Suara teriakan dan tawa diiringi dengan musik yang sangat keras yang cukup memakak kan indra pendengar. Mereka berjoget ria sambil mengikuti dentuman irama musik. Bau alcohol yang menyengat menjadi sensasi tersendiri untuk mereka yang disana.
"One more" Dilain sisi ada seorang lelaki yang terus meneguk wine yang terus saja Ia pesan. Pikirannya sedang kacau hingga Ia butuh pelampiasan.
Zarga Ananta, Lelaki yang dikenal dingin juga bengis terhadap musuhnya. Ia menjadi pemimpin dari geng besar yang ditakuti banyak orang. Dan dikenal sebagai raja dunia malam.
Banyak wanita yang memujanya, memuja ketampanan hingga harta dan tahta yang Ia miliki. Tapi Zarga diketahui tidak pernah berhubungan atau dekat dengan wanita manapun. Yang menimbulkan rumor bahwa dia seorang gay.
"Woi bro!" Sapa salah satu temannya.
"Gila Lo ga, minum berapa banyak hah? Ogah ya kita kita ngegotong lo yang beratnya kek babon gini" Ucap Kevin yang langsung mendapat plototan tajam dari Zarga.
"Gue mau sendiri, jangan berisik"
"Ya jangan kesini lah datengnya, inget besok ada les balet" Ledek Gavin padanya.
Zarga tak memperdulikan omongan temannya dan tetap meneguk cairan yang terasa membakar tenggorokannya tersebut. Hingga kini Ia mabuk parah dan meracau tak jelas.
"Euhh, Bocah mata empat gue"
"Kangen.. gue kangen lo"
"Lo dimana HAH?! gue.. gue udah nyari lo kemana pun"
"Semuanya jahat, where are you?"
Zarga terus meracau membuat ketiga temannya itu prihatin padanya. Seorang Garza telah mengalami cinta mati kepada gadis yang Ia temui di danau Rumah Sakit. Hari dimana Ia menangisi kepergian Mamahnya.
"Duhh Ga, diem bentar ye jangan gerak mulu badan lo berat bego!" Kevin turut kesal karena ulah Zarga. Tapi ya namanya teman dia harus menerima semua kekurangan sahabatnya dengan lapang dada.
"Masukin pinnya Vin" Ucap Leo yang menggotong badan atas Zarga.
"Vin yang mana?" Tanya Kevin dan Gavin secara bersamaan.
"Serah elah!"
Setelah pintu apartemen terbuka sempurna. Mereka dengan cepat mendorong tubuh Zarga keatas kasur. Membiarkan lelaki itu larut dalam mimpinya.
***
Gadis itu bergerak gelisah. "Yang lain udah disana?" Tanyanya pada Acha.
"Iyaa, gue mau kesana tapi takut" Ucap Acha sambil menunjuk koridor yang dipenuhi siswa lelaki.
"Ngeri ngerii, lewat koridor belakang aja bisa gak?" Tanyanya.
"Gatau dah"
"Belum coba belum tau" Setelah itu mereka bergegas melewati 'jalan' lain menuju aula.
Cherry Gabriella, Seorng gadis biasa yang ingin hidup biasa dengan aman dan nyaman. Dia memiliki paras yang cukup cantik, tinggi semampai juga rambut panjang hitam kecoklatan.
"Shuutt! Sinii!" Mereka berdua mencari cari asal suara tersebut dan menemukan ketiga sahabatnya yang lain sedang duduk di kursi pojok paling belakang.
"Kok tadi lewat situ sih? Bukannya harusnya lewat koridor kelas dua belas?" Tanya Zahra.
"Ada kakel cowok, males kalo lewat sana" Jawab Acha sekenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARZA
Novela Juvenil"Hey, kita ketemu lagi ya?" Sapa seorang lelaki, gadis itu tak terlalu mengenali karena keadaan cukup gelap. Dia mencoba mendekat dan memicingkan matanya. Betapa terkejutnya bahwa itu kakak kelas yang sangat ingin dia hindari. "Kakak kok disini? man...