Part-1

9 3 0
                                    

Seperti biasa, Sofia atau yang dikenal sebagai Fia, setiap pagi ia selalu disuguhkan dengan pemandangan yang akan membuat matanya perih, memanas, dan mengeluarkan air.

Fia yang berjalan menuruni setiap anak tangga tiba-tiba menghentikan langkahnya, sudah biasa. Ia akan melihat mommy, daddy, dan abangnya yang sedang sarapan, tanpa dirinya. Terlihat kebahagian antara mereka, Fia hanya bisa melihat kebahagian itu tanpa merasakannya. Meratapi nasibnya yang tidak seberuntung orang lain, Fia hanya bisa diam dan terus diam, sefatal itu kah kesalahan Fia di masa lalu?.

Melanjutkan langkah kakinya melewati keluarganya tanpa sedikitpun ia menoleh ataupun menyapa, bukanya Fia tidak sopan hanya saja ia tidak mau ada keributan pagi ini.

"Fia" Sudah Fia duga, abang nya pasti memanggil dirinya.

"Iya bang" Fia membalikan dirinya menghadap keluarganya.

"Bekal, abang tadi suruh bibi buatin ini buat kamu" Ucap abangnya tersenyum.

Fia tersenyum, setidaknya masih ada orang yang memperdulikannya, ia langsung mengambil bekal nya.

"Jangan lupa dimakan" Fia hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Fia berangkat"

Setelah Fia menjauh dari hadapan mereka, samar-samar Fia mendengarkan percakapan abang nya dengan orang tuanya.

"Buat apa kamu memperdulikan dia?" Tanya Martin, ayah sekaligus kepala keluarga.

"Ingat adik kamu, kita harus jauh dari Lia akibat dia" Timpal Amanda, mommy mereka.

"Fia juga adik aku mom, sudahlah El berangkat dulu" Fia yang mendengarkannya langsung beranjak keluar rumah untuk menuju ke sekolahnya.

Sepanjang jalan menuju sekolah, Fia terus memikirkan dirinya, keluarganya, dan nasib adik nya. Iya, Fia mempunyai adik yang umurnya tidak jauh darinya hanya berbeda satu tahun, dia Alia, Alia Lylyodra. Hanya saja mereka di pisahkan, Alia tinggal bersama nenek dan kakeknya di London, tempat kelahiran Fia.

Sangat lama mereka terpisah, tidak tau sekarang Alia bagaimana, keadaanya? apakah baik-baik saja atau bahkan masih buruk, parasnya? Apakah ia semakin cantik, kelakuannya? Apakah masih sama seperti dulu?. Yang Fia tau hanya Alia yang selalu unggul dalam hal apapun, sedangkan dirinya? ia selalu salah dimata orang tua dan abang nya.

Menyingkirkan segala yang dipikirkan membuatnya tidak fokus, Fia hampir saja menabrak seseorang.

Sesampainya disekolah, Fia langsung memarkirkan motor kesayanganya di tempat parkir yang sudah disediakan sekolah.

"Fia....." Teriak seseorang yang sedang berlari menghampirinya.

"Fia, gue teriakin di depan gerbang tadi kaga nyaut ih, padahal gue mau ikut motor lu cape gue, kan lumayan tuh dari gerbang sampe sini kalo naik motor gak cape-cape banget" Cerocosnya saat ia sampai didepan Fia.

"Diem re, gue lagi pake earphone ditambah pake helm gak kedengeran lah"

"Alesan lu" Ucap siswi yang ber name tag Renata atau lebih dikenal dengan Rere.

"Dah ah, yuk masuk jam pertama olahraga, kita harus ganti baju cepet takut keburu penuh toiletnya" Fia dan Rere langsung menuju kelasnya untuk menyimpan tas sebelum pergi ke toilet.

***

Jam pertama sudah dimulai, bel sudah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu. Semua murid kelas XI IPA 1 sudah berkumpul di lapangan, termasuk Fia.

"Ayok ayok cepat!!! pemanasan yang benar, hari ini kita akan praktek untuk ujian akhir semester" Instruksi pak Dion selaku guru olahraga.

Fia mendengus kesal, ia sangat membenci pelajaran olahraga. Menurutnya, olahraga membuatnya capek, dia tidak terbiasa olahraga, setiap kali dia olahraga pasti berujung sakit, aneh memang.

SofiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang