Oliver (TPN) x Reader

842 43 15
                                    

Request by: OkuNizima_020

*mengandung spoiler manga TPN

Old Friend

Pelajaran yang membosankan tengah berlangsung, membuat waktu terasa berjalan lebih lambat. Terlebih guru paruh baya yang sedang menjelaskan pelajaran, hanya sekedar 'mempresentasikan' isi buku pelajaran ketimbang menerangkannya secara rinci pada murid.

Hampir seperempat murid di dalam kelas sudah menguap berkali-kali, ada yang nyaris saja memejamkan mata untuk tidur.

Ada murid yang benar-benar serius mendengarkan 'presentasi' dari guru di depan. Salah satu contohnya adalah Oliver yang duduk rapi di mejanya sambil mencatat 'presentasi' matematika dari guru di depan.

Ada juga murid yang memikirkan hal lain tanpa rasa kantuk, seperti yang dilakukan gadis bernama (name). Ia memperhatikan segala gerak-gerik Oliver dengan serius.

Walau mungkin (name) nantinya akan gagal dalam mata pelajaran matematika, ia tak peduli soal itu.

Jika saja ada mata pelajaran berjudul "Oliver", maka (name) akan selalu berhasil dalam setiap ujian. Bagaimana tidak? Gadis ini sudah menyukai Oliver sejak dulu, sayangnya Oliver tak peka dengan hal seperti itu.

Sejak lama, (name) ingin mengungkapkan perasaannya, namun keberaniannya selalu saja kurang.

(name) sudah berteman dekat dengan Oliver sejak masuk SMP. Hingga kini, Oliver bisa disebut guru matematika pribadi untuk (name). Ketika ujian sudah dekat, gadis ini akan merengek pada sahabat laki-lakinya itu agar ia diajari.

***

Setelah bel pulang berbunyi, segala rasa kantuk dalam kelas itu hilang secepat kilat, seperti dirampas dengan tiba-tiba.

"Baiklah, tolong kerjakan tugas kalian di halaman dari halaman tiga puluh enam hingga empat puluh. Semoga kita semua selalu sehat, baiklah silahkan pulang," jelas guru perempuan tersebut.

"Ah, sial, aku ingin segera tidur," keluh (name) setelah mereka semua mendapatkan tugas. (name) segera merapikan barangnya dan bangkit ketika Oliver menunggunya.

Kemudian (name) segera menghampiri Oliver.

"Oliver, tolong bantu aku kali ini," ujar gadis itu penuh harap.

Oliver tertawa kecil. "Tentu saja, aku guru matematikamu," ujarnya.

"Baik, Pak guru, di mana kita akan belajar?" tanya (name).

"Di perpustakaan kota, mungkin tempat yang tenang," usul Oliver, dibalas anggukan setuju (name).

Kedua sahabat itu berjalan bersama menuju perpustakaan kota, sambil berbincang ringan.

"Mungkin ini waktu yang tepat. Baiklah, saatnya menyatakan perasaanku!" Batin (name) semangat.

Saat Oliver sedang bercerita sesuatu dengan (name), gadis itu berhenti berjalan.

"Euh, Oliver," panggilnya canggung.

"Ya?" Oliver menyahut.

Would You Be Mine? [Any Character x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang