Prolog

78 13 9
                                    

Seorang perempuan berponi menggunakan tas Navy baru saja melewati gerbang utama sekolahnya dan kini menuju area parkiran. Standar satu sudah diturunkan lalu mulai mengelus bagian depan honda scoopy-nya dan berjalan ke arah koridor sekolah.

Gadis berponi itu berjalan santai dengan tangan yang menggenggam beberapa permen gagang.

"LOLYPOP, TUNGGUIN GUE"

Perempuan itu menghentikan langkahnya saat suara yang dia kenali menginterupsinya. Ya, dia seorang gadis yang bernama Lolypop Zuera.

"Dari tadi di perempatan jalan gue panggil budek banget sih" ucap salah satu perempuan berambut sebahu dengan muka sebalnya.

"Kalo kedengaran juga gue sahutin Sya" lalu mulai berjalan kembali.

Marsya menabok pelan lengan Lolypop "Gue juga tahu ya bahlul kalo kedengeran berarti gak budek."

Lolypop terkekeh pelan. Perempuan yang berjalan di sampingnya adalah Marsya Ciana, sahabatnya. Ada satu lagi sebenarnya dan kini mereka sedang berjalan menemuinya.

"Ngunyah mulu bre, masih pagi" ujar Marsya sembari menoel pundak orang yang sibuk memakan nasi uduk di meja kantin.

"Ck, ganggu orang lagi bahagia aja lo combro".

Lolypop kini membuka salah satu permen dengan rasa melon yang dia bawa dari rumah sambil memandangi Marsya yang sibuk merecoki Somi Aluna, Sahabatnya yang lain.

Beberapa menit, bel masuk pun berbunyi. Mereka bertiga mulai berjalan menuju ruang kelas yang berada di lantai 2.

"Lo gak bosen makan itu terus?" tanya Somi penasaran.

Lolypop menggelengkan kepala.

"Gue rasa orang tua lo salah ngasih nama" pikir Somi.

"Sok tau" balasnya.

"Harusnya nama lo bukan Lolypop".

Marsya menabok pelan bagian belakang kepala Somi "Kok jadi lo yang ngatur nama orang".

Lolypop tertawa ringan mendengar pertengkaran kecil keduanya. Soal namanya, kalau dipikir-pikir benar juga. Kenapa namanya Lolypop.

Penasaran, Lolypop nanti akan bertanya kepada orangtuanya mengenai asal usul namanya.

LolypopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang