"Eh, pas banget kamu udah bangun sayang, sarapannya juga udah siap ni." Bunda Taehyung sedang merapikan tata letak piring dan berseru saat melihat kedatangan putranya dengan seorang gadis di belakang.
Jisoo terdiam di tempat saat Bunda Taehyung menyapanya hangat. Nada bicaranya sangatlah lembut, seperti seorang Ibu bicara kepada anak kandungnya sendiri. Membuat Jisoo tersenyum simpul.
"Kenapa diem aja? Ayo sini, kita makan bareng jangan malu-malu." Bunda menghampiri Jisoo dan menuntunnya ke meja makan.
"Makasih tante." jisoo mendudukan dirinya di kursi.
"Nih ya, kamu harus makan yang banyak biar cepet pulih."
"Aduh, ini kebanyakan tante." Jisoo berkata setelah Bunda Taehyung menyodorkan sepiring makanan yang terlihat sangat banyak.
"Sedikit ini mah. Pokoknya harus dihabiskan, ya sayang."
"Tapi tante-"
"Gak ada tapi-tapian. Dan juga jangan
panggil tante, panggil Bunda aja, kamu kan temannya Taehyung. Semua temannya Tae memanggil Bunda dengan sebutan Bunda, jadi kamu juga harus panggil Bunda ya?""Iya, B-bunda." Jisoo mencoba tersenyum.
"Nah, gitu dong sayang." Bunda mengusap pucuk kepala Jisoo lembut. Membuat Jisoo tertegun mendapatkan perlakuan seperti itu.
"Berasa anak tiri" Taehyung tiba-tiba bersuara, membuat Bunda nya langsung menoleh.
"Kenapa kamu bicara kek gitu?"
"Bunda terus aja memperhatikan dia, Tae juga lapar Bun" Taehyung merengek.
"Ya ampun. Iya sebentar, Nih bunda ambilin." perkataan Bunda membuat Taehyung tersenyum cerah. "Nih untuk kamu."
"Terima kasih Bunda ku sayang." Taehyung mengambil piring itu dengan kedua tangannya.
"Ayo di makan sayang" Bunda berbicara
kepada Jisoo.Jisoo memaksakan diri untuk tersenyum, ia mulai mengambil suapan pertama. Kapan terakhir kali Mami memperlakukannya seperti itu Seminggu yang lalu? Sebulan? Setahun? Yang pasti Jisoo sudah lupa bagaimana rasanya. Tak terasa air mata jatuh di pipi Jisoo, tanpa permisi.
"Sayang, kamu kenapa nangis?"
Jisoo tersentak, ia langsung menghapus
air matanya dan mengambil napas dalam. "Eh? Engga kok bund, Jisoo ga nangis. Cuman makanannya terlalu pedas, Jisoo gak suka yang pedas-pedas." ia mencoba tersenyum."Masa sih? perasaan bunda ga ngasih cabe. Apa mungkin karena dari si ladanya kali ya? Ya udah ni, kamu minum aja yang banyak." Bunda menyodorkan segelas air.
"Makasih Bun." Jisoo mengambil gelas
itu lalu mulai meneguknya.Taehyung memperhatikan Jisoo yang berada tepat di hadapannya. Ia tau betul kalau Jisoo sedang berbohong. 'Kepedesan dia bilang? Heh onta! Orang makanan gak pedes gini di bilang kepedesan? Bunda boleh percaya sama kebohongannya, tapi si tuan tampan Taehyung ini? tidak akan lah yau!' Taehyung bicara sendiri di dalam pikirannya.
"Jisoo pamit pulang dulu yah Bun, maaf kalau semalam Jisoo ngerepotin." Jisoo dan bunda, sedang berada di teras depan rumah.
"Nggak ngerepotin kok tapi kenapa pulang buru-buru? Padahalkan bunda masih mau ngobrol tentang Tae sama kamu."
Merasa namanya di sebut, Taehyung yang sedang mengupil di belakang bund langsung menatap bundanya dengan tatapan 'apa-apaan bunda ini?'.
"Maaf Bun, tapi Jisoo harus pulang sekarang takut orang tua Jisoo khawatir, kan dari semalem ga pulang."
"Iya juga sih."
"Ya udah, Jisoo pulang ya Bun." Jisoo hendak berbalik.
"Eh, tunggu dulu! Biar Tae yang nganter
kamu yah." Jisoo berbalik perlahan kearah Bunda, ia pun tersenyum dengan terpaksa."Kenapa harus Tae sih Bun?"
"Memangnya bunda punya anak yang lain, selain kamu?"
Taehyung hendak membantah. "Iya juga sih. Ya udah iya, Tae anterin." Taehyung berjalan menuju garasi.
"Titip salam yah, buat orang tua kamu."
"Iya Bun, sekali lagi terima kasih banyak." Jisoo membungkuk sopan.
Betapa kagetnya Jisoo, saat ia kembali
menegakkan tubuhnya, tiba-tiba saja bunda memeluk tubuhnya."Hmm, lain kali main ke sini lagi yah?"
Jisoo hanya mengangguk kaku diatas bahu wanita paruh baya tersebut.Di dalam mobil, Taehyung dan Jisoo tidak saling bicara sepatah katapun. Taehyung fokus menyetir, sedangkan Jisoo hanya melihat jalanan di depannya dengan wajah datar.
"Berasa kek di kuburan ya?" Taehyung
mencoba membuka percakapan.Tapi Jisoo tidak tertarik, ia tetap diam.
"Hm, sikap lo beda ya. Kalo lagi di
depan bunda gue murah senyum, sopan
banget. Eh, pas udah berhadapan sama
gue, langsung berubah. Muka ditekuk,
ngomongnya sedikit-sedikit, dingin bet kek kulkas setengah pintu".Jisoo melihat Taehyung sekilas, lalu tatapannya kembali lagi ke depan.
"OMG GUE TAU! Lo pasti lagi caper
kan sama bunda gue?! Lo sebenarnya suka kan sama gue. Jadi lo ngerayu bunda gue, biar bisa ngedeketin gue. Ngaku ga lo?".Jisoo merasa ingin muntah.
"Hayo ngaku?!"
"Hah?!, gue suka sama lo? Bhahahaha."
Jisoo tertawa lepas persis seperti iklan
sampo saat di tanya untuk pindah ke duta sampo lain. "Jangan terlalu kepedean lo ya!" Jisoo berhenti tertawa berganti ekspresi seperti semula."Biarian aja kepedean, orang ganteng mah bebas." Taehyung menjawab sambil fokus menyetir.
"Ganteng? Preet, ganteng dari mana nya?"
"Pura-pura amnesia. Situ sendiri yang
bilang semalem gue ganteng banget."Jisoo gelagapan. "Wajar, namanya juga lagi mabuk halusinasinya tinggi. Orang kalo lagi mabuk mah, liat onta juga kek liat pangeran. Jadi wajar dong kalo gue keliru."
"Ohh, jadi menurut lo gue ga ganteng, gitu?"
"Tuh tau"
Ckiiitt..
Taehyung langsung menginjak pedal rem
membuat Jisoo terkejut. Untung aja dia pakai sabuk pengaman, kalo ngga bisa benjol jidat paripurna nya kena dasbor.➖➖➖➖➖➖➖
Haii hehe 🌚
Maap kalo tiba-tiba ilang tiba-tiba muncul gitu aja kek penampakan setan hehe
Biasalah lagi sibuk ngurusin real life, jadi mungkin akan upload seminggu sekali hehe
Maap atuhh yak🌚 dah janji padahal up triple tapi liat deh ntar malem kalo bisa 2 lagi nyusul, okehh
See uu 🌚
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Jisoo I'm Ok [KJS-KTH]
FanfictionKim Taehyung dan Kim Jisoo Adalah dua orang yang sama-sama memiliki tingkat kepedean tinggi. Taehyung menyukai Jisoo, tetapi Jisoo tidak menyukai pria yang aneh seperti Taehyung. Namun, setelah sekian lama bersama. Jisoo merasa ia mulai menyukai Ta...