The Solar

205 34 10
                                    

Januari 2017

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Januari 2017

Sinar surya membentang melukiskan biru di angkasa membiarkan siang menghampiri semesta. Ayam telah berkokok dari lima jam yang lalu memberikan tanda mentari telah datang menyambut kehidupan, namun pemuda dengan nama Juan Gemintang sedang asik bermain di dalam alam mimpi hingga tak mampu mendengar seruan alam mencoba memanggil dirinya. Belaian lembut sang mentari di kedua kelopak mata diacuhkan, seakan-akan ia telah melupakan kewajiban untuk menebus janji di pagi hari.

☽・*☆*・☾

Sial! Batin Juan sambil mempercepat langkah kaki.

Ia berlari terburu-buru di atas trotoar menuju halte bus dengan menggendong tas gitar hitam yang berubah warna menjadi kelabu dimakan oleh waktu, tubuhnya menggigil diterpa angin, kaos putih dan celana jeans sobek di bagian lutut yang ia kenakan tidak cukup melindungi dirinya dari dingin yang dibawa oleh musim dingin di awal tahun, mana sempat Juan memilih pakaian, pikirannya kalang kabut lalu dengan terburu mengambil baju teratas di tumpukan kain dalam lemari kayu. Surai hitam lembut yang tak sempat tersisir dibiarkan berantakan bermain dengan angin yang terus menerpa, bahkan ia tidak sempat menalikan sepatu converse putih gading yang biasa ia kenakan.

"Ada apa denganmu? Tidak biasanya kau terlambat." Terdengar suara Awan dari earphone putih yang menggantung di telinga kanan Juan. Awan enggan mematikan sambungan telepon, tidak sampai pemuda itu yakin kalau Juan sudah berada di dalam bus.

"Apa kau lupa? Kita belum menentukan lagu untuk kompetisi nanti." Gerutu Awan, menahan kesal karena sahabat sekaligus gitaris band-nya datang terlambat. "Kau beruntung Armes sudah melampiaskan amarahnya pada drum tua itu, kalau tidak kepalamu sudah menjadi korban." Lanjut Awan.

Bagaimana tidak kesal, ia menunggu tidak hanya tiga puluh menit, tetapi dua jam, dua jam miliknya terbuang sia-sia hanya untuk menanti kedatangan Juan. Kalau saja Awan tidak menelepon dari tiga puluh menit yang lalu, mungkin Juan masih bermesraan dengan kasur ditemani selimut hangat nan nyaman.

Sungguh aneh... Tak pernah terlintas di benak Awan dan Armes kalau Juan akan datang terlambat, apalagi dengan alasan 'bangun kesiangan'. Semua orang tahu, Juan sangat ketat dengan janji yang ia buat. Apabila ia sudah berjanji akan datang jam lima sore, maka iya akan datang tepat jam lima sore. Saking strict-nya Ia selalu memasang alarm lima menit sekali selama dua jam penuh sebelum jadwal yang ditentukan dengan nada dering suara Sharpay menyanyikan lagu You Are The Music In Me, —Juan berkata ia membenci lagu itu dan akan terbangun hanya untuk mematikan alarm dengan cepat. Alasan yang sangat aneh namun cukup manjur.

Kompetisi untuk Festival Band 2017 tinggal sebulan lagi, festival besar tahunan yang dihadiri oleh penyanyi dan band ternama di seluruh dunia itu tengah membuka kesempatan untuk para pemuda dan pemudi yang memiliki talenta di bidang musik agar tampil di dalam acara mereka.

The Warmest Buttercup (OffGun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang