Wahai diri..
Bagaimana kabarmu hari ini?
Sudahkah kau temukan arti tenang dan nyaman dalam jiwa mu yang lara itu?Kabut hitam itu sepertinya masih menyelimuti dirimu.
Kau masih terpenjara pada rasa bersalah atas dirimu yang tak bisa jadi seperti yang kau harapkan.
Ekpektasimu pada masa depan yang begitu manis lalu dijatuhkan oleh kenyataan yang ternyata pahit rasanya.Kau masih merasakan sakit? Tapi, kau tak mengerti apa yang menjadi sebab sakitmu itu..
Luka mu yang tak terlihat telah membuatmu terus terperangkap didalamnya.Hingga kau merintih....
"Tuhan, aku tidak terlalu pandai perihal merayu Mu untuk sedikit saja memberiku petunjuk atas segala teka-teki hidup yang begitu misteri ini. Tapi kini aku paham Engkau sedang mengajakku berbincang lewat segala hal yang terjadi padaku. Tuhan, buka hatiku sekali lagi ya. Aku ingin mencoba sekali lagi memperbaiki segala hubunganku dengan Mu. Aku ingin tenang dalam dekap Mu. Beri aku kesempatan sekali lagi yaa.."
Kau mencoba berbincang kembali dengan-Nya. Semoga Dia tak mengabaikanmu, sama halnya seperti kau mengabaikan setiap bisik cinta-Nya.
Tetapi, Pemilik Jiwa itu sangat bermurah hati padamu. Didekapnya hangat hatimu sekali lagi dengan begitu mesra.
Tak di biarkan-Nya jiwamu terombang ambing dalam ketidakpastian dunia yang benar-benar kacau.Kau terus merintih karena sakitnya dijatuhi harapan dusta pada manusia yang tak dapat dipercaya.
Hebatnya, kau masih tersenyum lebar dan juga tertawa. Meskipun di sudut matamu tersingkap air mata derita.
Kau jatuh saat rasa lelah menyapamu untuk menyerah pada hidup. Namun, keadaan memaksamu untuk bertahan..
Kau kembali bangun, lalu kembali merawat luka-luka itu dan mencoba pulih...
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMULIHKAN LUKA
Poetrysebuah catatan sederhana berisi suara dari jiwa-jiwa yang berusaha untuk bertahan dan melanjutkan hidup walau penuh duka.