Singkat cerita, ini adalah dibuang sayang.
Selama hidupnya Sirius Black kerap merasakan renjana. Sekolah, teman, dan saudara. Tapi yang satu ini... entah rindu entah mabuk cinta.
Ia tidak akan lupa bagaimana waktu berhenti ketika melihatmu, sinar surya menerpa helai rambutmu, dan bagaimana Sirius selalu ingin melihatmu.
Sirius terkejut karena akal dan nuraninya padu. Mereka kompak menyebut satu nama dengan fasih yaitu kau. Melafalkannya seperti lagu cinta meskipun Sirius buta nada.
"Padfoot, I called you a hundred times that supper is ready downstairs," James membuka pintu tanpa permisi.
Sirius tak bergeming membuat James cemas. Iris abu-abu sahabatnya tak lepas dari langit-langit. James dengan resah mengikuti arah mata Sirius, memeriksa takut jika ada yang berbahaya di atas sana.
"Pad, kau baik-baik saja?"
Sirius merasakan kasur yang ia tiduri bergerak. Alasannya James duduk di tepi ranjang. Mengamati sahabatnya masih dengan perasaan cemas.
"I'm in love, Prongs."
"You in what?!"
Banyak malam Sirius lalui dengan memikirkan gadis itu. Rambutnya yang merah walau tak semerah Lily Evans dan mata cokelat mudanya yang lebih indah dari milik James Potter.
━━━━━━━━━━━━━━━
Catatan kaki:Ini adalah teks pertama prolog yang aku ganti (bab prolog sudah berganti berbagai macam nama dari 'Prolog' 'Prakata' dan berakhir ke 'Pembuka'). Karena prolognya sudah seperti ini, aku jadi bingung harus menulis bagaimana untuk kelanjutannya. Tapi karena suka, aku gunakan ini di tengah-tengah kalau tidak salah bab ketiga(?)
Aku menulis seperti ini di draf: 'Prakatanya disimpennn masih bisa kepake itu'.
Aku juga mendeskripsikan rambut [Nama] awal-awal adalah merah bukan cokelat.
━━━━━━━━━━━━━━
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐈𝐌𝐄𝐒 𝐀𝐑𝐄 𝐇𝐀𝐑𝐃 𝐅𝐎𝐑 𝐃𝐑𝐄𝐀𝐌𝐄𝐑𝐒 | Random
Diversos❝At least you'll never be a vegetable - even artichokes have hearts.❞ -Amélie (2001). Isinya hanya tag dan beberapa bagian yang tak sempat tersampaikan dari buku-bukuku.