2. Gadis Polos

723 133 10
                                    

Dasarnya Sakura memang tidak bisa berdiam diri. Jadi setelah merebahkan dirinya sebentar diatas kasur, dia langsung kembali sibuk mengemaskan pakaiannya. Setelah selesai dia segera bergegas keluar mencari bibinya yang ternyata kini tengah memasak makanan untuk makan siang keluarga majikan mereka.

"Bibi biar aku bantu" ucapnya. Terumi tersenyum melihat Sakura. Beberapa pelayan lain pun ikut tersenyum padanya. "Keponakanmu cantik sekali Terumi" puji salah satu pelayan yang Sakura ingat bernama Shizune.

"Terima kasih Bibi" dengan sopan Sakura tersenyum. Terumi menyerahkan pisaunya pada Sakura dan menyuruh gadis itu untuk melanjutkan pekerjaannya memotong sayuran.

"Potong yang rapi sayang" pesannya.

Karena sudah terbiasa membantu neneknya di dapur dan di kedai dari sejak masih kecil, Sakura jadi tidak merasa kesusahan dan canggung melakukan tugasnya ini. Dalam waktu cukup cepat dia sudah berhasil memotong semua sayur yang tersisa. Pekerjaannya yang begitu memuaskan itu mendapat pujian dari para pelayan lain.

Selesai tugas memotong sayur dia lalu membantu membersihkan teras belakang bersama seorang pelayan lain yang usianya sudah cukup tua. Mereka menyapu dan mengepel lantai teras, menyiram tanaman yang ada serta mengelap meja dan kursi.

"Nyonya Mikoto tidak suka kalau tempat ini kotor jadi harus rajin dibersihkan. Ingat, setelah selesai beberes kembalikan semuat alat ketempat semula. Jangan ada yang tertinggal" jelas si pelayan. Sakura berusaha mengingat-ingat semuanya. Selama bekerja dia selalu memperhatikan apa saya yang dilakukan pelayan tersebut. Namanya Nenek Chio dan dia sudah bekerja sudah cukup lama dikediaman Uchiha.

Karena dikerjakan berdua, teras bisa selesai lebih cepat. Nanti Sakura lah yang bertugas membersihkan tempat ini. Jadi dia harus teliti sekali mengerjakannya. Nenek Chio juga berkali-kali berpesan untuk mengingat semua yang tadi dicontohkannya. Selain karena Mikoto yang begitu menyukai tempat ini, si putra bungsu rumah ini juga sering menjadikan teras belakang sebagai tempatnya bersantai.

Sakura harus mencatat dan mengingat hal itu. Dia tidak mau lagi memiliki masalah dengan putra bungsu keluarga ini. Dia bahkan belum meminta maaf karena kelancangannya tadi pagi. Jadi sebisa mungkin dia harus menjaga sikapnya.

Dia berjalan masuk kedalam rumah mengikuti Nenak Chio dibelakang. Mereka kembali ke dapur dan Sakura mencari-cari pekerjaan apa yang bisa dia lakukan lagi.

Yang lain bilang kalau dia sudah cukup membantu hari ini dan menyuruhnya beristirahat saja karena semua pekerjaan sudah hampir rampung. Sakura merasa tidak enak. Tapi setelah diyakinkan berkali-kali akhirnya Sakura menyerah juga. Dia pamit masuk ke kamarnya.

Tapi baru saja dia mau melangkah masuk seseorang memanggilnya.

"Kau pelayan baru ya?"

Suara itu cukup familiar untuknya. Dia takut-takut menebak siapa yang sedang mengajaknya berbicara. Sebenarnya perasaannya mengatakan bahwa pasti itu adalah Sasuke. Dan benar saja, ketika dia berbalik Uchiha Sasuke sudah berdiri tegak dibelakangnya dengan wajah datar dan dingin yang menakutkan.

Dengan takut-takut Sakura menganggukkan kepalanya. "Iya Tuan, saya baru bekerja disini" dalam hati dia berdoa semoga Sasuke sudah melupakan semua kejadian tadi pagi atau lebih baik lagi kalau mereka adalah orang yang berbeda. Meski wajah mereka sama, bajunya sama dan suaranya sama pula. Persis. Dia tahu kalau ini laki-laki yang sama dengan yang dipermalukannya tadi pagi.

"Hnn, kau tidak melupakanku kan?" Sasuke bertanya lagi. Kali ini lebih mengintimidasi. Tatapannya juga lebih menakutkan.

"Maksud Tuan bagaimana?" Sakura pura-pura bodoh. Dia setengah mati ingin lari saja dari sana.

Butterflies ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang