinggal sebentar menyirami tanaman Papanya. Tapi ditinggal sebentar, baju baju di mesin cuci hilang.

"Tuh istri kamu yang jemur. Salah tingkah dia, Bin. Abis mama godain." Tunjuk Mama Kim pada halaman belakang tempat Jennie sedang menjemur baju.

"Mama ada-ada aja sih."

Hanbin melenggang menuju halaman belakang tempat Jennie sedang menjemur baju.

"Jen. Kamu ngapain?" Tanya Hanbin saat baru sampai.

"Jemur baju. Gak liat?" Jawab Jennie menoleh sebentar pada Hanbin.

"Sini biar aku aja. Kamu bantu mama masak aja sana."

"Kamu aja bantuin Mama Kim, Bin. Biar aku yang jemur baju."

"Gak bisa gitu, aku suami kamu masa aku masak."

"Tau Chef Gordon Ramsey, kan? Dia laki-laki kan? Gak apa-apa tau laki-laki masak."

"Oke kalo kamu gak mau pergi." Cup!

Jennie memelotot, "Hanbin!" Pekiknya kala tersadar jika suaminya baru saja mencuri satu ciuman dari pipi Jennie.

Jennie bukan hanya harus belajar tahan banting saat bunda dan mertuanya membahas aktifitas ranjang tetapi juga harus menerima beberapa skinship, ciuman, dan hal yang bisa lebih jauh dilakukan oleh suaminya secara tiba-tiba padanya. Ayo! Jennie bisa, Jennie kuat!

• • •

ILOBEUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang