1. Pertemuan Pertama

1.6K 140 10
                                    

Itachi itu menyebalkan. Demikian yang dari dulu Sasuke tahu tentang kakaknya. Hari ini tanpa pemberitahuan apa-apa si wajah keriput menelponnya pukul 4 subuh dan menyuruhnya untuk menjemputnya di stasiun kereta pada pukul 6 pagi. Lebih parahnya lagi sekarang sudah pukul 8.30 tapi batang hidung Itachi sama sekali belum juga kelihatan.

Katanya kereta dari Kyoto yang ditumpanginya akan sampai tepat pukul 6. Tapi sudah berjam-jam dia menunggu tidak juga kereta itu datang. Bodohnya Sasuke dia tidak melihat papan pengumuman terlebih dahulu untuk mengecek jam keberangkatan dan kedatangan. Jadi saat dia baru ingat akan fasilitas itu, dia mau tidak mau langsung mencaci Itachi.

Dia kalah telak untuk kesekian kalinya setelah kembali dibohongi. Sasuke merutuki diri sendiri. Sampai kapan dia akan terus dikerjai seperti ini oleh Itachi? Dan sampai kapan dia baru akan belajar dari setiap kekalahan dan kesialannya karena Itachi?

Kereta dari Kyoto baru akan berangkat pukul 9 nanti dan sampai pada pukul 11. Pantas saja Itachi tidak lagi bisa dihubungi sejak tadi. "Bangsat..." bisik Sasuke menahan kesal. Jika saja ini di rumah, dia pasti sudah menendang semua barang di kamar Itachi dan membuatnya seperti habis ditimpa gempa lokal.

Keputusannya sudah bulat. Dia tidak akan menjemput Itachi. Tidak akan mau. Dia tidak peduli jika nanti ibunya akan mengomel. Biar saja sopir yang menjemputnya. Lagipula mereka punya sopir kenapa juga harus dia yang bersusah payah diperintah urusan jemput-menjemput kakaknya ini.

Baru saja dia berbalik untuk segera keluar dari stasiun menuju parkiran, seseorang dengan cukup keras menabraknya sampai dia jatuh dan menghantam lantai.

"Aduhh.." rintihnya sambil memegangi tangannya yang sedikit lebam akibat terbentur. "Hati-hati kalau jalan!" ucapnya kesal.

Kurangajarnya, orang yang menabraknya justru langsung berlari kencang meninggalkannya. Tanpa mengucapkan kata maaf ataupun menanyakan keadaannya.

Belum sempat dia berdiri dan membersihkan celana jeansnya yang kotor karena debu, tiba-tiba seseorang sudah berdiri lagi dihadapannya.

Seorang gadis kini berdiri terengah-engah sambil menarik sebuah koper besar. Rambutnya yang berwarna merah muda sedikit basah dan begitu gadis itu membuka matanya Sasuke bisa melihat warna bola mata yang tidak biasa. Gadis dihadapannya ini punya bola mata berwarna hijau dan Sasuke yakin kalau itu 100% asli. Begitupula rambutnya yang terlihat begitu halus. Cantik sekali. Sasuke merasa kalau dia baru saja melihat bidadari di hadapannya. Dengan susah payah Sasuke berdiri berhadapan dengan gadis cantik itu.

"Kembalikan dompetku sialan!" kalimat yang keluar dari mulut gadis itu berhasil membuat Sasuke ingin menarik lagi anggapannya terhadap gadis ini. Tidak ada gadis cantik yang akan berkata kasar seperti ini dan asal menuduh orang.

Sasuke yang bingung tidak tahu mau menjawab apa. Pertama, mereka baru saja bertemu dan kedua dia sama sekali tidak tahu dompet apa yang harus dikembalikannya.

"Kau salah orang nona," jawab Sasuke dengan suara yang sedikit meninggi. Seumur-umur dia tidak pernah dituduh seperti ini. Hidupnya selama ini selalu berkecukupan jadi dia tidak pernah melakukan perbuatan keji seperti mencuri.

"Jangan banyak alasan! Itu dompet yang ada di dekat kakimu apa?" Sasuke melihat ke arah kakinya dan benar saja ada dompet pink tergeletak di dekat sepatunya.

Dia kehabisan kata-kata. Sudah pasti orang yang menabraknya tadi pencopet aslinya. Sial sekali dia hari ini.

"Kau jangan asal menuduh, aku saja baru tahu ada dompet ini di sini" ucapnya setelah dengan sukarela mau membungkukkan tubuh dan mengambil dompet gadis di hadapannya ini.

Tanpa mengucapkan terima kasih gadis itu merampas dompet itu dari tangannya. Dia juga memberikan tatapan sengit kepadanya.

"Jangan pura-pura baik dan pura-pura tidak tahu dasar pencopet!" teriak gadis itu. Teriakannya membuat orang-orang mulai berdatangan dan melirik kearah mereka.

Butterflies ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang