PROLOG.

2.4K 94 43
                                    

"LANGIT DAN BUMI MASIH SAMA, MASIH TENTANG MALAM DAN SIANG. NAMUN ADA YANG BERBEDA,BUKAN MANUSIANYA YANG TERMAKAN USIA KARENA ITU GARIS TAKDIR. NAMUN HATI DAN KEPENTINGAN MANUSIA SENDIRI."
.
.
.
.
.

"King mohon ampun pa, King ga kuat hidup di penjara! Tolong King, pa!"

"Maafkan papa King, papa akan melakukan segala cara agar kamu tidak mendekam lama di penjara!"

.

"Aku ga mungkin hamil ma!!!!"

"Wildan tenang!"

.

"Dengan ini terdakwa Arjuna Dwinggo Adijaya di jatuhkan hukum penjara selama tiga tahun!"

.

"Boby anak sialan!!! Kamu sudah berubah jadi gay dan kamu juga terbukti mengonsumsi narkoba!!! Anak setan!!!!"

"Pak menteri cukup, jantung bapak bisa kumat!!"

"Aku tidak punya anak sialan macam dia!! Urus pencoretan namanya dari keluargaku!!"

"CUKUP MAS!!! DIA ANAKMU!!!"

"BUKAN!! DIA ANAK SIALAN!!"

.

.


"Kenapa lu bisa di penjara?"

"Aku di nyuri roti di toko mas."

.

"Kalau gue udah bebas, elo bisa ikut gue!"

.

"Bocah setan!! Elu bisa ga jangan ikutin gue!!"

"Em, mas Wili.. Lana cuman mau hibur mas Wili kok!"

.

"Eh elu ga capek ngikutin gue?!"

"Hehe, endak kok mas.. asal mas ga sedih terus Lana gapapa!"

.

"Kenapa lu sayang?"

"Sayang mata lu orang!!"

"Kasar amat sama pacar!"

"Gue ga merasa pernah ngiyain ajakan pacaran lo setan!"

"Wil, bisa ga sih lu liat gue! Gue jelas lebih baik dari Arjuna!"

"Gue tau lu lebih baik dari Juna, tapi gue ga ada hati sama lu meskipun kita pernah ngewe!"

.

"Eh, bocah setan! Elu kemarin kenapa ga ke kos gue?"

"Em, Anu.."

"Anu apaan? Anu Lo kegencet?"

"Bukan toh mas Wil, Lana cari kerja!"

"Kerja apa?"

"Belum dapet!"

.

"Makasih mas Ram, berkat mas Rama aku bisa bintangin iklan itu!"

"Tentu aja Wil, udah dua tahun dan mas lihat kamu tambah ganteng ya!"

"Haha, mas ada-ada aja! Oh ya mas, gimana kabar Juna?"

"Baik!"

Wili mengangguk.

"Kamu masih ada rasa sama dia?"

".."

"Kamu ga perlu jawab!"

"Mas, aku sayang sama Juna tapi untuk cinta. Rasa aku udah ilang, beberapa waktu ini aku ngerasa aku suka sama seseorang dan ngerasa kosong kalau ga ada dia."

"Siapa?"

"Lana.."

.

"Jadi dia kerja di pasar??"

"Benar, tuan!" Davin membungkuk ke arah tuannya.

"Pergilah!"

"Baik, tuan!" Davin segera melangkah pergi sebelum membungkuk kecil pada Felix yang juga berada di ruangan itu.

Pemuda dengan hidung mancung itu tersenyum sambil mengibaskan tangannya untuk memerintah asistennya pergi.

Memutar kursi putarnya hingga matanya di manjakan oleh kesibukan ibu kota di balik jendela kaca lantai 17 ini. Matanya menatap dengan khidmat wajah manis yang terbingkai di sebuah foto yang berada di tangannya.

"Lana, gue kangen sama Lo! Gue cinta dan rasanya pengen bunuh orang yang ngeliat Lo! Tunggu sayang, setelah gue bawa Lo kesini. Suara Lo cuman untuk muji dan mendesah buat gue. Gue bakal ngisi terus lubang lo Sampek Lo ga bisa lari dari gue!" Mengecup sekali lembar foto itu sebelum membawa kedadanya dengan mata tertutup seakan menikmatinya.

Felix menatap jijik ke arah Wildan. Sahabatnya ini memang benar-benar sakit. Wildan seakan terobsesi pada Lana setelah kejadian pemerkosaan yang menimpanya. Felix tak dapat membayangkan akan seperti apa nasib pemuda malang itu jika bertemu Wildan. Bagi Felix saat ini, Wildan tak jauh berbeda dengan orang gangguan jiwa yang haus seks. Namun seksnya hanya berorientasi pada seorang pemuda bernama Lana. Gilanya lagi Wildan memiliki seks doll dengan rupa Lana.

.

"Kenapa Lo ngindarin gue?"

"Mas, aku-aku.."

"Gue suka sama Lo Lan!!"

"Mas Wili?"

"Gue serius, ayok kita pacaran!"

.

HASRAT HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang