"Liat! Ghifari main sendirian! Mumpung ga ada Thalia, kita gangguin aja yuk? "
"Iya juga ya... Kalo ada Thalia, kita pasti dimarahin kalo ganggu Ghifari. "
Segerombolan anak anak itu segera mendekati bocah laki-laki berbadan lebih kecil daripada yang lainnya, segera mereka menyentak ayunan tempat bocah lelaki itu duduk.
Bruk!
"Aaahh... Sakit..."
Usai menghantam tanah, ia segera menatap ke atas dengan matanya yang berkaca kaca karna kesakitan.
"Ayo nangis dong, nangis dong!!! "
"Hahahah, kamu cengeng banget sih Ghif! Cuma jatoh gitu aja udah mau nangis? "
"Hiks... Hiks... Lia... Thalia... " Hisak bocah dengan tampilan menyedihkan itu dengan lirih.
"Thalia? Gak gender banget sih jadi cowo! Masa apa apa minta tolong sama cewe? "
"Gentle, bukan gender. "
Seketika mereka berpaling untuk melihat siapa yang berani menginterupsi gertakan mereka pada Ghifari. Namun, saat ditoleh, gerombolan anak tersebut justru terlihat ketakutan akibat melihat sosok yang berhadapan dengan mereka saat ini.
"Eh, Thalia! Kenapa kesini? Bukannya kamu lagi makan bekal ya? " Ucap salah satu anak yang memberanikan diri untuk menyapa gadis itu.
"Iya tadi aku makan bekal, sekarang aku mau makan orang. "
Perasaan takut semakin mencuat di dalam hati gerombolan anak anak tersebut, pasalnya, gadis ini adalah Thalia, gadis yang selalu melindungi Ghifari ketika ia dirundung oleh bocah bocah di Taman Kanak Kanak tersebut.
Tentu saja Thalia tak berteman dengan gerombolan bocah tadi, alasannya karna ia berpikir anak anak itu hanya berani keroyokan, namun bernyali ciut ketika hanya seorangan. Ia hanya berteman dengan anak yang tak suka mengganggu bocah lain, salah satunya Ghifari, karna tubuhnya yang lebih kecil dibandingkan anak anak lainnya, ia menjadi target empuk untuk dirundung di TK tersebut.
"Thal, tadi Ghifari jatoh sendiri, kita ga gangguin dia, dia jatoh sendiri, beneran deh!! "
Bocah bocah itu semakin panik, sedangkan Thalia segera menghampiri Ghifari yang jatuh tersungkur di tanah.
"Sakit ya? Bisa berdiri gak? Ayo bangun, aku bawa ke bu Desi, biar diobatin, ya? "
Thalia membantu anak laki-laki itu untuk berdiri, kemudian membopongnya ke ruangan kelas untuk menemui guru yang dimaksud.
"Heh, cengeng. Minta tolong sama anak cewe terus. " Bisik salah satu anak dalam gerombolan itu.
Thalia menghadap kebelakang, kemudian menunjukan kepalan tangan dengan wajah mengerikan. Bocah bocah tadi kembali bergidik ngeri dan memarahi anak tadi.
"Aku ga ikutan ya, kalo kamu dipukulin sama Thalia, aku gamau ikutan. "
"Iya bener! Aku juga gamau! Thalia mukulnya sakit banget! "
...
"Ghifari, kamu diapain lagi nak sama mereka? Ga mungkin kan kamu jatoh sendiri lagi? "
"Beneran, Ghifari jatoh sendiri kok tadi waktu main ayunan. "
"Kata mama, kalo bohong nanti bobonya sama kecoa. "
"EHH?! Kecoa?! "
"Iya Ghifari, nanti waktu tidur, kecoanya naik ke kaki kamu, terus naik lagi ke perut, terus naik lagi ke... "
Thalia tersenyum jahil ke arah gurunya karna telah menyukseskan sesi introgasinya.
"Iya iya, tadi Ghifari didorong sama mereka, tapi kayanya mereka ga sengaja deh... "
"Apanya yang ga sengaja?! Jelas jelas tadi mereka ngetawain kamu! Kamu galiat Ghi?! "
"Sudah, sudah. Thalia, nanti pulang sekolah, suruh mereka minta maaf sama Ghifari ya? "
"Oke! Makasih ya bu udah ngobatin Ghifari! "
Thalia meninggalkan ruangan dengan raut wajah gembira karna berhasil untuk mendapatkan kembali kata maaf yang seharusnya untuk Ghifari.
"Thalia."
Tuk.
"Aah... Kenapa Ghi? "
"Makasih ya udah mau bantuin Ghifari terus. Waktu pertama masuk, Thalia yang bantuin aku dikejer anjing. Biasanya juga Lia bantuin Ghifari, tadi juga bantuin. "
"Hehehe, iya Ghi, aku mau jadi pahlawan keadilan biar bisa bantu orang orang yang kesusahan! "
"Lia, Ghifari janji, nanti kalo udah gede... "
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Wait
RomanceSiapa yang tahu, sejak 13 tahun lalu, Thalia sudah dan selalu hanya mencintai seorang lelaki. Janji yang diucapkan Ghifari di taman kanak-kanak menjadi awal dari penantian panjang Thalia, mengira - ngira bila sosok spesialnya kembali datang dan men...