Bagian II : Teman Satu Kamar

2 1 0
                                    

Kepalaku terasa sangat berat pagi itu,Aku tak dapat bangkit dari tidurku.Lelah,capek,lesu juga tidak bersemangat yang kurasakan pagi itu.Badanku serasa diikat dengan ribuan tali sampai untuk bergerakpun aku tak bisa.Malasku semakin memuncak karena kulihat jam setengah lima pagi dan merasakan dinginnya udara sangat menusuk kedalam tulang.

Rifky masih tertidur pulas dikasurnya,aku tidak enak jika harus membangunkannya pagi-pagi seperti ini.Kucoba untuk melawan rasa malasku dan mencoba untuk menggerakkan kakiku untuk menginjak lantai kamar.Aku mencoba berdiri dan berjalan kearah luar kamar sembari memegang dinding.Sampainya didapur aku mengambil mangkok dan kuisi dengan air hangat yang kuambil dari dispenser,lalu aku kembali masuk kedalam kamar dengan sisa tenaga yang kumiliki.

Badanku sudah terasa panas,sapu tangan biruku yang kuambil darilemari kubasahi dengan air hangat dan kukompreskan kekeningku.Sambi berbaring aku memegang leherku dan mendekatkan jemari kananku kelubang hidungku dan semua mulai terasa panas.

"aduh macamnya mau demam ne badanku".lirihku dalam hati.

Aku mengganti kompresan yang telah dingin itu dengan kompresan yang baru.Akupun memperbanyak meminum air putih yang terletak didalam botol aqua yang biasa kupersiapkan diatas meja kamarku.

Setelah beberapa saat aku berusaha untuk menurunkan panas demamku,mulai terdengar suara lantunan ayat-ayat Al-Qur'an yang nyaring dari masjid sebelah kostku.Bersamaan dengan itu pula alarm hpku berbunyi menandakan shubuh telah tiba.Aku tetap berbaring ditempat tidur dan semakin tak bisa berbuat banyak karena panas badanku semakin parah.

Mendengar suara alarmku Rifky pun terbangun,dan Ia terkejut melihat aku yang tergelatak lemas diatas tempat tidur dengan kompresan sapu tangan dikeningku.Dia menghampiriku dan menanyakan keadanku.

"kenapa kau wak?".tanyanya dengan nada khawatir.

"hi..hi.. Cuma kedinginan aja wak ku.. ku..rasa,tapi badanku panas!berrrrr..!!!".jawabku sambil agak menggelatuk.

"wah mau sakit kau ini wak!!".ujarnya sambil mengganti kompresku yang sudah kering itu.

Rifky pun mengambil selimutnya dan menyuruh aku meminum bodrex yang diambilnya dari kotak obat.Dia menyelimutiku setelah aku meminum obat yang diberikannya dan menyarankan kepadaku untuk beristirahat.

"kau istirahatlah dulu!,nanti kumasakkan bubur untuk kau sarapan dan mengabari sama pak Guntur kalau kau nggak masuk kerja hari ini".jelas Rifky sambil beranjak kekamar mandi.

Aku hanya menganggukkan kepala tanda setuju dengan usulan temanku itu.Kucoba untuk memejamkan mataku tetapi mataku terasa panas saat kelopak mataku bertemu.Kembali kubuka dan menggerakkan sedikit kepalaku.Rasa sakit dikepalaku semakin menjadi-jadi saat aku merubah posisi tidurku.Perut yang kosong semakin membuat daya tahan tubuhku menjadi lemah.Aku hanya bisa bersabar dengan keadaanku saat itu.Ku paksa mataku untuk terpejam dan berusaha untuk tetap tenang,dan usahaku itu tak sia-sia karena aku dapat tertidur juga.

Saat aku terbangun,jam dinding telah menunjukkan pukul sembilan pagi.Kucoba untuk mengumpulkan sisa tenaga untuk bangkit dari berbaringku.Tapi lagi-lagi usahaku itu sia-sia.Aku terdiam sejenak sambil mengumpulkan tenaga yang ada.Kucoba lagi untuk menggerakkan lenganku kekanan dan kekiri kemudian berusaha untuk mengangkat tubuhku.Akhirnya dengan susah payah aku dapat duduk ditempat tidurku.Kutoleh kesebelah kanan sudah terdapat bubur nasi putih terletak dimeja yang bersebelahan dengan tempat tidurku plus air teh yang kelihatannya sudah menjadi dingin.Kuraih semangkuk bubur itu dengan tangan kiriku dan melahap perlahan bubur yang telah menjadi dingin itu dengan sendok merah ditangan kananku.

Setelah aku lahap bubur buatan sahabatku itu,perutku terasa kenyang apalagi ditambah teh manis yang telah dingin itu masuk ketenggorokanku.Aku pun kembali berbaring dikasurku.Dalam hati aku sangat berterima ksih dengan sahabatku yang satu ini.Ia masih menyempatkan diri untuk memasakkan bubur untukku.Terima kasih sobat kau telah mengajarkan aku tentang arti persahabatan.Terima kasih juga karena telah menjadi abang perantauan yang baik untukku.

Empat hari aku dilanda demam panas yang menyerangku, selama itu pula aku tidak masuk kerja.Rifky terus merawat dan memenuhi kebutuhanku selama aku sakit.Tak pernah ada kata keluhan yang terucap dari mulutnya.Dia selalu tersenyum manis dalam kesehariannya bersamaku.Aku merasa tidak enak dengannya karena telah menyusahkannya hampir sepekan ini.

"Pak Guntur tadi siang menanyakan kabarmu,".obrol Rifky singkat.

"apa kata bapak itu".

"ya.. Beliau mengatakan semoga kau cepat sembuh!".

Aku mengatakan kepada Rifky bahwa mulai hari senin besok aku sudah bisa masuk kerja.Dia sedikit melarangku karena fisikku belum seratus persen membaik.Tapi aku bersikeras untuk masuk kerja dan akhirnya dia mau mengerti tentang hal itu.

Berulang kali aku mengucapkan terima kasih dengan Rifky karena sudah mau merawat diriku saat aku sakit.Rifky hanya tersenyum kecil saat aku mengucapkan terima kasih kepadanya.

"enjoy ajalah teman satu kamarku!".ucap Rifky ringan.

Akupun memeluk Rifky dengan bangga,ternyata masih ada orang didunia ini yang masih perduli akan keadaan temannya.

BIDADARIKU 'tak harus SUCITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang