"buruan, kalo telat jangan salahin gue ya".
aku memasang kedua kaos kakiku, "IYA BAWEL".
suna menutup telinganya "buset, masih pagi udah bikin kuping gue pengang".
"YA ELO NGESELIN DARITADI NGOMONG BURUAN TERUS. duluan aja sono" ujarku dengan sedikit lantang.
bagaimana tidak, daritadi suna selalu menyuruhku untuk cepat tapi tidak membantu sama sekali.
ia berjongkok di hadapanku "ck, mana sepatu lo?".
"tuh" aku menunjuk sepatuku dengan daguku. tanganku sibuk untuk memakai kaos kaki.
suna mengambil sepatunya, lalu memakaikannya di salah satu kakiku.
dan mengikatnya dengan lembut, "dari kecil ga pernah berubah emang. ngegas mulu".
"idup tanpa ngegas tuh hampa, sun" aku memakai sepatu yang satunya. asik mengikat, talinya dirampas olehnya.
"duh kelamaan, sini gue yang ngiketin".
aku hanya bisa memandangi jari-jarinya yang sibuk dengan tali, lalu membandingkan dengan tanganku.
"kok jari gue ga sepanjang lo sih, padahal tumbuh bareng" ucapku sambil memerhatikan jari-jemariku.
lalu melihat sepatuku sudah rapi, aku langsung berdiri. disusul suna.
tanganku digenggam olehnya, "biar gampang gue gandeng".
lalu menarikku keluar dari rumah.
selama perjalanan, aku hanya memandangi tanganku yang digenggamnya.
ku akui, aku memiliki rasa terhadap sosok yang di depanku ini.
bagaimana tidak? aku dan suna tumbuh bersama sejak kecil, selalu bersama kemanapun.
tapi aku tidak berniat untuk mengungkapkannya, bahkan kubuang pikiran ini jauh-jauh.
bagiku seperti ini sudah cukup.
lagipula aku tidak ingin terlalu banyak berharap, suna tidak mungkin memiliki perasaan yang sama denganku kan?.
"gimana? mau?" tanya suna. merasa aneh tidak mendapat respon, mencubit pipiku "heh [name]".
"EH IYA?" aku yang asik melamun langsung terkejut.
"lo dengerin gue ga sih?".
aku menggeleng dengan cengiran khas milikku "ga, hehe".
suna menghela napasnya. "dengerin nih, gue kan ada tanding voli sama klub sekolah lo. nanti lo dateng support gue ya".
aku mencerna kata-katanya barusan, lalu mencubit perutnya. "GA BISA DONG, NANTI GUE DIKIRA GA SUPPORT SEKOLAH SENDIRI".
"aduh, pedes" suna mengelus perutnya, lalu kembali berbicara. "biarin aja, gue ga mau tau lo harus support tim gue".
"dih enak aja lo, emang tanding dimana sih?" tanyaku.
"belum tau, ntar gue tanya kapten gue".
aku mengingat-ingat, "kak kitashin bukan sih kaptennya? yang ganteng itu".
"gantengan gue".
"ga sih, gantengan temen lo. yang kembar itu".
"ga, gantengan gue".
"dih, muka lo ga ada ganteng-gantengnya. udah bosen gue liatnya dari kecil".
suna menarik hidungku, "gausah boong lo".
'iya gue boong, lo yang paling ganteng' ujarku dalam hati sambil tersenyum.
"dih udah sampe pertigaan aja, yaudah gue belok ya" suna belok ke arah kanan duluan. aku melambaikan tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
sunsetz - akaashi ft. readers
Fanfiction/ ;- and when you go away, i still see u. setiap pertemuan ada perpisahan, kan? created by : swxtylev since : 2022 - 07