"Airlangga jangan lari lari nak, nanti jatuh!" Teriak seorang wanita paruh baya yang tertinggal jauh di belakang anak laki laki yang berlari kecil.
Tepat hingga teriakan wanita itu menggema kaki anak laki laki tersebut tak sengaja menyenggol batu yang tak bergerak yang membuatnya terjatuh lalu menangis kencang di tempatnya.
Wanita yang melihat tragedi itu dari kejauhan langsung dengan sigap berlari ke arah anak laki laki tersebut dan membuat tangan nya menyeka pelan lutut anak itu yang sepertinya ada goresan sedikit yang membuat kulit nya terkelupas dan mengeluarkan cairan berwarna merah.
"Udah mama bilang hati hati kalau lagi lari sayang, udah cup cup jangan nangis anak pinter." Ujarnya menenangkan anak laki laki tersebut.
Anak itu masih tersedu di tempat nya dan saat mendengar celotehan ibunya ia makin terisak hebat dan menaikkan kedua tangannya menandai untuk minta di gendong.
Wanita itu merespon permintaan anak nya dan dengan sigap ia meraih tangan anak kecil itu dan ia bawa tubuhnya dalam rengkuhan nya.
"Hiks hiks cakit mama... batu na nakal..."
Wanita yang mendengar eluhan anak yang digendongnya langsung tertawa pelan, "Lain kali hati hati ya... itu Air yang salah sayang, bukan batunya." Ujarnya pelan sembari berjalan kearah tempat duduk di sekitar taman.
"Mama kaki Ail cakit anget... beldalah" Celoteh nya lagi.
"Jangan nangis ya, jagoan mama papa kok nangis? Nanti papa sedih kalau lihat anaknya nangis. Kita pulang ya, habis itu mandi dan di obati lukanya." Ujarnya pelan.
Anak lelaki itu mengangguk pelan dengan terisak yang masih bisa di dengar, "Ail nda mau papa cedih mama! Ail kuat! Ail jagoan!"
Seraphine Prolog End
KAMU SEDANG MEMBACA
Seraphine
Teen FictionMahatma Angin Kastara, lelaki yang mungkin visualnya seperti laki laki yang banyak di jelaskan di buku buku novel anak remaja. Ya siapa juga yang gak mau sama modelan Angin? Ketampanannya bahkan gak cukup kalau dirangkum di buku sejarah. Kemewahan h...