17. HASRAT HATI.

981 50 9
                                    


"Kali ini biar aku yang ngejar kamu!"

Pemuda manis bernama Wili itu mendecih sebelum menatap wajah tampan di hadapannya. Jari telunjuknya menunjuk rupa sempurna itu dengan sorot benci.

"Jangan harap gue bisa maafin lu, Jun!"

Pemuda tampan bernama Arjuna itu berbalik mendecih sembari menghempas lembut tangan Wili kesamping. "Haha, jangan terlalu pede. Jalang kaya Lo ga pantes gue kejar. Lubang lo udah nampung seperma sodara gue yang bejat itu. Selamat!! Lu udah bikin gue muak sama yang namanya hubungan!"

Wili menatap benci ke arah Arjuna. "Lo yang bikin gue selingkuh!!! Dan lo cuman mojokin gue tanpa mau introspeksi diri Lo! Empat tahun gue nunggu lo buat kejelasan hubungan kita! Tapi ini balesan lo!"

Arjuna menatap Wili datar. "Sejak lo rela ngangkang buat Bams atau cowok lain. Sejak itu gue mau berakhir. Gue yang keliru di sini, gue akuin. Gue yang jahat dan gue yang salah. Dan tindakan Lo juga salah!!"

Wili dengan marah menampar wajah tampan Arjuna. Rasa marah dan kecewa untuk Arjuna dan dirinya sendiri meluap begitu saja.

Arjuna mengusap bibirnya, matanya menatap Wili datar. "Biar gue tanya, pernah gue selingkuh sampek ngewe sama orang lain selain lu? Ga pernah! Bahkan ketika gue ada rasa ke lain hati, gue terbuka sama lo!! Gue emang brengsek, dan semua orang tau. Tapi kenapa pembalasan Lo adalah khianatin gue?"

Wili meremas rambutnya dengan tangisan yang telah pecah. Di sini dirinya juga salah, harusnya ketika ada masalah dalam suatu hubungan dia bukan pergi ke pelukan pria lain.

"Tiga tahun lalu kita belum resmi putus Wil karena lu setuju tapi sekarang kita resmi putus Wil, ya ini ga guna tapi gue mau semua jelas dan gue rasa jodoh kita cukup sampai di sini. Jangan mau lagi tersiksa buat gue! Karena gue pun udah ga bisa jalanin sama Lo!" Arjuna menangkup kedua tangannya. "Gue mohon, pergi dan hidup lebih baik tanpa gue. Cari lelaki atau wanita yang bisa nerima Lo tanpa kesakitan kaya yang gue kasik!"

"Elo pikir gue kaya gini kaya siapa? Karena elo! Elo yang bikin gue jadi jahat! Kalau elo ga suka Lana, gue ga bakal bales dendam ke Lana dan bikin Lana sakit ati!"

Wili menunjuk Arjuna dengan emosi. Air matanya sudah jatuh turun dengan kencang.

"Iya tapi itu bukan alasan Sampek Lo Setega ini Wil. Lana ga salah di sini, di sepanjang cerita kita secara ga langsung kita nempatin dia sebagai tokoh antagonis. Padahal yang bermasalah kita bukan dia. Pernah Lana nyakitin Lo? Kalaupun ada yang nyakitin itu adalah gue. Gue orang yang patut di salahin. Tapi Lo keterlaluan Wil, Lana ga cinta gue tapi dia cinta Lo. Dan sejauh kita berhubungan lu harusnya udah tau sama sifat primplan gue."

Arjuna mengusap air matanya, ia merasa sangat bersalah. Ia tak tau jika Wili bisa setega itu. Bagaimana bisa Wili menjerat Lana dengan sebuah hubungan berdasarkan cinta palsu lalu mendua dengan Tevin dengan mudahnya. Parahnya Wili juga melakukan kekerasan fisik dan seksual pada Lana. Sejauh apa dia tertinggal hingga Wili lelaki manis yang masih mengisi hatinya bisa setega itu dengan Lana. Sejujurnya masih ada rasa cinta Arjuna untuk Wili.

Keduanya terdiam dalam hening. Kenapa kisah mereka begitu rumit. Wili yang tanpa sadar benar jatuh cinta pada Lana, dan Arjuna dengan perasaan yang masih sama. Arjuna sadar ia mencintai Wili, terlalu sulit melupakan Wili sekeras apapun Arjuna mencoba.

