Chapter I

130 16 0
                                    

Ting.

Bunyi notifikasi pesan handphone Asahi berbunyi. Setelah bergegas meraih handphone yang tak jauh darinya, tiba-tiba, Deg, senyuman dari wajah Asahi langsung berubah menjadi datar. Tak lain gara-gara pesan itu bukan dari orang yang Ia harapkan, Yedam. Tidak hanya itu, pesan itu berisikan foto Yedam, pacarnya yang sedang merangkul teman wanitanya nampak akrab.

Foto itu nampak foto yang diambil dari screenshoot-an instagram story. Di foto itu, nampak Yedam yang mengenakan cardigan hitam dan tengah merangkul seorang gadis cantik yang mengenakan baju gingham-check dan keduanya seperti pasangan serasi. Setelah beberapa saat, akhirnya Asahi menggerakkan jari-jarinya untuk membalas pesan tersebut.

Jae : *sent pict*

Asa : apa ini jae ?

Jae : buka mata lo sa..

ini bukti kalau Yedam ngga pantas untuk Loe Sa. Kapan Loe bisa percaya sama Gue?!

Asa : I-iya Jae. Gue juga sudah tahu kok.

Jae : Sa..

Asa : hm ?

Jae : Loe gapapa?

Asa : ...

Jae : Loe dimana ? makan yuk. dari pagi aku belum makan

Asa : ga laper aku je. ajak kak jihoon aja dulu

Jae : ga mau. temenin aku ya. aku jalan sekarang.

Jae : sa.

Jae : sa.

sebenarnya Asahi sudah merasakan bahwa ada yang berbeda dengan yedam sejak 3 bulan yang lalu.

Tapi dengan bodoh dan sengaja, Asa membuang jauh-jauh pikiran-pikaran seperti itu.

Jae : sa. aku sudah didepan kost lo.

notifikasi pesan dari Jae akhirnya membuyarkan pikiran kosong Asa.

Asa : oke. sebentar.

Asa pun langsung meraih dompet di meja dan mencangklong waist bagnya ke pundak. Sebelum keluar kamar, tak lupa ia menyemprotkan parfum vanillanya.

"Asa!" sapa jae sambil melambaikan tangannya ke arah asa. Asa yang melihat tingkat laku Jae langsung menyunggingkan bibirnya ke samping dan membentuk senyum kecil di wajahnya.

"hai jae. tadi adalah senyum pertamaku hari ini." sahut asa sambil mengambil helm yang sudah ada di depannya.

"Mulai sekarang dan seterusnya, akan ada banyak senyuman di wajahmu. Tunggu saja." goda jae sambil menyematkan helmnya. "ayo cepat naik. Perutku sudah langsing banget ini." ajak jae yang sudah siap untuk menjalankan motor sport merahnya.

Angin sepoi menerpa wajah asa terlihat pucat pasi. Matanya sibuk melihat tulisa-tulisan yang ada di sepanjang jalan.

"kita akan kemana jae ? " tanya asa yang mendekatkan wajahnya di samping pipi kiri jae.

"ke batagor deket alun-alun aja, yuk." jawab jae sambil sedikit memelankan laju motornya. Motor itupun akhirnya berhenti di tempat parkir samping gerobak bertuliskan BATAGOR MANG YAYAN.

"sa, udah sampe." jae melepaskan helm dan meletakkannya di body motor depannya.

"Oh, sudah sampai ya, dam. "

Asa secara tidak sadar memanggil jae dengan sebutan dam. Iya, Yedam.

"Ah, maksudku jae. Sorry jae, aku-" buru-buru asa melonggarkan tangannya kanannya yang sedang memeluk jae. Seketika itu juga, jae meraih tangan asa dan berbisik mendekatkan bibirnya ke telinga asa.

My Perfect Orange [JAESAHI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang