Tahun kedua bagi Adara di Hogwarts kini telah dimulai. Adhara telah mendapatkan buku baru, alat praktik baru, seragam baru yang disesuaikan dengan tinggi badannya yang baru, banyak yang baru kecuali Adara sendiri. Masih sama seperti tahun kemarin, penyendiri dan tak ada yang bisa ia banggakan dari dalam dirinya. Bahkan siswa tahun ajaran pertama yang belum melakukan apa-apa untuk Hogwarts pun sudah berada di tengah spotlight. Semakin lama Adara memperhatikan, anak-anak itu semakin terlihat sok.
Murid-murid baru itu telah disortir ke asrama yang katanya cocok dengan kepribadiannya masing-masing. Adara sendiri sama sekali tak yakin, karena ia merasa lebih cocok masuk Slytherin ketibang Ravenclaw yang terkenal jenius, kreatif dan unik. Dan Adara sama sekali merasa tak seperti demikian. Meja makan Ravenclaw pun mulai lebih ramai dengan murid-murid baru yang sedang saling berkenalan. Sorak-sorak terus menerus menggema diruangan setiap murid baru tersortir ke suatu asrama. Dan menurut Adara, itu bodoh, berisik dan tak ada gunanya selain membuat anak baru merasa senang karena tersambut. Buang-buang tenaga.
Adara juga melihat anak-anak sok dari keluarga bangsawan yang dengan penuh rasa bangga berhasil masuk Slytherin. Juga seseorang tersortir masuk Gryffindor dan langsung menghebohkan seisi Great Hall. Bahkan sebelum penyortiran asrama pun, Adara sudah dengar nama anak ini lebih dari 16 kali. Dan dengan begitu, anak-anak Gryffindor langsung dengan bangga berteriak, "kita mendapat Potter!"
Wow, spesial sekali mungkin si Potter itu. Adara berpikir sarkastik. Dunia tak lagi menarik, ia hanya perlu membuat hal menarik itu sendiri. Apapun dapat menjadi lelucon baginya, dengan begitu ada sedikit warna yang masuk dalam hidupnya.
Tapi andaikan Adara tahu saat itu, bahwa beberapa bulan setelahnya anak yang amat dispesialkan itu mengalahkan abdi Voldemort dan menggagalkan rencananya untuk menggunakan batu bertuah, maka lelucon itu tak akan selalu memenuhi benaknya setiap mendengar nama Harry Potter.
Anak itu betulan semakin terkenal setiap tahunnya. Adara sempat berhenti di tahun ketiganya, tapi kabar tentang si Potter selalu terdengar.
Betulan, dia merupakan betuk dari kata 'ancaman' bagi Adara.
*
YOU ARE READING
Miss No-Surname | Harry Potter Fanfiction
FanfictionSelama apapun seseorang mengalami penderitaan, tentulah selalu ada harapan untuk kembali bertemu bahagia di sela-sela hari yang terus berulang dan selalu terkesan kosong. Setidaknya itulah yang dismpulkan Adara selama hidup 16 tahun hanya sebagai 'p...