085xxx
'Ini siapa?'Saat menunggu waktu buka puasa, tiba-tiba saja ponselku bergetar pertanda ada sms masuk. Aku heran saat membaca kalimat tanya tersebut karena pasalnya sejak tadi aku tidak merasa mengirim sms terhadap siapapun. Kucoba untuk mengingat-ingat lagi, tapi nihil. Aku juga tidak sedang bertukar pesan dengan teman. Aneh! Gumamku.
'Loh, ini siapa?' Balasku dan langsung kukirim. Lalu balasan datang tak lama kemudian,'Nomor ini kan yang dulu pernah kirim pesan ke Masku?'
Ini pesan apaan sih kok nggak jelas begini?! Aku mulai menggerutu pelan.'Ente siapa?' jawabku keu-keuh.
'Aku Ilyas.'
'Jangan ngaco! Aku kenal Ilyas. Dia adik temanku dan tidak mungkin melakukan hal seperti ini.'
'Aku Abdullah.'
'Hey! Itu lebih tidak mungkin lagi.' Lama-lama pesan ini membuatku jengkel. Bagaimana mungkin seseorang mengaku-ngaku kalau aku pernah mengirim pesan di nomor baru yang baru kulihat saat ini.
'Ya sudah. Kamu siapa? Jujur saja! Kamu yang dulu bilang anak Surabaya itu kan?'
Skakmat!!!
Apa mungkin ini nomor beliau? Tidak mungkin! Jangan bilang kalau aku ketahuan? Bagaimana bisa? Terus bagaimana bisa beliau masih menyimpan nomorku yang sudah memutuskan untuk mundur dan tidak akan menghubungi beliau lagi mengingat saat itu ada salah satu temanku yang sudah ketahuan. Kejadian itu bahkan sudah satu tahun yang lalu. Oh No!!!~TBC~
Published on Monday Night, April 26 2021 at 08.27 p.m
°Jember JaTim
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam Yang Menyesakkan
RomansSemua ini berawal dari sms itu. Andai saja aku tidak memulai ke-isenganku terlebih dahulu, mungkin akhirnya tidak akan seperti ini. Kamu tidak akan pernah mengenalku apalagi sampai membenciku. Dan aku, mungkin hingga saat ini bisa menikmati hari-h...