Bola merah yang bertuliskan NBA itu memantul ke atas dan nampak menyerahkan diri untuk memasuki gawang bola basket nya. Orang yang sedari tadi melakukan dribble pada bolanya kini mulai menepi dan menduduki salah satu kursi yang sudah di sediakan disana.
Ia mulai mengambil botol air minum nya dan meneguk cairan segar itu. Sambil sesekali ia melambaikan tangannya dan menganggukkan kepalanya pada beberapa teman satu angkatannya yang juga sedang melatih ketangkasan mereka dalam bermain basket.
Setelah dirasa tenggorokannya mulai mendingin ditaruhnya botol itu dan mengeluarkan hp di dalam tas kecilnya, sesekali mengecek WhatsApp siapa tau ada tugas penting yang harus ia kerjakan.
"Langsung pulang atau nangkir dulu Ngin?" Tanya seseorang yang baru saja berada di sampingnya.
Orang yang merasa di tanya itu pun menolehkan kepalanya dan menggeleng, "Gue pulang duluan. Ada kerjaan yang penting di rumah," Ujarnya sembari menyampirkan tas
di kedua pundaknya."Si Malika lagi?" Tanya nya lagi, dan segera di balas Angin dengan Cengiran khasnya.
***
Mahatma Angin Kastara, sudah pernah dengar namanya? Jika belum perkenalkan dia bisa dipanggil Angin ataupun Tara. Tapi ia lebih suka dipanggil Angin. Katanya, Angin itu sebagian dari hidupnya.
Masih pernah dengar tentang anak lelaki yang menjadi anak mama di usia remajanya yang ke 17 tahun? Angin adalah salah satunya. Jika kalian bertemu dengannya jangan terpengaruh oleh tampangnya yang nampak gagah nan perkasa layaknya Gatotkaca. Padahal didalamnya ia adalah anak yang sangat nempel pada bundanya.
"Assalamualaikum bunda, Angin pulang!" Teriaknya yang menggelegar di sepenjuru ruangan.
Wanita paruh baya itu keluar dari ruangan yang berbau khas masakan ibu rumahan dengan membawa sepiring makanan kesukaan anak semata wayangnya.
"Udah pulang? Mandi dulu habis itu ganti baju, bau banget kamu habis basket lagi ya?"
Angin tertawa pelan dan mengecup pipi bundanya, "Sekali sekali gak papa kan bun?"
"Iya gak papa ya udah sana bersih bersih, bunda udah siapin Malika mu itu di meja makan."
"Siap nyonya, laksanakan!"
Angin segera naik ke atas kamarnya dan membersihkan dirinya sesuai perintah bunda. Tak lama kemudian ia turun ke dapur dan menyantap masakan bundanya.
"Bun besok aku ada rapat OSIS jadi pulangnya agak telatan." Ujarnya sembari menyuap suapan terakhir.
"Sampai jam berapa emangnya?"
"Gak tau nanti kalau udah selesai aku langsung pulang. Tenang aja aku gak main basket lagi besok,"
Wanita bernama Tiara itupun melangkahkan kakinya menuju tempat duduk anaknya dan mengelus rambut Angin pelan, "Bunda gak mau kamu kenapa kenapa lagi Angin."
Angin tersenyum dan mengusap tangan bundanya pelan, "Aku bisa jaga diri baik baik bun tenang aja," Ujarnya.
Setelah mengatakan itu ia naik ke kamarnya dan merebahkan dirinya di kasur kesayangannya. Ia memandangi langit langit kamar sekilas dan menutup matanya.
Tak berapa lama ia membuka matanya dan mengambil hp nya di atas nakas dan membuka group chat.
Anggaabyan
Woi gue ada tebakan seru
Muncul dulu ayo sayang sayangnya Angga
Ga muncul dalam 1 detik gue bunuh
KAMU SEDANG MEMBACA
Seraphine
Teen FictionMahatma Angin Kastara, lelaki yang mungkin visualnya seperti laki laki yang banyak di jelaskan di buku buku novel anak remaja. Ya siapa juga yang gak mau sama modelan Angin? Ketampanannya bahkan gak cukup kalau dirangkum di buku sejarah. Kemewahan h...