Sudah lima belas menit freya menunggu di depan ruang UGD namun belum ada petunjuk dari dokter yang menangani sang ayah. Freya sangat cemas dengan keadaan sang ayah yang tiba-tiba saja pingsan dan mengeluarkan cairan merah dari hidungnya.
Freya bangkit dari duduknya ketika melihat seorang dokter keluar dari ruang UGD.
"Dokter bagaimana keadaan ayah saya?"
"keadaan ayah anda sangat buruk karena Kanker darah yang dideritanya sudah mencapai stadium 4 dan harus dilakukan penanganan khusus" ucap dokter yang diketahui namanya Rio.
"Aaapaa kanker darah dok?" Bagaimana freya tidak terkejut, ia tidak tahu selama ini ayahnya menderita kanker darah bahkan sudah stadium 4.
"Iya, anda harus bersabar dan terus menyemangati ayah mu walau kemungkinan selamat sangat sedikit, oh iya beliau sudah sadar kamu bisa melihatnya"
Freya yang sudah menetesakan air mata, segera menghapus air matanya. Bagaimana juga ia harus terlihat tegar demi ayahnya, satu-satunya keluarga yang ia punya setelah meninggalnya ibunya saat melahirkannya.
"Assalamualaikum ayah" Freya menyapa sang ayah yang terlihat begitu pucat dan melihat kondisi ayahnya yang sudah dipasang banyak selang ditubuhnya yang freya tidak ketahui fungsi masing-masing selang tersebut.
"Waalaikumsallam, Freya anak ayah yang cantik, dduduk sinii nakk!" Ucap lemas sang ayah.
Freya duduk disamping brankar. Ia mengusap lembut tangan sang ayah.
"Nak ayah sudah tidak kuat, kamu jangan khawatir ya nak kamu bakal tinggal sama teman sma ayah yang tinggal di Jakarta, kamu jangan takut beliau orang yang baik dan ayah sudah menitipkan mu"
"Ayah cepat sembuh ya yah jangan ngomong seperti itu, frey akan selalu disamping ayah, frey bakal cari kerja untuk biaya rumah sakit ayah, frey janji yah tapi ayah jangan tinggalin frey" Freya menggenggam erat tangan ayahnya.
Tapi takdir berkata lain, Tuhan lebih sayang dengan ayah Freya. Tangis freya semakin pecah, ia tidak bisa membayangkannya kehidupannya tanpa kehadiran sang ayah yang merawatnya dari lahir. Ayahnya sudah menjadi sosok ayah maupun ibu baginya. Dari kecil ayahnya yang selalu merawatnya, melindunginya, dan menghiburnya.
Ayahnya merupankan sosok yang sangat berjasa bagi freya. Walau tinggal sederhana di kampung, freya tetap bersyukur karena memiliki sang ayah.
🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍
Halo guys!!! Sebelumnya aku mau minta maaf atas cerita yang aku buat kalau kalian merasa cerita ini aneh, tidak nyambung, atau apapun aku minta maaf🙏 cerita ini merupakan cerita yang kesekian yang aku buat dari berbagai akun yang pernah aku punya dan tidak pernah tamat dan serius dalam dalam menulis. Mungkin kali ini aku akan lebih niat. Makanya aku butuh support kalian buat menggembangkan tulisan aku, terima kasih🥰
Happy Reading guys
KAMU SEDANG MEMBACA
CAVERO (On Going)
Teen FictionBagaimana jadinya jika kalian harus tinggal seatap dengan orang yang selalu membully mu di sekolah? "Udah gue bilang janga pernah bantah ucapan gue kalau lo masih mau hidup" ancam Cavero. "Lepas, sakit tanganku Vero" rintih Freya kala tangannya dice...