Arjuna kira setelah terbebas dari penjara ia bisa kembali pada Wili dengan memohon maaf padanya. Namun Wili telah bertunangan dengan Tevin. Arjuna masih ingin mencoba mendapatkan Wili tak peduli dengan Tevin. Tetapi kenyataan selanjutnya membuatnya murka. Wili bertunangan dengan Tevin agar Lana sakit hati.

Parahnya Lana dan Wili menjalin hubungan, namun Wili tak tulus. Ia ingin membalas dirinya lewat Lana dengan membuat Lana sakit hati. Setiap hari Wili membawa Tevin ke apartemennya dan lana untuk bersetubuh. Arjuna tak bisa bayangkan betapa hancurnya hati Lana. Di tambah Arjuna yang baru tau jika Wili kerap kali melakukan kekerasan fisik dan seksual pada bocah itu.

Sekeras hati Arjuna, tak bisa ia menampik rasa iba di hatinya. Arjuna sangat kecewa pada Wili. Kemana pemuda manis dan baik itu? Apa perbuatannya dulu sudah tak termaafkan?

Wili berjongkok di depan pintu UGD sambil menjambak rambutnya, air mata tak kunjung surut dari matanya.

FLASHBACK

"Tapi elo udah keterlaluan Wil.." Tevin menghisap rokok di bibirnya dalam sebelum menghembuskannya. Di sampingnya Wili hanya mendengus, rokok di tangannya ia tekan di asbak.

"Gue kesel liat muka dia, ga tau kenapa gue suka liat dia nangis. Bahkan gue juga suka pas dia nangis waktu gue masukin. Emang enak sih tuh bocah, pantes Wildan Sampek gila."

Tevin mendengus, menatap remeh ke arah Wili. "Elo lebih gila! Elo ngewe sama gue, Lo yang gue masukin, Lo ngewe sama Lana, Lo kaya jantan lagi musim kawin haha."

"Diem Lo!"

"Terus mau Lo apain tuh bocah, buat gue ajalah! Buktiin lu emang ga suka sama dia, kalau lu boleh gue makek dia.. gue baru akuin Lo ga suka Lana. Gimana, setuju sayang?"

Wili meremas kedua tangan di saku celananya.

"Pakek sepuas Lo! Gue pergi!" Wili beranjak meninggalkan apartemen miliknya sendiri. Rasanya ia ingin menonjok wajah Tevin, tunangannya. Namun kenapa ia harus marah Lana di pakai orang lain. Masa bodoh dengan bocah itu, lebih baik ia menemui Katon.

.

Wili tak pernah tau jika akhirnya ia di tampar kenyataan di mana ia sadar akan perasaannya saat melihat tubuh Lana terjatuh dari lantai tiga apartmentnya. Wili tak pernah tau keegoisan yang ia pelihara membuat Lana putus asa hingga nekat mengakhiri hidupnya.

"Wili.."

Baik Arjuna maupun Wili serempak menoleh ke arah Tevin yang dengan wajah paniknya menghampiri sang tunangan namun belum Arjuna selesai berkedip, Wili sudah membogem wajah tampan itu di susul tendangan dan bogem lain.

Arjuna segera menggeret tubuh Wili menjauh. Wili mencoba berontak dan menunjuk ke arah Tevin dengan marah.

"Lo apain dia?"

"Wili ini rumah sakit!" Arjuna mencoba mengingatkan meski kondisi sepi mengingat sudah pukul dua pagi namun Wili membentaknya.

"Diem, jangan ikut campur!" Wili yang masih di hadang Arjuna menatap marah ke arah Tevin yang hanya menunduk. "Elo apain dia bangsat!!"

Tevin berdecak kesal, menatap malas ke arah Wili. "Ayolah sayang, kamu yang biarin aku makek dia. Ya udah aku makek dia, karena dia ga nurut ya aku paksa aja. Udah makek dia aku balik, tapi dia yang lebay. Di kasik enak malah bunuh diri!"

Kali ini bukan Wili yang menghajar Tevin namun Arjuna. Apalagi ini, kenapa bisa ia seenaknya berucap seperti itu setelah membuat Lana hampir mati. Arjuna menghajar Tevin dengan air mata yang terus tumpah di wajahnya.

Tak berapa lama para perawat yang berjaga segera memisahkan keduanya setelah mengubungi pihak keamanan.

Wili gemetar bukan main, ini salahnya. Ini jelas salahnya.





.

Banyuwangi.

Selasa, 16 November 2021.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HASRAT HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang