Prolog

1.3K 103 18
                                    

Tawa kecil keluar dari bibir, tangan ramping tersebut di angkat dan menutup bibir merahnya. Kekehan manis menjadi balasan untuk menjawab pertanyaan aneh tersebut.

"Jawablah. Jangan hanya tertawa! Itu membuat ku kesal"

Tangan putih panjang terulur mengusap kepala merah dengan lembut. Sudut bibir terangkat, mata sedikit menyipit akibat terapit oleh pipi.

Tersenyum.

Tangannya ia tarik kembali dari helaian merah senja itu. Manik magenta bergulir ke bawah melihat tempat dimana ia berpijak saat ini.

"Pertanyaan mu aneh-aneh saja. Aku kan ada disini, dihadapan mu. Kau tidak percaya padaku?"

Suara lembut nan halus masuk begitu saja ke Indra pendengaran, membuat si empu yang bertanya menampakkan senyum lebar. Barisan gigi putih terlihat jelas.

"Tentu saja!"

"Fufu~ itu baru adikku"

Dia tertawa, mereka tertawa bersama seraya bertautan tangan, saling menyalurkan kehangatan.


Dream

By: Anggun_P1004

Dream✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang